Suara Kasih: Bulan Penuh Berkah
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai NewsJudul Asli:
Mensosialisasikan pandangan benar tentang Bulan Penuh Berkah | |||
Sesungguhnya, sejak tahun 1974 saya terus mengimbau setiap orang untuk tidak membakar kertas sembahyang. Ilmu pengetahuan masa kini juga telah dengan jelas memberikan analisis bahwa kertas sembahyang atau dupa yang dibakar dapat menghasilkan zat kimia tertentu yang tidak baik bagi kesehatan. Sesungguhnya, saat melakukan puja bagi Buddha, yang terbaik adalah menggunakan dupa hati. Artinya, kita harus memuja Buddha dengan hati tulus. Ketulusan ini dapat meliputi alam semesta. Ketulusan hati kita dapat menjangkau para dewa. Demikianlah seharusnya. Di bulan tujuh Imlek ini, kita harus lebih bersungguh hati dan tidak terjerumus dalam takhayul. Ketakhayulan dapat menciptakan pengaruh negatif bagi dunia, seperti keraguan dan ketakutan. Sebagian orang berkata bahwa dalam “bulan setan” ini, apa pun tidak boleh dilakukan: tidak boleh menikah, membuka toko, dan lain-lain. Sesungguhnya, setan selalu ada di sekeliling orang yang berpandangan tidak benar. Pengetahuan dan pandangan keliru inilah yang disebut hati setan. Pepatah mengatakan, kecurigaan melahirkan setan dalam hati. Ini karena kita diliputi kegelapan batin. Akibat ketamakan, kebencian, dan kebodohan, manusia saling bertikai dan merampas. Dengan begitu, setan memenuhi batin kita sehingga kita melihat semua orang bagai setan. Karena itu, orang-orang secara keliru berpikir bagaimana agar di bulan tujuh ini mereka terhindar dari pengaruh buruk atau gangguan setan. | |||
| |||
Dalam masa itu, para umat perumah tangga selalu mempersembahkan makanan agar para anggota Sangha dapat tekun berlatih dan mendengarkan ajaran Buddha. Dengan menyerap Dharma, kebijaksanaan mereka pun berkembang. Di masa ini, banyak dari mereka yang mencapai pencerahan. Dalam batin, mereka dapat memahami segala kebenaran alam semesta dan memahami hukum sebab akibat. Dengan menyerap ajaran Buddha ke dalam batin, kebijaksanaan mereka berkembang sehingga memahami hukum sebab akibat— sebagaimana benih yang ditanam dan kondisi yang kita ciptakan, demikianlah buah yang akan kita tuai. Contohnya, kaya atau miskin, keduanya adalah buah karma kita. Semua bergantung pada jalinan jodoh yang kita buat. Apa pun masalah yang kita hadapi, baik yang sesuai harapan maupun yang tidak, semua tidak luput dari benih perbuatan yang pernah kita tanam. Kita tak akan bisa menghindarinya. Akan tetapi, kita harus memiliki pengetahuan, pandangan, dan pikiran benar dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Demikianlah hendaknya setiap hari, setiap bulan, dan setiap saat. Selama pikiran kita benar dan lurus maka pengaruh buruk tidak akan dapat mendekat. | |||
| |||
Sesungguhnya, rasa sukacita Buddha ini dapat dirasakan oleh semua orang karena setiap orang pada dasarnya memiliki hati Buddha. Saat kita bersikap tulus terhadap orang lain, dan orang lain tulus terhadap kita, bukankah kita akan merasa sukacita? Kita semua pada dasarnya memiliki hati yang damai dan penuh rasa sukacita seperti Buddha. Jadi, pada masa varsa ini setiap tahunnya, Buddha berharap kita dapat menenangkan batin. Dengan batin yang tenang, setiap hari akan menjadi hari penuh berkah. Kita berharap kita dapat melatih diri hingga memiliki kondisi batin seperti itu dalam setiap bulan, setiap hari, dan setiap saat. Sejak bulan 6 Imlek lalu, insan Tzu Chi sudah mulai mensosialisasikan agar orang-orang tidak membakar kertas sembahyang di bulan 7. Inilah pengetahuan dan pandangan benar yang disebarkan insan Tzu Chi. Sebaliknya, setiap orang hendaknya dapat membangkitkan cinta kasih dan lebih banyak menanam berkah sehingga juga dapat menuai banyak berkah. Intinya, diri sendiri yang menanam berkah, diri sendiri pulalah yang akan menuai buahnya, maka setiap orang harus berusaha untuk menghimpun kekuatan dengan cinta kasih, tidak membakar kertas sembahyang ataupun menyembelih makhluk hidup. Jika tidak membunuh hewan, kita akan hidup aman dan tenteram. Jika kita tidak membakar kertas sembahyang, uang yang tadinya akan digunakan untuk membeli kertas sembahyang ini dapat kita gunakan untuk membantu orang lain. Kita juga tidak perlu meminta orang lain untuk memberkati kita. Kemarin, di Hotel Sheraton Taipei Tzu Chi mengadakan konferensi pers berkenaan dengan acara Bulan Tujuh Bulan Penuh Berkah yang bertujuan agar orang-orang tidak membakar kertas sembahyang. Kita berharap setiap orang mengerti untuk berbakti kepada orang tua dan bersyukur serta mengerti untuk menggunakan uang yang tadinya akan dipakai untuk membeli kertas sembahyang untuk menciptakan aliran jernih dengan membantu orang yang membutuhkan. Inilah tujuan acara yang akan kita adakan di Taipei. Setelah konferensi pers kemarin, saya berharap para wartawan dapat menuangkan pengetahuan, pandangan, dan pikiran benar ini secara jelas ke dalam tulisan agar dapat menyucikan hati orang banyak. Tulisan mereka akan menjadi bagaikan sumber mata air jernih. Sumber air jernih dari guratan pena ini dapat menyucikan hati manusia. Dengan demikian, masyarakat kita akan dipenuhi berkah, berkah dan kebijaksanaan setiap orang pun akan bertumbuh. Inilah yang harus kita usahakan. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia) | |||
Artikel Terkait
Hidup Sampai Tua, Belajar Sampai Tua
29 April 2011 Minggu 10 April 2011, ada beberapa relawan yang baru pertama kali ikut kegiatan ini. Mereka begitu terharu melihat keadaan Gan En Hu (keluarga penerima bantuan) yang hidup di bawah garis kemiskinan, sekaligus juga merasa sangat bersyukur atas keadaan mereka sendiri saat ini.Langkah Awal Mewujudkan Generasi Sehat di Desa Batu Ampar
13 Februari 2019Sebanyak 65 relawan Xie Li Kalimantan Selatan 1 turut serta melaksanakan kegiatan pencegahan terhadap stunting dengan melaksanakan Program Desa Binaan di Batu Ampar. Kegiatan ini akan berlangsung selama 1 tahun dan Kick Off program dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 2019 di Balai Desa Batu Ampar.