Suara Kasih : Bersumbangsih Tanpa Pamrih
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
Bersumbangsih demi meringankan penderitaan sesama | ![]() | ||
Setiap orang bertanggung jawab atas bencana yang terjadi. Kita dapat mewujudkannya melalui tindakan yang sederhana seperti melakukan daur ulang dan bervegetarian. Lihatlah, insan Tzu Chi di seluruh dunia bekerja sama untuk membantu warga Jepang. Dengan hati Buddha, mereka menghimpun cinta kasih dari berbagai komunitas demi membantu warga Jepang. Setelah mengenal Dharma, kita harus menyelaraskan hati dan pikiran. Setiap orang memiliki hati yang lembut dan berbicara dengan suara yang lemah lembut. Kita dapat melihat bahwa insan Tzu Chi di setiap negara senantiasa menyelaraskan hati dan pikiran. Selain itu, mereka juga mewujudkannya dalam tindakan. Mereka senantiasa melatih kelemahlembutan dalam berbicara maupun berperilaku. Pelatihan ini memerlukan waktu yang lama dan tidak dapat dicapai dalam waktu yang singkat. Selama waktu yang lama ini, kita harus menjaga pikiran dan mewujudkannya dalam tindakan. Sungguh, kita harus melatih ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Kita harus melakukannya dengan tulus serta penuh kelemahlembutan dan cinta kasih tanpa pamrih. | |||
| |||
Setiap orang hendaknya memiliki niat baik dan bersumbangsih sesuai kemampuan. Kita harus senantiasa memiliki cinta kasih universal yang tanpa pamrih. Dengan demikian, kita akan selalu dipenuhi sukacita. Hendaknya kita bersumbangsih tanpa pamrih. Kalian harus tahu bahwa penderitaan manusia yang terbesar adalah saat mereka memiliki nafsu keinginan. Dengan bersumbangsih tanpa pamrih, hati kita akan senantiasa diliputi sukacita. Janganlah kita mementingkan siapa yang memberi, siapa yang diberi, maupun barang bantuan apa yang diberikan. Janganlah kita menyombongkan diri dan berpikir, "Saya mampu membantu orang lain." Pemikiran seperti ini akan membuat kita menjadi sombong dan menimbulkan kekotoran batin. Janganlah kita berbuat demikian. Kita harus bersumbangsih tanpa pamrih dan merendahkan diri. Insan Tzu Chi di Malaysia juga menerima surat himbauan yang saya tujukan kepada insan Tzu Chi di seluruh dunia agar bekerja sama dalam menggalang doa dan cinta kasih bagi korban bencana di Jepang. Karena insan Tzu Chi senantiasa menjalankan 4 misi Tzu Chi dalam komunitas, maka kali ini para warga pun turut berpartisipasi untuk membantu korban bencana di Jepang. Banyak perusahaan, pasar, dan pertokoan yang mengundang insan Tzu Chi untuk mengadakan penggalangan dana di tempat mereka. Beberapa rumah sakit juga mengundang insan Tzu Chi untuk menggalang dana di rumah sakit mereka. Hal ini sungguh menyentuh. Inilah harapan dunia. Dunia membutuhkan kekuatan cinta kasih. Dengan cinta kasih, kita dapat melindungi bumi dan semua makhluk, juga dapat saling berinteraksi dengan harmonis dan damai. | |||
| |||
Kita juga dapat melihat para siswa dari Taman Kanak-anak Tzu Chi yang turun ke jalan untuk turut menggalang dana. Ada seorang anak yang menolak ajakan orang tuanya untuk pergi bertamasya. "Kenapa kamu tidak mau pergi tamasya?" tanya gurunya. Anak itu menjawab, "Karena besok saya ingin menggalang dana di pasar." Lihatlah, anak sekecil ini sudah mengerti untuk melakukan hal yang benar. Ia memilih menggalang dana dari pada pergi bertamasya. Buddha berkata bahwa berapa pun usia seseorang, benih kebuddhaan yang tak timbul dan tak lenyap ada dalam dirinya. Benih ini selalu ada dalam diri setiap orang. Setiap orang memiliki hati Buddha. Yang kita perlukan adalah lingkungan dan kesempatan untuk membangkitkannya. Semoga para korban bencana di Jepang dapat segera membangun kembali kehidupannya. Bukankah cinta kasih seperti ini merupakan harapan bagi dunia? Inilah cara kita menerangi dunia dengan cinta kasih universal. Saya sungguh berterima kasih kepada insan Tzu Chi di seluruh dunia yang terus mendukung warga Jepang dan menginspirasi semua orang untuk bersumbangsih dengan penuh cinta kasih. Setiap hari saya mengungkapkan rasa syukur saya yang tak terhingga. Semoga setiap orang dapat senantiasa bersyukur. Rasa syukur ini harus senantiasa ada dalam hati kita. Banyak sekali kisah yang ingin saya bagi dengan kalian. Namun, karena keterbatasan waktu, saya berharap kalian dapat lebih sering menyaksikan Da Ai TV dan melihat banyak kisah menyentuh. Ini semua adalah sejarah Tzu Chi. | |||
Artikel Terkait
Gotong Royong Membersihkan Lingkungan Rusun
03 April 2018Mengawali bulan April, tepatnya Minggu pagi, 1 April 2018, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 kembali melakukan kegiatan pendidikan di Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke, Jakarta Utara. Kali ini relawan menggerakkan anak-anak dan sejumlah warga untuk membersihkan lingkungan.

Kamp Pelatihan Komite 2024: Lima Bodhisatwa, Lima Kisah yang Penuh Makna
12 Maret 2024Dengan tema Ketulusan dan Kasih Sayang Diwariskan dari Generasi ke Generasi, talk show yang dipandu Hok Lay mengundang lima relawan yang telah mengemban berbagai tanggung jawab dalam kerelawanan.
Warga Terdampak Tsunami Menanti Rumah Layak
20 Februari 2019Pembangunan rumah relokasi adalah salah satu solusi tepat untuk memulihkan masyarakat yang terdampak bencana tsunami agar tidak berkepanjangan. Saat ini, satu bulan lebih sudah warga korban tsunami Selat Sunda masih tinggal di tenda pengungsian, karena rumah mereka roboh ataupun rusak berat.