Suara Kasih: Berkumpulnya Para Anggota TIMA
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News Judul Asli: Berkumpulnya Para Anggota TIMA Para anggota TIMA berkumpul bersama pada hari Perayaan Kue Bulan Mengobati penyakit sekaligus menyelamatkan dunia Hati yang jernih bagai bulan purnama Mendayung perahu Dharma demi membebaskan makhluk dari penderitaan
.
| |||
Tanggal 22 September lalu adalah hari Perayaan Kue Bulan. Saya mengucapkan kepada setiap orang dan setiap keluarga di dunia ini, selamat merayakan Perayaan Kue Bulan. Beberapa hari ini saya dipenuhi rasa syukur. Para anggota TIMA dari berbagai negara, latar belakang keluarga, serta budaya yang berbeda berkumpul di Taiwan untuk mengadakan konferensi TIMA di Aula Jing Si di Hualien. Mereka memiliki hati yang sama dengan Buddha dan setiap orang mengemban misi yang sama. Inilah ikrar luhur para dokter, yakni bersatu hati untuk mengobati penyakit dan batin manusia, serta melindungi bumi pertiwi. Kini penyakit tak hanya ada di tubuh manusia, melainkan juga berkaitan erat dengan iklim di bumi. Iklim dan udara pun telah tercemar oleh penyakit. Kita dapat melihat para dokter pun turut memerhatikan kondisi iklim dengan mengimbau setiap orang agar dapat mawas diri, berhati tulus, dan menjalani pola hidup vegetarian. “Saya hanya dapat mengobati pasien. Namun, untuk mengobati bumi saya harus mengimbau para pasien untuk menjalani pola hidup vegetarian agar setiap pasien dapat menjadi dokter bagi bumi ini. Dengan bervegetarian, kita dapat hidup sehat dan melindungi bumi,” kata dokter Lim.
| |||
| |||
Ia tak hanya mengimbau pasiennya untuk bervegetarian, namun ia sendiri pun sangat bertekad untuk bervegetarian. Jadi, para dokter memiliki ikrar luhur untuk mengobati penyakit dan batin pasien, serta melindungi bumi. Inilah cara menyelamatkan kehidupan dan bumi yang sesungguhnya. Bukankah para dokter dari 23 negara yang kini berada di Aula Jing Si mengemban misi yang sama? Misi mereka di dunia adalah menyelamatkan bumi dan kehidupan karena mereka sangat menghormati kehidupan dan tak tega melihat penderitaan orang lain. Lihatlah para dokter senantiasa mengadakan baksos kesehatan di tempat-tempat terpencil bagi warga yang tak dapat pergi ke rumah sakit karena kesulitan transportasi, kekurangan uang untuk biaya transportasi, maupun membayar biaya pengobatan. “Karena mereka tak dapat datang, maka kami yang akan pergi,” jelas seorang dokter Tak peduli betapa jauhnya, mereka akan tetap pergi. Inilah yang dilakukan oleh para dokter di negara mana pun mereka berada. Tak hanya di daerah terpencil, mereka juga menyeberangi lautan untuk mengadakan baksos kesehatan. Contohnya, para anggota TIMA Taiwan juga sering mengadakan baksos kesehatan di beberapa pulau. Baik di Penghu, Kinmen, dan lain-lain, kita dapat melihat para anggota TIMA mengadakan baksos kesehatan. Ada pula baksos yang diadakan di luar negeri. Di mana pun bencana terjadi, para anggota TIMA akan segera bergerak untuk memberi penghiburan dan mengobati orang-orang yang sakit. Para dokter terampil mendiagnosis penyakit dan memahami berbagai jenis obat untuk mengobati pasien dan memberi mereka kebahagiaan. Jadi, para dokter bagaikan Buddha hidup. Yang terpenting bagi manusia adalah kehidupan. Kehidupan yang sehat merupakan berkah. Namun, di dunia ini terdapat fase lahir, tua, sakit, dan mati. Inilah empat fase dalam kehidupan. Ada kelahiran, pasti ada usia tua. Jika dapat hidup sehat hingga tua, ini merupakan berkah. Yang menyedihkan adalah ada orang terlahir dengan penyakit bawaan, cacat, atau lahir di keluarga kurang mampu. Orang yang memiliki berkah dapat bertemu dengan penolong hidupnya, yakni para dokter. | |||
| |||
Namun, para anggota TIMA tetap memberikan pelayanan medis tanpa meminta bayaran sepeser pun. Untuk mengobati penyakit yang berat ini, diperlukan pandangan kesetaraan dan rasa hormat. Mereka sungguh merupakan tabib agung yang menyembuhkan fisik dan batin pasien. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya. Di antara anggota TIMA yang datang kali ini, terdapat beberapa dokter yang datang dari tempat jauh, yakni Paraguay. Untuk tiba di Taiwan, mereka menempuh perjalanan sekitar 50 jam. Mereka sekeluarga terdiri dari 8 orang yang mendedikasi diri untuk mengemban misi Tzu Chi. Kali ini dr. Meza membawa serta menantunya. Ia sendiri telah mengikuti konferensi TIMA selama 4 tahun berturut-turut. Saya sungguh tersentuh melihatnya, Kali ini saya sangat berterima kasih kepada para relawan dari Taichung yang telah bertanggung jawab dalam mempersiapkan konferensi TIMA kali ini. Sejak tanggal 17 September, mereka telah berkumpul di Hualien. Lihatlah, karena Topan Fanapi, banyak perubahan yang terjadi. Namun, setiap orang tetap bekerja sama dalam keharmonisan, bersumbangsih dengan penuh sukacita, dan bekerja keras di tengah perubahan yang terjadi. Mereka melakukan semua ini agar dapat meninggalkan kesan yang dalam bagi para anggota TIMA dan saya pun dapat tenang. Inilah harapan mereka. Saya sungguh berterima kasih atas kontribusi mereka. Kali ini ada banyak orang yang membantu dalam mempersiapkan acara ini sehingga segala rintangan dapat teratasi. Semoga setiap orang dapat menggunakan hal-hal yang mereka pelajari untuk meringankan penderitaan makhluk hidup di seluruh dunia. Ini sungguh merupakan pahala tak terhingga. Terima atas kerja sama kalian yang penuh keharmonisan. Pada tanggal 15 bulan 8 Imlek, bulan purnama sangat terang. Hal ini hanya terjadi setahun sekali. Saya berharap di dalam hati setiap orang terdapat sebuah bulan yang senantiasa bersinar dan bulat tanpa cela. Inilah doa yang paling saya harapkan. Diterjemahkan oleh: Lena | |||