Suara Kasih: Cinta Kasih yang Tulus dan Abadi
Jurnalis : DAAI News, Fotografer : DAAI News Judul Asli:
Bodhisatwa dunia muncul untuk menjangkau semua makhluk yang menderita | |||
“Saya sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan Yayasan Buddha Tzu Chi kepada kami. Saya ingin menjadi relawan bukan hanya ingin menolong orang lain, tetapi saya juga ingin belajar lebih banyak dari Tzu Chi,” ucap seorang warga. “Kalian belum makan dari pagi hingga sekarang. Mungkin kalian sudah lapar. Jadi, saya membawa makanan untuk kalian. Hanya ini yang bisa kami lakukan untuk berterima kasih kepada kalian atas bantuan dan perhatian kalian terhadap warga Tacloban,” ucap warga lainnya. Inilah kehidupan yang indah. Meski terdapat banyak penderitaan di dunia, tetapi Bodhisatwa dunia selalu muncul untuk melenyapkan penderitaan semua makhluk. Pada akhirnya, kita dapat melihat hubungan antarsesama yang indah, tulus, dan penuh cinta kasih. Inilah kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Sungguh ada banyak hal yang patut saya syukuri. | |||
| |||
Insan Tzu Chi menggunakan berbagai cara untuk menginspirasi dan menyemangati para warga. Sejak hari pertama program bantuan Tzu Chi dijalankan, jumlah warga yang berpartisipasi kian hari kian bertambah. Secara keseluruhan, warga setempat mengikuti hampir 300.000 sif pembersihan. Setiap orang mengerahkan kekuatan untuk membersihkan puing-puing bangunan yang berserakan hingga jalan-jalan kembali bersih. Selain itu, kita juga melihat banyak toko yang beroperasi kembali dan pasokan listrik di beberapa daerah juga mulai pulih. Kehidupan para warga sudah mulai kembali normal. Kita juga melihat Bapak Huang De-chang. Dia adalah ketua Federasi Kamar Dagang dan Industri Tionghoa-Filipina (FFCCCII) di Tacloban. Dia menyatakan bahwa dia ingin mengucapkan terima kasih secara langsung kepada insan Tzu Chi. “Saya mewakili semua pengusaha Tionghoa di Tacloban menyatakan terima kasih banyak kepada Tzu Chi. Terima kasih,” ucapnya. Selain itu, dia berkata bahwa pascabencana, bau tak sedap memenuhi kota Tacloban. “Pascatopan, di Tacloban, banyak orang yang meninggal, hewan yang mati juga sangat banyak. Dalam situasi seperti itu, bau tak sedap menyebar ke mana-mana. Akan tetapi, nama ’Tzu Chi’ memancarkan keharuman. Ke mana pun insan Tzu Chi pergi, orang-orang yang melihat kalian akan berseru, ‘Tzu Chi’. Nama ‘Tzu Chi’ sungguh harum bagai harumnya sekuntum bunga.” | |||
| |||
Sungguh, di mana pun terdapat penderitaan, Bodhisatwa dunia akan muncul di sana untuk membantu orang-orang agar segera terbebas dari penderitaan. Kita juga bisa melihat di Dulag, insan Tzu Chi telah membagikan paket bantuan kepada lebih dari 1.950 keluarga. Berhubung para warga di Dulag sungguh membutuhkan bantuan, kita pun segera membagikannya. Pada hari pembagian bantuan, sinar matahari sangat terik sehingga setiap orang bermandikan peluh. Berhubung merasa tak sampai hati, para warga setempat menggunakan payung untuk melindungi insan Tzu Chi dari sengatan sinar matahari. Meski insan Tzu Chi berkata tidak perlu, tetapi semua itu sungguh menghangatkan hati. Apakah pembagian bantuan selesai pada siang hari? Tidak selesai. Kegiatan pembagian bantuan terus berlanjut hingga malam hari. Saya merasa sangat berterima kasih. Topi anggota Tzu Cheng sungguh bermanfaat. Saat merancang topi itu, saya terus memberikan saran kepada mereka. Saya berharap topi tersebut bisa dilengkapi dengan lampu agar saat para relawan berada lokasi bencana pada malam hari, mereka bisa lebih leluasa jika ingin melihat dokumen. Tidak disangka, bertahun-tahun kemudian, penelitian topi itu berhasil. Topi itu sangat bermanfaat di lokasi bencana. Ini semua berkat kekuatan cinta kasih. Saya selalu berpikir bencana di dunia ini begitu banyak, saat ingin menyalurkan bantuan darurat, perlengkapan apa yang paling penting? Bagaimana cara kita menjaga keselamatan orang yang menyalurkan bantuan? Apa perlengkapan yang harus kita siapkan untuk mereka? Karena itu, saya sangat bersyukur karena di Taiwan, kita memiliki insan Tzu Chi yang berasal dari berbagai profesi. Saat kita membutuhkan peralatan untuk menyalurkan bantuan, mereka segera bekerja keras untuk merancang dan menciptakannya. Saat barang ciptaan mereka terpakai, mereka merasa sangat berterima kasih. Setiap insan Tzu Chi yang berkontribusi di Filipina tidak pernah berkata bahwa mereka sangat kelelahan, tetapi selalu bilang “dipenuhi berkah”. Saya berkata kepada mereka bahwa bantuan darurat kita di sana akan segera berakhir. Bukan hanya selesai begitu saja, setiap orang harus memperoleh hasil yang membahagiakan dan penuh keindahan. Kita harus memiliki semangat kebenaran, kebajikan, dan keindahan Tzu Chi serta berkontribusi tanpa pamrih dan penuh cinta kasih agar setiap orang dipenuhi sukacita. Seperti yang dikatakan oleh warga setempat, “Uang sebanyak apa pun pasti habis terpakai, tetapi jalinan cinta kasih ini bersifat abadi.” Benar. Jalinan cinta kasih ini bersifat abadi. Interaksi yang indah ini akan tersimpan di hati mereka selamanya. Setiap kali teringat Tzu Chi, mereka akan mengingat kekuatan yang diberikan oleh Tzu Chi kepada mereka. Menurut saya ini sangatlah penting. Banyak warga setempat, terutama anak-anak yang menulis surat untuk mengucapkan terima kasih. Orang dewasa pun demikian. Inilah cinta kasih di dunia. Meski pada masa sekarang ini, kondisi iklim tidak selaras dan bencana akibat ketidakselarasan empat unsur terjadi silih berganti, tetapi kita bisa melihat antarsesama manusia saling mengembangkan kekuatan cinta kasih untuk membantu. Sungguh, kapan pun, di mana pun, dan terhadap siapa pun, kita harus selalu mengembangkan cinta kasih yang paling tulus. Alangkah indahnya.(Diterjemahkan Oleh: DAAI TV) | |||
Artikel Terkait
Relawan Tzu Chi di Pematang Siantar Berbagi Takjil Cinta Kasih
04 April 2024Para relawan Tzu Chi di Pematang Siantar dengan semangat toleransi membagikan 250 paket takjil di depan Kompleks Perumahan Megaland, Pematang Siantar.
Kentalnya Potret Toleransi Pada Peresmian Masjid di UNUSIA
10 Maret 2022Rabu, 9 Maret 2022, relawan Tzu Chi menghadiri peresmian Masjid KH. Moh Ilyas Ruhiat yang berada di Kompleks UNUSIA di Bogor, Jawa Barat. Masjid ini merupakan satu dari tiga bangunan yang pembangunannya adalah hasil kerja sama antara NU dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Gigih Berjuang, Tak Ada Kata Menyerah
18 April 2023Setelah tiga jam berjibaku dengan kemacetan, sampai juga Susanti dan Maria di rumah Fatimah (45), seorang ibu rumah tangga penderita asma akut. Oleh Tzu Chi, ia dibantu biaya pengobatan yang tak di-cover oleh layanan BPJS.