Suara Kasih: Bervegetaris demi Menjaga Kesehatan

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

 

 

Judul Asli:

Bervegetaris demi Menjaga Kesehatan dan Melindungi Makhluk Hidup

Wabah penyakit bersumber dari perbuatan manusia
Bervegetaris bisa menjaga kesehatan tubuh dan melindungi makhluk hidup
Mengenang bantuan Tzu Chi saat merebaknya wabah SARS
Mewaspadai bahaya kebakaran saat perayaan Hari Cengbeng

Saudara sekalian, siaran berita belakangan ini terus melaporkan tentang flu burung H7N9. Setiap media massa memuat berita utama tentang virus ini. Bahkan siaran berita televisi juga terus melaporkan perkembangannya. Saya rasa dalam kehidupan sehari-hari, kita sungguh harus mengintrospeksi diri. Sesungguhnya, kita sering melihat berita tentang flu burung, tetapi manusia gampang melupakannya. Sepuluh tahun lalu, wabah SARS sudah pernah terjadi, tetapi orang-orang melupakannya dengan cepat.

Sepuluh tahun lalu, wabah SARS mulai merebak di Tiongkok. Demi mencegah kepanikan publik, informasi ini tidak dipublikasikan. Hingga pada bulan Februari 2003, sebuah keluarga di Hong Kong mengadakan pesta pernikahan dan dihadiri oleh kerabatnya yang datang dari Tiongkok. Sejak saat itulah, wabah SARS mulai merebak ke seluruh Asia dan Eropa. Virus itu menyebar dengan cepat. Beberapa waktu kemudian, Rumah Sakit Hoping di Taipei pun dikarantina akibat wabah SARS. Selain tim medis dan pasien dilarang meninggalkan rumah sakit, orang yang menjenguk pasien juga dilarang keluar masuk rumah sakit. Orang-orang yang menjenguk pasien sama sekali tidak membawa baju ganti dan tidak melakukan persiapan apa pun, mereka tiba-tiba diisolasi begitu saja.

Saat itu, kita segera mengadakan rapat untuk mencari tahu bagaimana cara menyalurkan barang kebutuhan harian, seperti pakaian dalam, baju ganti, dan barang lain yang mereka butuhkan. Berhubung khawatir orang yang diisolasi di dalam rumah sakit ketinggalan informasi di luar, kita juga mengirimkan radio kecil untuk mereka. Selama masa-masa itu, kita terus mengadakan rapat darurat sekaligus mengeluarkan pengumuman untuk meminta semua insan Tzu Chi agar meningkatkan kewaspadaan dan berusaha segenap tenaga untuk membantu orang-orang yang akan masuk ke rumah sakit serta membantu orang-orang yang ada di luar rumah sakit untuk mendaftarkan bantuan yang diperlukan oleh kerabatnya di dalam.

Setelah itu, kita akan berkomunikasi dengan pihak rumah sakit. Jadi, dengan sigap, kita mendirikan sebuah posko pelayanan di luar Rumah Sakit Hoping untuk menyediakan makanan hangat, minuman, dan lain sebagainya. Juga agar orang-orang yang ada di luar RS bisa mendaftarkan bantuan yang diperlukan oleh keluarga atau kerabatnya di dalam RS. Saat itu, setiap orang sangat khawatir dengan SARS, namun insan Tzu Chi tetap berada di garis depan untuk memberikan bantuan. Mereka bahkan berkumpul di depan RS Hoping dan mengajak orang-orang untuk berdoa bersama.

Selain itu, di kantor Tzu Chi Kaohsiung yang lama, seorang pemilik pabrik garmen meminjamkan dan memindahkan seluruh mesin di pabriknya ke kantor cabang kita. Kita juga membuat alur produksi. Seorang pengusaha tekstil juga menyediakan kain anti bakteri. Akhirnya, kita berhasil memproduksi 12.000 helai baju steril untuk disalurkan ke seluruh RS di Taiwan. Mengingat masa-masa itu, bantuan insan Tzu Chi sungguh membuat orang tersentuh. Para insan Tzu Chi di Taiwan bergerak secara serentak karena setiap orang memiliki cinta kasih yang berlimpah. Ini sungguh memecahkan Rekor Dunia Guinness. Ini adalah sejarah Tzu Chi yang patut kita kenang.

Belakangan ini, saya sering mengulas kembali setiap kisah lama perjalanan Tzu Chi. Selama 10 tahun ini, mungkin insan Tzu Chi sudah bertambah banyak. Orang yang belum merasakan dan belum mengetahui sejarah ini masih banyak. Banyak sejarah perjalanan Tzu Chi yang harus kita pelajari lagi. Wabah penyakit yang kita lihat sekarang ini sesungguhnya berasal dari gaya hidup manusia yang tidak disiplin dan selalu bertindak sesuka hati. Ini sungguh mengkhawatirkan. Di dalam Sutra Ksitigarbha disebutkan bahwa pada era kemunduran Dharma, wabah penyakit akan terjadi berulang kali. Kita semua sungguh harus meningkatkan kewaspadaan.

Sesungguhnya, yang terpenting adalah kebersihan setiap individu. Kita harus menjaga kebersihan masing-masing dan sanitasi di tempat-tempat umum.

Saya ingin memberi tahu kalian bahwa cinta kasih insan Tzu Chi sungguh membuat orang tersentuh, namun kita tetap harus menjaga diri dengan baik. Saat kita ingin membantu orang lain membersihkan rumah, ingatlah untuk membawa bubuk pemutih. Larutkan bubuk pemutih dengan air dan semprotkan ke sekeliling rumah terlebih dahulu agar saat kegiatan pembersihan, debu-debu tidak beterbangan. Adakalanya, debu sudah tercampur dengan kotoran tikus atau kotoran burung. Karena itu, kita harus mengambil tindakan pencegahan. Ingatlah untuk menyemprotkan cairan pemutih dahulu, juga harus memakai masker. Saat kegiatan pembersihan, kalian harus memakai sarung tangan. Saat menjadi relawan di rumah sakit, kalian juga harus memakai sarung tangan dan masker serta harus rajin mencuci tangan. Tindakan-tindakan ini harus dilakukan. Harap setiap orang selalu mawas diri. Dalam melakukan segala sesuatu, kita harus menjaga diri dengan baik. Saya harap setiap orang bisa melakukannya. Selain itu, kita juga harus menjaga sanitasi tempat-tempat umum.

Bodhisattva sekalian, penyakit bersumber dari makanan. Kini, di Shanghai, banyak orang yang mengimbau sesama untuk lebih banyak mengonsumsi. Janganlah kita mengonsumsi daging ayam, bebek, babi, dan lain-lain. Mereka juga mensosialisasikan pola makan vegetaris. Kita juga melihat perayaan Hari Cengbeng. Sesungguhnya, kita bisa berziarah ke makam leluhur kapan saja, bukan hanya pada Hari Cengbeng. Pada hari-hari biasa, kita juga bisa berziarah dan membersihkan makam leluhur kita. Kita bukan hanya bisa berziarah pada ini sehingga tidak perlu berdesak-desakan dengan orang lain. Selain itu, janganlah kita membakar kertas sembahyang karena itu sangatlah berbahaya. Harap setiap orang bisa meningkatkan kewaspadaan dan lebih bersungguh hati. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia )

 
 

Artikel Terkait

Tak Ingin Sekadar Diberi

Tak Ingin Sekadar Diberi

29 Juli 2020

Bambang Haryanto (60) merupakan seorang penginjil yang menjadi penerima bantuan Tzu Chi. Ia menerima bantuan biaya hidup, sudah dua tahun ini. Tak ingin sekadar menerima, ia juga ingin memberi. Setiap Selasa dan Kamis ia datang ke Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat untuk membantu memilah sampah daur ulang. 

Green Point ke-54 Tzu Chi Medan di Yayasan Perguruan Sutomo

Green Point ke-54 Tzu Chi Medan di Yayasan Perguruan Sutomo

22 September 2023

Relawan Tzu Chi Medan membuka titik Green Point ke-54 di Kota Medan. Kali ini, titik pelestarian lingkungan ini berlokasi di Yayasan Perguruan Sutomo.

Menggalang Hati Lewat Donor Darah di Tokyo Hub

Menggalang Hati Lewat Donor Darah di Tokyo Hub

07 September 2023

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 menggelar kegiatan donor darah di Tokyo Hub, Apartemen Tokyo Riverside (PIK 2). Sebanyak 63 kantong darah berhasil dikumpulkan dalam kegiatan ini.

Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -