Suara Kasih: Cinta Kasih Membawa Kehangatan bagi Dunia
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
Judul Asli:
Menyambut Tahun Baru Imlek dengan hati penuh sukacita
| |||
Kita dapat melihat menjelang Tahun Baru Imlek, setiap orang dipenuhi sukacita. Insan Tzu Chi di mana pun berada mengadakan acara makan bersama dengan penuh kehangatan. Mereka mengasihi para penerima bantuan bagai satu keluarga. Melihat itu, saya sungguh merasakan kehangatan di dunia. Kita juga dapat melihat acara makan bersama di Qingshui, Taichung. Relawan Tzu Chi membentuk grup musik untuk membawakan lagu dari meja ke meja. Sungguh penuh kehangatan. Kita juga dapat melihat Bapak Joseph, wali kota South Toms River, Amerika Serikat. Saat Pesisir Timur Amerika Serikat dilanda Badai Sandy, wilayah South Toms River mengalami kerugian yang tidak sedikit. Selain memerhatikan warganya sendiri, dia juga bersama dengan insan Tzu Chi memerhatikan korban bencana di kota lain. Kali ini, dia berkunjung ke Taiwan untuk lebih memahami Tzu Chi. Dua hari yang lalu, dia berkunjung ke Rumah Sakit Tzu Chi di Xindian. Kemarin, dia datang ke Hualien dan mengunjungi sebuah panti jompo. “Apa kabar, Kakek? Sekarang adalah Tahun Baru Imlek. Selamat Tahun Baru Imlek. Selamat Tahun Baru Imlek.” Dengan bahasa Mandarin yang tidak begitu lancar, dia menyapa para lansia dan membuat mereka tertawa gembira. Pada kehidupan di dunia ini, tanpa memandang perbedaan ras dan kewarganegaraan, kita semua bisa menjadi satu keluarga yang sangat harmonis. Ini semua sungguh membuat orang tersentuh. | |||
| |||
Rumah tersebut sangat kotor dan berantakan. Melihat kondisi rumahnya begitu kotor, salah seorang tetangganya meminta bantuan kepada insan Tzu Chi. Tanpa banyak bicara, insan Tzu Chi segera bergerak untuk membantu membersihkan rumah tersebut. Selain itu, mereka juga memasang ranjang dan semua perabot yang diperlukan untuk pria tersebut. “Apakah hari ini Anda merasa senang?” / “Ya. Barang daur ulang sangat banyak. Bisakah Anda membantu kami? Tangan kiri saya tak bertenaga.” / “Tidak apa-apa. Gunakan tangan kanan saja. Gunakan tangan yang bisa digunakan saja.” / Ya. Mau? Anda juga bisa datang untuk berbincang-bincang dengan kami. Tidak apa-apa.” Lihat, inilah kekuatan cinta kasih. Selain memerhatikan lingkungan hidupnya, insan Tzu Chi juga memberi dukungan kepadanya untuk turut berkontribusi. Semoga pria itu bisa terinspirasi oleh insan Tzu Chi secara perlahan-lahan. Inilah kasus Tzu Chi di Songshan, Taipei. Ada pula kasus seorang nenek berusia 70-an tahun di Kaohsiung. Nenek tersebut tinggal seorang diri. Empat puluh tahun yang lalu, suaminya berselingkuh dengan orang lain. Nenek itu sendiri sangat bertemperamen buruk. Setelah dia bercerai dengan suaminya, anak-anaknya tinggal bersama dengannya. Berhubung temperamennya semakin hari semakin buruk, anak-anaknya sendiri juga tidak tahan menghadapinya. Karenanya, anak-anaknya menandatangani surat pemutusan hubungan keluarga, lalu meninggalkannya. Setelah tinggal sendiri selama 20 tahun lebih, perlahan-lahan nenek itu lebih suka mengurung diri. Selain itu, dia juga menderita paranoid skizofrenia. Banyak orang yang enggan mendekatinya. Hingga suatu kali, dia jatuh pingsan dan dirawat di rumah sakit selama setengah bulan lebih. Setelah keluar dari rumah sakit, dia menulis surat kepada wali kota Kaohsiung untuk meminta bantuan. Pihak pemerintah Kaohsiung pun merekomendasi kasus ini kepada Tzu Chi. Sejak saat itu, insan Tzu Chi terus mencurahkan perhatian dan mendampinginya selama jangka waktu yang panjang. Meski insan Tzu Chi telah mengajaknya untuk membantu di posko daur ulang, tetapi dia masih suka mengeluh. Hingga setelah mulai memahami tentang hukum karma dan mendengar suara gendering pada saat pementasan adaptasi Sutra, dia mulai tersadarkan dan berubah. Kini, dia sering menjadi relawan di kantor cabang Tzu Chi Kaohsiung. “Setiap bulan, saat datang ke sini, saya terus mengingatkan diri sendiri bahwa saya harus membuka hati. Saya melakukan daur ulang setiap hari Minggu. Setiap hari Selasa dan Kamis, saya membantu membuat kantong berkah dan kebijaksanaan. Terima kasih atas kebaikan kalian. Kalian membuat saya tersenyum.” | |||
| |||
Saat ada orang hidup menderita, jika kita bisa mencurahkan perhatian dan memberi dukungan kepada mereka, maka secara perlahan-lahan mereka pasti bisa terinspirasi dan terbebas dari penderitaan batin. Setelah mengubah pola pikir, dia bisa menerima buah karmanya dengan hati yang ikhlas. Kini, dia tak lagi berkeluh kesah. Dia telah mengubah pola pikir dan memperkaya batinnya. Dengan membangkitkan sebersit niat baik, hati kita akan selalu dipenuhi cinta kasih. Kehidupan seperti ini sungguh bermakna. Dengan tidak menyia-nyiakan waktu, kehidupan kita akan menjadi sangat indah. Untuk menyelaraskan kondisi dunia, kita harus menyelaraskan hati terlebih dahulu. Saat kondisi luar tidak bisa diubah, kita harus mengubah pola pikir kita. Ini akan membawa manfaat yang sangat besar bagi dunia dan seluruh alam semesta. Dalam menyambut Tahun Baru Imlek, semua orang sibuk membersihkan rumah. Demikian pula dengan batin kita, juga harus dibersihkan dari segala noda batin dan tabiat yang buruk. Ini semua juga harus dibersihkan. Menjelang Tahun Baru Imlek, kita selalu membersihkan rumah kita dari segala sesuatu yang kotor, rusak, dan tidak rapi, terlebih lagi hati kita. Segala kondisi batin yang tidak baik dan pikiran yang menyimpang juga harus kita bersihkan pada saat ini. Ada sebuah ungkapan berbunyi, “Tahun yang baru dimulai pada musim semi, hari yang baru dimulai saat pagi hari.” Karena itu, dalam menyambut Tahun Baru Imlek, kita harus segera membersihkan kekotoran batin agar fisik dan batin kita bisa selalu sehat. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou ) | |||
Artikel Terkait
Bazar Amal Tzu Chi: Membagi Waktu Bersumbangsih
29 Oktober 2014 Kegiatan bazar amal Tzu Chi di hari kedua, Minggu 26 Oktober 2014, tidak kalah ramainya dibandingkan dengan kegiatan bazar di hari pertama, Sabtu 25 Oktober 2014. Sejak pagi mulai dari jam 08.00 WIB, kesibukan para relawan dan para peserta bazar mempersiapkan gerai-gerai sudah nampak.Mengenang Jasa Ibu
31 Mei 2017Jika pada pagi hari relawan mengadakan kegiatan donor darah, siang harinya relawan bersama-sama menyelenggarakan acara perayaan Hari ibu. Perayaan Hari ibu diadakan di Wihara Dewi Samudera, Banda Aceh pada 14 Mei 2017. anak-anak mempersembahkan setangkai bunga mawar dan membasuh kaki ibu.