Suara Kasih: Bersumbangsih Tanpa Menyerah

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
.
 

Judul Asli:

 

Senantiasa Menyucikan Batin dan Bersumbangsih Tanpa Menyerah

      

Batin manusia yang ternoda  menciptakan masalah bagi masyarakat
Seorang anak kecil membunuh ayahnya sendiri
Mensosialisasikan konsep pelestarian lingkungan di sebuah pulau kecil
Senantiasa membantu warga kekurangan dan mengadakan baksos kesehatan

Kini kondisi cuaca di Amerika Serikat seperti kembali pada kondisi cuaca saat musim dingin. Kondisi iklim sungguh tidak selaras. Di samping kondisi iklim yang tidak selaras, pikiran manusia jauh lebih tidak selaras. Beberapa hari yang lalu, di Saudi Arabia ada seorang anak yang berusia 4 tahun 7 bulan meminta ayahnya keluar rumah untuk membeli seperangkat mainan PS3. Akan tetapi, pada sore harinya, saat melihat ayahnya kembali ke rumah dengan tangan kosong, anak itu sangat marah. Saat berada di puncak kemarahan, dia mengambil pistol ayahnya yang berada di atas meja, lalu menembak kepala sang ayah. Dia melakukan hal itu untuk menunjukkan kemarahannya. Melihat berita seperti itu, saya sungguh merasa khawatir.  

Buddha berkata bahwa pada Era Kemunduran Dharma atau Kalpa Kerusakan, yaitu pada masa kita sekarang ini, batin manusia akan berubah dan mengalami kemerosotan moralitas. Akibatnya, manusia akan saling bertikai dan anak muda akan membangkang terhadap orang tuanya. Saya sungguh khawatir melihatnya. Karena itu, kita harus segera membimbing orang untuk kembali pada hakikat yang murni dan tanpa noda. Selain itu, kita juga harus menghindari kejahatan dan senantiasa meningkatkan kewaspadaan. Setiap orang harus menghindari kejahatan dan memperbanyak kebajikan.  

Karma kolektif semua makhluk sangatlah menakutkan. Kita harus menciptakan karma baik kolektif, jangan menciptakan karma buruk kolektif. Karma baik dan karma buruk, semuanya adalah hasil perbuatan kita. Kita harus lebih banyak menciptakan berkah agar hubungan antarsesama dan setiap keluarga bisa harmonis. Jika masyarakat hidup harmonis, barulah dunia bisa bebas dari bencana. Ini semua bergantung pada manusia. Sungguh, pada kehidupan di dunia ini, janganlah kita menciptakan karma buruk dan membangkitkan noda batin. Pemahaman, pemikiran, dan pandangan yang menyimpang, semuanya timbul dari kegelapan batin dan noda batin. Noda batin timbul dari dalam pikiran kita.  

Permainan elektronik mengakibatkan anak-anak masuk ke dalam dunia khayalan dan dunia penuh kebodohan. Bahkan banyak orang dewasa yang menghabiskan waktu untuk bermain permainan elektronik sehingga batin mereka pun mulai menyimpang. Akibatnya, secara perlahan-lahan pola hidup masyarakat semakin tidak teratur sehingga antarmanusia mulai tercipta hubungan cinta, benci, dendam, dan lainnya. Kini lingkaran hukum sebab akibat akan semakin jelas terlihat oleh kita. Lingkaran hukum sebab akibat ini semakin lama semakin menakutkan. Karena itu, kita harus melepas rasa dendam dan tidak menciptakan dendam. Kita sungguh harus membimbing orang untuk menyelaraskan pikiran sejak kecil.

Lihatlah tayangan yang menghangatkan hati di Amerika Serikat. Samoa Amerika adalah sebuah pulau kecil di Samudera Pasifik. Gempa bumi dahsyat yang terjadi pada tahun 2009 lalu menghancurkan seluruh Samoa Amerika. Selain gempa bumi, juga terjadi tsunami yang menghancurkan tempat wisata setempat. Selain itu, tempat itu juga penuh dengan sampah. Pada tahun 2010, pejabat pemerintah Samoa Amerika berkunjung ke Griya Jing Si. Mereka berharap Tzu Chi bisa berbagi cara bagaimana memulihkan kondisi pulau mereka. Karena itu, insan Tzu Chi Amerika Serikat berangkat ke sana untuk berbagi tentang konsep pelestarian lingkungan Tzu Chi serta mengajarkan mereka cara melakukan daur ulang. Semoga para warga di pulau itu bisa sungguh-sungguh menghargai sumber daya alam dan memahami cara mendaur ulang barang. Meski mereka berada di pulau yang kecil, namun asalkan ada niat, maka tiada yang sulit dilakukan.  

Kita juga dapat melihat insan Tzu Chi di Filipina mengadakan pembagian bantuan kepada warga dan bantuan dana pendidikan kepada anak-anak. Lebih dari 600 keluarga menerima bantuan dari Tzu Chi. Saya juga sangat berterima kasih kepada para anggota TIMA yang pergi ke sana untuk mengadakan penyuluhan kesehatan mata. Inilah sumbangsih penuh kesungguhan hati dan cinta kasih. Inilah keindahan di dunia. Dengan saling memerhatikan, barulah masyarakat akan dipenuhi berkah. Kita juga dapat melihat Vietnam. Peraturan pemerintah Vietnam sangat ketat. Karena itu, belasan tahun lalu, insan Tzu Chi mengemban misi amal di sana dengan tidak mudah. Pertemuan yang terdiri dari lebih dari 3 orang akan mengundang perhatian pemerintah setempat. Akan tetapi, kekuatan cinta kasih membuat insan Tzu Chi pantang menyerah. Selama hampir 20 tahun ini, mereka terus bersumbangsih tanpa menyerah hingga akhirnya mendapat pengakuan.  

Di Kota Ho Chi Minh, insan Tzu Chi mendapat penghargaan sebagai salah satu organisasi yang bersahabat. Cinta kasih insan Tzu Chi selama beberapa tahun ini telah mulai bersinar di sana. Pelita batin yang menyala telah menjadi penerang jalan bagi warga yang hidup menderita. Kini banyak benih-benih relawan di sana telah bertunas dan bertumbuh. Banyak anak muda setempat mulai terinspirasi. Mereka mencurahkan perhatian kepada lebih dari 40 keluarga penerima bantuan jangka panjang. Mereka juga membimbing anak-anak untuk belajar dengan giat, berbakti kepada orang tua, dan senantiasa bersyukur. Selain memberikan bantuan materi, insan Tzu Chi juga berbagi prinsip kehidupan kepada anak-anak. maupun tidak berwujud, semuanya terus kita lakukan demi membantu lebih banyak orang.  

Kini pemerintah Vietnam mulai merasakan Tzu Chi bersumbangsih tanpa ada niat politik dan tanpa mengharapkan pamrih. Semuanya dilakukan karena sebersit niat yang sederhana. Karenanya, kini kita bias mengadakan baksos kesehatan dan pembagian barang bantuan dengan leluasa. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya. Inilah arah hidup yang benar. Setiap orang pada dasarnya memiliki hakikat yang murni dan jernih. Ketulusan dan kebajikan hati setiap orang untuk saling membantu sungguh menciptakan kehidupan yang indah.  

Dokter pengobatan tradisional ini sudah berusia 90-an tahun. Kini setiap kali Tzu Chi mengadakan baksos kesehatan, dia selalu turut berpartisipasi. Dia masih bisa bersumbangsih. Pada kehidupan di dunia ini, bisa bersumbangsih bagi orang lain adalah kehidupan yang paling bermakna. Baiklah. Singkat kata, pada zaman sekarang ini, dari batin anak kecil yang menakutkan dan dokter berusia 90-an tahun yang masih berusaha melindungi kehidupan, kita sungguh dapat melihat makna kehidupan yang berbeda. Kondisi batin manusia pada masa sekarang telah ternoda. Melihat batin anak-anak telah ternoda oleh lingkungan masyarakat, saya sungguh merasa tidak berdaya. Baiklah. Singkat kata, kita harus memanfaatkan waktu dengan baik untuk membangkitkan cinta kasih dan menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia. Diterjemahkan oleh: Laurencia Lou.

 
 

Artikel Terkait

Gigi Sehat di Balik Senyuman Siswa-siswi SD Eka Tjipta SLNE

Gigi Sehat di Balik Senyuman Siswa-siswi SD Eka Tjipta SLNE

13 November 2018

Relawan Tzu Chi di Xie Li Kalimantan  Tengah 4 menggelar penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan yang dilaksanakan di SD Eka Tjipta SLNE tersebut menyasar siswa-siswi kelas 1 dan 2. Dibantu oleh Dokter, 18 relawan memulai kegiatan dengan melakukan penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut.

Relawan Tiga Generasi

Relawan Tiga Generasi

19 Mei 2009 Menurut Sui Lian, selama ia menjalani aktivitas daur ulang dan menyempatkan diri untuk menjelaskan tujuan dari usaha daur ulang kepada orang-orang di sekitar tempat tinggalnya, ini ternyata membuat ibu Cici yang tinggal dekat tempat bimbingan belajar turut bersimpati dan mau membantunya. “Biasanya kalau saya telat ngambil suka diambilin sama dia, karena sampahnya di samping (rumah) dia,” terang Sui Lian.
Melatih Niat Baik Pada Celengan Bambu

Melatih Niat Baik Pada Celengan Bambu

17 Maret 2021

Minggu, 14 Maret 2021, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan pengumpulan celengan cinta kasih di jalan Nusantara. Ada 17 orang relawan yang mengikuti kegiatan ini.

Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -