Suara Kasih: Cinta Kasih sebagai Obat Mujarab bagi Dunia

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

 

 

Judul Asli:

Cinta Kasih sebagai Obat Mujarab bagi Dunia

Gempa bumi di Iran mendatangkan bencana
Memperhatikan kebersihan dan menjaga diri dengan baik saat berinteraksi dengan pasien
Cinta kasih yang tulus adalah obat mujarabuntuk menyelaraskan hati manusia
Insan Tzu Chi terus mendampingi pasien penerima bantuan

Kemarin, sekitar pukul 8 malam waktu Taiwan, Iran tiba-tiba diguncang gempa bumi berkekuatan 6,3 skala Richter. Ini membuat saya teringat saat Iran diguncang gempa bumi pada beberapa tahun lalu, insan Tzu Chi bergerak untuk memberikan bantuan. Kerusakan pada saat itu sangat parah. Pasca gempa itu, kita juga membantu mereka membangun gedung sekolah yang sangat kokoh di sana. Saat itu, para dokter dari RS Tzu Chi secara bergilir memberikan pelayanan medis di sana selama hampir sebulan. Inilah jalan yang pernah kita tapaki dengan penuh kesulitan. Kita juga melihat Brasil, Amerika Selatan. Tayangan yang kita lihat sekarang ini adalah pembagian bantuan yang ketiga kalinya bagi korban bencana banjir. Sebelum pembagian bantuan, relawan Tzu Chi menghabiskan banyak waktu untuk melakukan survei terlebih dahulu demi mencari tahu bantuan apa yang diperlukan korban bencana.

“Rumah kami tergenang banjir. Saya membutuhkan alas tidur untuk putri saya.” Warga setempat sangat berterima kasih karena kita memberikan bantuan yang paling mereka butuhkan. Pembagian bantuan kali ini adalah yang ketiga kalinya. Saya juga sangat berterima kasih. Saat melihat mereka di televisi, saya tidak bisa menahan diri untuk berterima kasih kepada mereka. Melihat begitu banyak orang yang menderita akibat bencana alam, saya sungguh merasa tidak tega. Akan tetapi, yang lebih membuat orang merasa tidak tenang sekarang adalah wabah penyakit menular. Beberapa hari ini, perhatian semua orang tertuju pada flu burung H7N9. Sungguh, kita semua harus meningkatkan kewaspadaan. Baik tim medis maupun relawan rumah sakit yang sering berdekatan dengan pasien, semuanya harus menjaga diri dengan baik. Kalian harus mengenakan masker dan rajin mencuci tangan.

Pemerintah Tiongkok telah mengimbau warganya agar jangan melakukan kontak langsung dengan unggas. Ini sangat penting. Janganlah kita berdekatan atau menyentuh mereka. Siaran berita kemarin juga mengingatkan kita agar tidak makan telur, terutama telur mentah. Telur harus dimasak hingga matang, tetapi lebih baik kita tidak memakannya. Intinya, pola makan vegetaris adalah pola makan yang paling aman. Di Singapura, demam berdarah dengue juga mulai mewabah. Ini adalah penyakit epidemik terburuk sepanjang sejarah mereka. Kasus demam berdarah dengue di sana sudah mencapai sekitar 30 persen. Karena itu, warga di sana sangat panik.

Jadi, saya harap setiap orang bisa memperhatikan kebersihan rumah masing-masing dan menjaga sanitasi lingkungan agar tetap kering dan bersih. Lingkungan rumah kita harus bersih dan selalu kering agar bebas dari nyamuk.

Kita juga melihat sejarah Tzu Chi pada hari ini. Pada tanggal 9 Oktober 1973, terjangan Topan Nora mendatangkan kerusakan yang besar bagi Taiwan. Saat itu, setiap bulan kita mengadakan kebaktian Sutra Bhaisajyaguru. Kemudian, pada tahun 1974, setelah melihat bencana semakin sering terjadi di dunia, kita mulai mengadakan retret 7 hari. Retret itu kita adakan 2 tahun berturut-turut. Retret yang pertama kali dilangsungkan pada hari ini tahun 1974. Mulai tanggal 10 April 1974, kita mulai mengadakan retret 7 hari. Ini sudah menjadi bagian dari sejarah Tzu Chi. Selain itu, pada hari ini tahun 1994, insan Tzu Chi Malaysia menggelar pembagian bantuan untuk yang pertama kalinya. Selama hampir 20 tahun ini, mereka terus meneladani insan Tzu Chi Taiwan dalam membagikan bantuan bagi para lansia dan pasien penerima bantuan. Lihatlah, mereka menjemput dan memapah orang-orang yang berketerbatasan gerak. Bahkan penerima bantuan yang selalu berada di rumah juga mereka panggul keluar demi memberikan sukacita kepada mereka. Insan Tzu Chi bermain bersama mereka. Inilah sejarah Tzu Chi pada hari ini. Singkat kata, kita harus mempelajari sejarah perjalanan Tzu Chi sebaik mungkin.

Segala sesuatu terjadi karena adanya jalinan jodoh. Kehidupan ini penuh dengan penderitaan akibat ketidakselarasan pikiran manusia dan kondisi iklim. Tidak selaras berarti ada “penyakit”. Bagaimana cara kita mengobati penyakit ini? Dengan cinta kasih. Kita harus membangkitkan cinta kasih dan menyelaraskan hati setiap orang. Setelah membangkitkan cinta kasih dan menginspirasi setiap orang untuk menciptakan berkah, secara alami dunia ini akan menjadi damai dan bebas dari bencana. Jadi, cinta kasih adalah obat mujarab untuk mengobati penyakit di dunia ini. Setiap orang harus memiliki cinta kasih yang tulus, benar, yakin, dan sungguh-sungguh untuk

berkontribusi bagi dunia. Himpunan tetes demi tetes cinta kasih dari banyak orang bisa menjadi kekuatan untuk berbuat baik. Jadi, kita harus saling mendukung untuk berbuat baik. Buddha mengajarkan kepada kita untuk menapaki Jalan Bodhisattwa. Menapaki Jalan Bodhisattwa berarti kita harus berbuat baik, bertutur kata baik, dan berpikiran baik. Berpikiran baik berarti menyelaraskan hati. Jika bisa berpikiran baik, secara alami kita akan bertutur kata baik dan saling berinteraksi dengan harmonis. Dengan hati yang damai, setiap orang bisa bergotong royong dan bersama-sama menapaki Jalan Bodhisattwa.

Bodhisattwa datang untuk menjangkau semua makhluk yang hidup menderita. Di mana pun terdapat makhluk yang menderita, Bodhisattwa akan menjangkau mereka untuk memberikan bantuan. Bodhisattwa sekalian, kita harus menjadi Bodhisattwa dunia lewat tindakan nyata karena saya sering memanggil kalian dengan sebutan Bodhisattwa. Saya juga sangat menghormati kalian semua yang bagaikan Bodhisattwa hidup. Karena itu, saya selalu meminta kalian untuk lebih banyak bersumbangsih dan lebih bekerja keras. Saya sungguh berterima kasih kepada kalian yang melatih diri dengan giat di ladang pelatihan di dunia ini. Berkat kalian, setiap hari saya bisa berbagi dengan banyak orang mengenai segala hal yang terjadi di dunia dan bagaimana cara insan Tzu Chi mencurahkan cinta kasih untuk membantu sesama. Segala kontribusi kita tak terlepas dari ajaran Buddha. Saya sungguh berterima kasih. Bisa berada dalam kondisi aman dan selamat adalah berkah. Terima kasih. Saya juga mendoakan kalian semoga setiap hari hidup aman dan tenteram. Ingat, kita jangan terlalu terpaku pada yang telah berlalu dan yang belum tiba. Kita harus menaruh perhatian pada setiap orang dan hal yang kita temui pada saat sekarang ini. Baik dari segi waktu, ruang, maupun hubungan antarmanusia, kita harus senantiasa bersungguh hati.

(Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia )

(Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou )

 
 

Artikel Terkait

Ayo Belajar Memasak

Ayo Belajar Memasak

29 Agustus 2019

Untuk mengajarkan  kepada Xiao Pu Sa ( Anak-anak Jingsi Ban) rasa terima kasih dan bersyukur kepada Mama yang sudah menyiapkan sarapan pagi setiap hari, pada   Minggu, 25 Agustus 2019, Jingsi Ban Tzu Chi Medan mengadakan kelas Ekstra Cooking Class  di Depo Pelestarian Lingkungan Mandala Medan.

Banjir Manado: “Si Tou Timou Tumou Tou”

Banjir Manado: “Si Tou Timou Tumou Tou”

24 Januari 2014 Warga diajak untuk melakukan kerja bakti bersama, membersihkan rumah dan wilayah tempat tinggalnya dari lumpur dan sampah-sampah. Setelah itu mereka akan menerima bantuan dana sebesar 100 ribu rupiah.
Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -