Suara Kasih: Bersatu dengan Buddha

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

 

 

Judul Asli:

Bersatu dengan Buddha

Dengan menyucikan hati,kita bisa bersatu dengan Buddha
Bersyukur atas ketenteramandengan mengasihi bumi
Anak kecil membangkitkan welas asih dan mensosialisasikan pola hidup vegetaris
Menjaga pikiran dengan baik agar tidak menyimpang

Insan Tzu Chi sibuk dari awal tahun hingga akhir tahun. Pada akhir tahun menjelang Tahun Baru Imlek, mereka masih tetap bekerja. Mereka selalu memanfaatkan waktu yang ada untuk melakukan hal yang bermakna. Selain itu, beberapa hari ini, mereka juga mengikuti kebaktian Sutra Bunga Teratai. Dari Sutra Makna Tanpa Batas hingga Sutra Bunga Teratai, setiap isi Sutra membimbing kita untuk menapaki Jalan Bodhisattva. Jika kita tekun melatih diri dan segera menyucikan diri, maka saat itu kita bersatu dengan Buddha. Jika pikiran kita menyimpang sedikit saja dan penuh dengan kotoran, maka kita akan terpisah sangat jauh dari Buddha.

Alam semesta ini sangat luas. Dari tayangan berita kemarin, bukankah kita telah melihat sebuah asteroid dari angkasa luar melintas dekat bumi? Asteroid itu melewati bumi. Kita sungguh harus bersyukur karena asteroid itu tidak meledak atau menimbulkan efek apa pun. Asteroid itu hanya melintas dekat bumi dan tidak bertabrakan dengan satelit maupun bumi. Hanya meteor yang melintasi Rusia yang meledak di langit. Dengan kebijaksanaan-Nya, lebih dari 2.000 tahun silam, Buddha sudah memberi tahu kita bahwa jumlah dunia di alam semesta tidaklah terhitung. Saking banyaknya dunia di alam semesta ini, jumlahnya tidak dapat diungkapkan dengan angka. Mengenai istilah “dunia”, llmu pengetahuan saat ini telah membuktikan kepada kita bahwa bulan memiliki dunia sendiri, begitu pula dengan Planet Merkurius dan Mars.

Tata surya kita saja memiliki 8 planet. Semuanya memiliki dunia masing-masing, terlebih lagi, yang di luar tata surya kita. Berhubung tinggal di bumi, kita harus memanfaatkan waktu setiap hari dalam kehidupan kita dengan baik untuk menjalankan kewajiban kita sebagai manusia serta menjalani kehidupan di bumi dengan penuh rasa syukur. Jika kita membangkitkan niat buruk, maka pergolakan dalam masyarakat akan tercipta.

Batin manusia yang tidak seimbang mengakibatkan kondisi iklim menjadi tidak selaras dan menciptakan ketidaktenteraman dalam masyarakat sehingga orang tidak bisa hidup dengan normal. Karena itu, kita harus menyelaraskan pikiran kita dengan sebaik mungkin. Dari tayangan berita di Da Ai TV, kita bisa melihat insan Tzu Chi di Malaysia menyebarkan ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi di sana dengan penuh kesungguhan hati.

Lebih dari 3 tahun silam, mereka membawakan pementasan Sutra Makna Tanpa Batas di Penang. Lalu, pementasan serupa pun mulai digelar di seluruh Malaysia. Kini, pementasan adaptasi Sutra  kembali digelar di Penang. Para tamu yang pernah menghadiri pementasan di Penang tiga tahun silam tahun ini juga turut berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra. Baik relawan tua maupun muda, mereka semua bisa menerima ajaran yang diajarkan. Bahkan anak kecil juga memahami tujuan bervegetaris. Ada murid kelas satu dan kelas tiga SD yang berpartisipasi dalam pementasan itu. Lebih dari 3 tahun silam, mereka adalah murid di TK Tzu Chi. Berkat kesungguhan hati para guru dalam mendidik, sifat hakiki anak yang murni pun terbangkitkan dan bisa dipertahankan hingga sekarang.

“Semoga dunia terbebas dari bencana. Saya berdoa semoga Kakek tidak makan daging lagi. Saya berdoa semoga setiap orang bisa tahu bersyukur, penuh pengertian, dan toleran. Amitabha.” Dia berkata bahwa saat hewan dibunuh, ia juga merasa sakit. “Saya bervegetaris bersama mereka di rumah.” Hong-qi tak hanya bervegetaris sendiri, tetapi dia juga membimbing orang lain termasuk teman sekelasnya untuk bervegetaris bersama. Saya ingat saat dia berkunjung tahun lalu, saya bertanya kepadanya, “Bagaimana kamu membimbing mereka bervegetaris?” Dia menjawab, “Saya berkata kepada teman sekelas saya bahwa janganlah menjadikan  perut kalian sebagai kuburan.” Saya kembali bertanya padanya, “Mengapa disebut sebagai kuburan?” Dia menjawab, “Karena mereka memasukkan bangkai ke dalam perut.” Lihatlah, anak sekecil itu bisa memahami makna bervegetaris dengan jelas. Yang lebih mengagumkan lagi adalah dia telah berjanji dengan seorang relawan dari Taiwan untuk terus bervegetaris.

Setelah relawan tersebut kembali ke Taiwan, mereka terus berkomunikasi. Saat relawan itu ikut wajib militer, mereka tetap masih berhubungan. Mereka selalu berkomunikasi melalui telepon maupun komputer. Ini semua berkat kesungguhan hati insan Tzu Chi dalam membawa ajaran Jalan Bodhisattva yang terdapat dalam Sutra Makna Tanpa Batas dan Sutra Bunga Teratai  dari Taiwan ke Malaysia demi membimbing orang-orang di sana. Sesungguhnya, isi Sutra sangatlah dalam. Akan tetapi, dengan berbagai metode adaptasi kini kita bisa mendengar, melihat, melafalkan, bahkan mementaskan isi Sutra. Dengan berbagai metode ini, orang-orang bisa memahami bahwa peran yang kita lakoni pada kehidupan ini bergantung pada jalinan jodoh baik maupun buruk yang kita ciptakan pada kehidupan lampau. Berhubung kita semua berjodoh, kini kita bisa berkumpul dalam dunia Tzu Chi, bisa mempelajari Dharma bersama, saling mendampingi, dan saling mendukung.

Kita harus lebih menghargai jalinan jodoh ini. Jika kita menghadapi berbagai kesulitan dalam hidup, kini setelah mendengar Dharma dan memahami bahwa semua itu adalah akibat perbuatan kita pada kehidupan lampau, kita harus menerimanya dengan sukarela. Kita harus menggunakan tutur kata yang lembut dan mimik muka yang baik untuk mengubah jalinan jodoh buruk menjadi jalinan jodoh baik. Buddha berkata bahwa segala sesuatu yang berwujud di dunia ini akan mengalami fase pembentukan, keberlangsungan, kerusakan, dan kehancuran. Bahkan planet dan bintang pun mengalami fase pembentukan, keberlangsungan, kerusakan, dan kehancuran. Pikiran kita juga mengalami fase timbul, berlangsung, berubah, dan lenyap. Saat kita membangkitkan niat baik dan ikrar luhur, bisakah kita mempertahankannya selamanya? Hakikat murni pikiran tidak pernah berubah, tidak seperti tubuh yang mengalami fase lahir, tua, sakit, dan mati. Singkat kata, kita harus memanfaatkan waktu setiap hari dengan sebaik mungkin. Prinsip kebenaran sangat dalam. Tidaklah mudah bagi kita untuk membabarkannya hingga orang lain benar-benar memahami. Meski demikian, harap kalian bersungguh hati selalu. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou )

 
 

Artikel Terkait

Akhir Tahun Ajaran yang Menyenangkan

Akhir Tahun Ajaran yang Menyenangkan

30 Mei 2017
Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan di akhir tahun pelajaran 2016/2017 pada Minggu, 28 Mei 2017. Berbeda dari kelas sebelumnya, kali ini siswa tidak menerima penyampaian materi melainkan hanya berbagi kisah sesama siswa.
Bersyukur Atas Apa Yang Kita Miliki

Bersyukur Atas Apa Yang Kita Miliki

24 April 2019

Untuk mengajari anak-anak Jingsi Ban (Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen) agar belajar bersyukur atas apa yang mereka miliki, mereka diajak berkunjung ke YAPENTRA. YAPENTRA yang berada di Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara adalah yayasan yang memberikan pendidikan dan pelatihan kepada disabilitas netra yaitu mereka yang penglihatannya terganggu.

Keluarga-Keluarga Bahagia di Tzu Chi

Keluarga-Keluarga Bahagia di Tzu Chi

15 Januari 2020

Sharing pengalaman dan kesan mendalam yang dirasakan beberapa pasangan relawan di acara Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019. Semenjak bergabung menjadi satu keluarga dalam Tzu Chi, mereka mengalami banyak perubahan yang baik dan mendalam.

Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -