Suara Kasih : Cara untuk Menyelamatkan Dunia

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Cara  Terbaik untuk Menyelamatkan Dunia
 

Menaati hukum alam dan etika
Bertobat dengan menjaga tindakan, ucapan, dan pikiran
Menyucikan pikiran dan melenyapkan kegelapan batin
Memutar roda Dharma untuk membimbing semua makhluk

Segala sesuatu di alam semesta ini terus mengalami perubahan setiap hari. Perubahan yang terjadi ini sangatlah halus dan berjalan secara berkesinambungan. Segala sesuatu di alam semesta ini selalu berubah. Saat unsur alam berjalan dengan selaras, maka dunia akan aman dan selamat. Bila tidak selaras, maka bencana akan terjadi. Karena itu, kita harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan dan berdoa agar proses perubahan dapat berjalan dengan lancar.

Ini semua bergantung pada sebuah kekuatan. Kekuatan apa yang dimaksud? Kekuatan karma. Kekuatan karma mengendalikan segala sesuatu. Kekuatan dari karma baik akan membawa ketenteraman bagi dunia. Karena itu, kita harus hidup selaras dengan alam. Saya sering berkata bahwa nilai dasar yang harus dimiliki oleh manusia adalah berbakti kepada orang tua. Berbakti artinya patuh pada orang tua. Kita harus hidup selaras dengan alam dan berbakti kepada orang tua. Ini adalah bagian dari hukum alam.

Apakah kita pernah hidup bertentangan dengan prinsip moralitas atau hukum alam? Jika pernah, maka berarti kita telah menciptakan karma buruk. Jadi, tanpa disadari, kita telah menciptakan karma buruk. Bagaimana cara kita melenyapkan karma buruk? Cara paling mujarab adalah dengan bertobat. Bertobat berarti menyucikan batin. Tanpa disadari, batin kita telah ternoda oleh ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, dan keraguan. Lima kekotoran batin ini telah tertanam di dalam pikiran kita. Karena itu, kita harus sungguh-sungguh bertobat dan menyucikan batin.

Kita harus bertobat demi melenyapkan kegelapan batin dan karma buruk. Kegelapan batin dan karma buruk terus mengikuti kita dari kehidupan ke kehidupan. Janganlah kita membawa karma buruk dan kegelapan batin hingga ke kehidupan mendatang. Karena dahulu tidak tahu, jadi kita tidak berbuat apa-apa. Kini setelah tahu, kita harus segera bertobat. Ada orang berkata, “Saya tahu bahwa saya salah, namun saya tidak sanggup mengakui kesalahan karena gengsi.”

Demi menjaga gengsi, mereka menutupi kesalahan, dan enggan bertobat. Rasa bersalah yang mengikuti mereka akan menimbulkan kekotoran batin dan perasaan tidak tenang. Karena itu, kita harus senantiasa menghadapi setiap orang dengan hati penuh pertobatan. Janganlah demi menjaga gengsi kita tidak bersedia bertobat karena kegelapan batin yang terakumulasi akan semakin sulit dilenyapkan.

Kita sungguh harus bertobat dan mengubah kebiasaan buruk. Tiada seorang pun yang tidak pernah melakukan pelanggaran atau kekeliruan. Setiap orang pernah menciptakan karma buruk dan berbuat salah, karena itu kita harus bertobat. Buddha berkata bahwa setiap orang memiliki hakikat murni seperti Buddha. Namun, karena pikiran yang menyimpang, kita ternoda oleh ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, dan keraguan. Kekotoran batin tersebut terus menodai pikiran sehingga kita terus berbuat salah.

Sama halnya dengan bumi ini. Berbagai unsur kimia dapat ditemukan di dalam reaktor nuklir. Mulanya, ia tidak mendatangkan bahaya bagi kehidupan manusia. Namun, dengan kepintarannya, manusia menciptakan tenaga nuklir yang berkekuatan sangat besar. Karenanya, kita dapat menyaksikan berbagai bencana yang terjadi di dunia. Sungguh memprihatinkan.

Dini hari tanggal 26 April 1986, terjadi ledakan nuklir di PLTN Chernobyl. Meski bencana tersebut telah berlalu 25 tahun, namun hingga kini masih banyak orang yang hidup menderita akibat radiasi nuklir. Ada orang yang menderita kanker dan ada bayi yang terlahir dalam keadaan cacat. Bahaya yang ditimbulkan sangat besar. Kini kita sering melihat berita tentang krisis nuklir di Jepang. Banyak orang yang hidup dalam ketakutan. Mereka merasa sangat khawatir. Namun, apakah khawatir ada gunanya? Tidak. Jika setiap orang hidup dalam kekhawatiran, maka mereka akan mengalami depresi. Hal ini tidaklah baik. Buddha datang ke dunia untuk membebaskan kita dari kegelapan batin. Kalian harus membuka hati. Untuk itu, kita harus bertobat, bervegetarian, kemudian, mengubah pola hidup, dan kembali pada kehidupan yang sederhana.

Sama halnya dengan sebaskom air kotor. Dengan terus menuang air bersih ke dalamnya, maka secara perlahan-lahan air kotor tersebut akan menjadi bersih. Karena itu, kita harus terus mengalirkan aliran jernih ke dalam batin kita. Setelah menyucikan hati sendiri, baru kita dapat menyucikan hati orang lain. Untuk itu, kita harus bertobat dari ketamakan, kebencian, kebodohan, serta menjaga tindakan, ucapan, dan pikiran. Itu semua adalah karma buruk.

Para Bodhisatwa sekalian, karma buruk telah tercipta. Kini yang harus kita lakukan adalah mengalirkan aliran jernih ke dalam batin untuk melenyapkan ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, dan keraguan. Inilah cara yang paling mujarab. Untuk menyelamatkan dunia dan agar proses perubahan segala sesuatu di alam semesta dapat berjalan dengan lancar, kita harus memutar roda Dharma sehingga Dharma ada dalam hati setiap orang.

Karena itu, saya terus mengimbau setiap orang untuk menyelami dan memahami ajaran Buddha serta mempraktikkannya melalui tindakan, ucapan, dan pikiran. Kita harus senantiasa bertobat dan menyucikan pikiran. Dengan demikian, barulah dunia dapat aman dan selamat. Janganlah kita terlalu panik dan khawatir. Tiada gunanya kita mengkhawatirkan hal yang sudah terjadi. Satu-satunya yang harus kita lakukan adalah segera berbuat bajik, mengubah tabiat buruk, serta menaati prinsip kebenaran hukum alam, dan etika. Dengan demikian, barulah kita dapat menyelamatkan bumi. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 

Artikel Terkait

Kunjungan Kasih di Hari yang Fitri

Kunjungan Kasih di Hari yang Fitri

23 Agustus 2012 Pagi sekitar jam 10, tanggal 20 Agustus 2012 lalu, 7 relawan Hu Ai Jelambar berkumpul di rumah Lim Ye Jiao Shijie. Di pagi yang cerah serta suasana hari Lebaran nan Fitri relawan melakukan kunjungan kasih ke Gan En Hu (penerima bantuan jangka panjang Tzu Chi) sekaligus menjalin tali silahturami.
Banjir Jakarta:Bertemu dengan Keluarga Baru

Banjir Jakarta:Bertemu dengan Keluarga Baru

26 Januari 2013 Tzu Ching (Relawan muda-mudi Tzu Chi) bersama relawan lainnya selepas makan siang, menghibur anak-anak yang berada di pengungsian dengan berbagai permainan, lagu, dan isyarat tangan. Hari ini adalah kali kedua saya menemani mereka. Acara dimulai dengan bernyanyi sambil bermain menangkap telunjuk teman.
Paket Lebaran 2019: Mendekap Paket Lebaran Tzu Chi dengan Sukacita

Paket Lebaran 2019: Mendekap Paket Lebaran Tzu Chi dengan Sukacita

20 Mei 2019

Menjelang lebaran, hampir tiap komunitas relawan Tzu Chi membagikan paket lebaran bagi masyarakat yang kurang mampu. Kemarin, Minggu 19 Mei 2019, relawan di Komunitas He Qi Timur membagikan 900 paket lebaran di tiga tempat di Cilincing Jakarta Utara. Paket lebaran ini berisi 10 kilogram beras, 1 kilogram beras merah, 1 liter minyak goreng, serta 20 bungkus DAAI Mi.

Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -