Suara Kasih : Daur Ulang dan Berkah

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Konsep Baru  
Kegiatan Daur Ulang Tzu Chi
 

Berpartisipasi dalam usaha melindungi bumi
Janganlah meremehkan ancaman krisis air    
Menjaga kebersihan barang daur ulang demi menghemat air
Hidup hemat akan mendatangkan berkah

Banyak sekali jumlah Bodhisatwa daur ulang. Bumi ini sangat membutuhkan kita. Untuk itu, kita semua harus menjaga diri dengan baik agar kita memiliki kekuatan untuk melindungi bumi. Bumi ini bagaikan orang tua bagi kita. Meski orang tua yang melahirkan dan merawat kita, namun bumilah yang menopang kehidupan kita. Karena itu, kita semua mengasihi dan melestarikan bumi dengan melakukan kegiatan daur ulang.

Saya sering mengatakan bahwa posko daur ulang adalah tempat bagi kita untuk melatih diri. Jadi, kita semua melatih diri melalui kegiatan daur ulang Tzu Chi. Beberapa hari lalu seorang penulis terkenal dari Amerika Serikat, rektor dan dosen dari sebuah universitas di Tiongkok, serta seorang pengusaha yang bergerak di bidang pemanfaatan tenaga matahari berkunjung ke Taiwan untuk bertemu dengan saya. Sesungguhnya, saya mewakili relawan daur ulang untuk bertemu dengan mereka karena tujuan utama mereka berkunjung adalah mempelajari cara menerapkan usaha melestarikan lingkungan di negara mereka. Mengapa mereka sangat peduli akan hal ini? Karena ini berkaitan dengan pemanasan global. Kita semua mengetahui bahwa pemanasan global tak hanya terjadi di Tiongkok, melainkan di seluruh dunia. Kondisi iklim sekarang ini sangatlah ekstrim, terkadang sangat kering, bahkan tidak turun hujan sama sekali sehingga tanah menjadi sangat kering dan tidak dapat ditanami. Terkadang hujan turun dengan sangat lebat sehingga mengakibatkan banjir dan air menggenang hingga ke atap-atap rumah. Banjir merupakan bencana yang menakutkan.

Iklim sekarang tak lagi teratur seperti dulu. Iklim sekarang tak lagi normal seperti dulu. Di Taiwan, orang-orang zaman dahulu mengetahui bahwa sawah dapat dipanen tiga kali setahun. Dua musim untuk memanen padi dan satu musim untuk memanen tanaman lain. Namun, kini tidaklah demikian. Beberapa lahan di wilayah selatan Taiwan tidak dapat digarap karena krisis air. Namun, terkadang hujan turun sangat deras. Inilah masalah yang terjadi di Taiwan. Sesungguhnya, masalah seperti ini jauh lebih parah di Tiongkok. Jadi, seorang ilmuwan dari Tiongkok bertanya kepada saya bagaimana caranya agar pemanasan global ini dapat berkurang. Saya menjawab, “Saya tidak dapat mengendalikan populasi penduduk. Saya hanya dapat mengimbau insan Tzu Chi untuk mengubah gaya hidupnya, menghargai sumber daya alam, dan tidak hidup boros.” Barang-barang yang masih bisa digunakan hendaknya digunakan kembali. Barang-barang yang tak dapat digunakan lagi hendaknya didaur ulang menjadi barang baru.

Kita harus mengimbau semua orang untuk mengurangi keinginan dan berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan. Jika semua orang dapat berbuat demikian, maka secara alami pemanasan global dapat diredam dan suhu udara tidak terus meningkat. Masalah lainnya adalah air. Tahun ini misi pelestarian lingkungan kita memasuki tahun ke-20. Mulai tahun ini kita harus meningkatkan efisiensi kerja dengan mengutamakan kebersihan barang daur ulang. Yang kita kumpulkan adalah sumber daya alam, bukanlah sampah. Usahakan agar barang yang kita kumpulkan tidak perlu dicuci lagi demi menghemat sumber daya air.

 

Saya menyaksikan sebuah tayangan Da Ai TV. Tayangan itu mengenai Provinsi Gansu di Tiongkok. Saat pertama kali tiba di sana, insan Tzu Chi membuat penampungan air bagi warga setempat. Hingga kini kita telah membuat lebih dari 20.000 penampung di sana. Tahun lalu reporter Da Ai TV berangkat ke sana untuk meliput perkembangan program ini. Mereka bertanya kepada seorang wanita mengapa ia menikah dengan suaminya. “Karena keluarga suami saya memiliki penampung, jadi saya tidak perlu menimba air lagi. Jika tidak, setiap hari saya harus berjalan sejauh 10 kilometer untuk menimba air, sama seperti dahulu ketika saya belum menikah,” jawab wanita itu. “Anda harus berjalan sejauh 10 km untuk menimba air?” sahut reporter itu sulit percaya. Tidak hanya wanita, anak-anak juga harus menimba air. Mereka berangkat ke sungai yang airnya telah membeku kemudian memecahkan esnya dan menunggu di sana hingga es meleleh untuk mendapatkan air di bawahnya. Untuk mendapatkan air, mereka harus melewati pegunungan.

Saya pikir para siswa di Taiwan harus menyaksikan program ini. Mereka selalu membuka keran air besar-besar dan memboroskan banyak air. Sementara anak-anak di Gansu, mereka mendapatkan air dengan susah payah. Ketika melihat mereka menimba air, saya sungguh khawatir. Mereka memikul ember air sambil berjalan di antara tebing dan jurang. Ember air tersebut terus berayun-ayun saat dipikul dan kakinya sangat dekat dengan tepi jurang. Inilah yang tengah terjadi di Provinsi Gansu, Tiongkok. Sangatlah sulit bagi mereka untuk mendapatkan air. Taiwan juga demikian. Taiwan termasuk negara yang kekurangan air dan menduduki peringkat ke-18 di dunia. Karena itu, sangatlah besar kemungkinan Taiwan mengalami krisis air. Tahun ini kita sungguh penuh berkah. Namun, Saudara sekalian, janganlah kita berpikir, “Karena ada air, maka kita bebas menggunakannya.” Kita harus memiliki hati yang tulus dan menghargai air.

Untuk itu, saya terus mengimbau kalian semua agar kita tidak semata-mata mengumpulkan sampah. Kita harus meningkatkan kualitas kegiatan daur ulang kita. Saya harap semua insan Tzu Chi dapat mengimbau orang-orang di komunitas masing-masing agar menjaga kebersihan botol-botol plastik yang akan didaur ulang. Untuk membersihkan botol jus buah, bilaslah dengan air minum dan air tersebut dapat diminum. Dengan demikian, botol tersebut tidak akan dikerubungi semut atau lalat sehingga rumah kita pun tetap bersih dan kita tak memboroskan air. Ketika kita mengumpulkan botolnya, kita tak perlu mencucinya lagi. Apakah kalian tahu, untuk mencuci barang-barang kotor tersebut, berapa banyak air yang harus kita habiskan? Tidak hanya memboroskan sumber daya air, ini juga mencemari lingkungan. Jadi, kita harus meningkatkankKualitas kegiatan daur ulang kita. Setiap orang hendaknya mengimbau keluarganya agar tidak memboroskan air.

Demikian juga dengan kantong plastik. Kita harus mengimbau semua orang untuk menjaga kebersihannya. Cara terbaik adalah mengurangi pemakaian kantung plastik. Lihatlah ketika orang-orang berbelanja, susu kacang ditaruh dalam satu kantong, cakwe di kantong lainnya, dan mantou juga di kantong tersendiri. Satu keluarga saja menggunakan berapa banyak kantong plastik untuk membungkus sarapan pagi mereka. Mereka juga mengendarai sepeda motor sehingga menciptakan emisi karbon dan memboroskan bensin. Andai saja semua orang dapat hidup lebih rajin dengan bangun lebih pagi untuk memasak sarapan yang sederhana. Sesungguhnya, bubur dan sedikit sayuran juga merupakan makanan yang menyehatkan. Jika kita semua dapat menerapkan hal ini, maka manfaatnya bagi masyarakat Taiwan akan sangat besar.

Inilah cara terbaik untuk melindungi sumber daya alam dan menangani masalah dari akarnya. Mulai sekarang, misi pelestarian lingkungan kita harus lebih maju selangkah. Kita harus berusaha menjaga kebersihan barang daur ulang. Jangan sampai barang daur ulang kita ketika dijual kepada orang lain, ditempatkan bersama barang-barang kotor lain yang memerlukan banyak air untuk mencucinya. Melihat air yang terbuang sia-sia, saya sungguh merasa sedih. Karena itu, kita harus senantiasa hidup hemat karena sikap ini akan mendatangkan berkah. Semoga kita semua dapat menghargai berkah. Inilah cara melestarikan lingkungan. Diterjemahkan oleh: Erni & Hendry Chayadi / Foto: Da Ai TV Taiwan

 
 

Artikel Terkait

Bukan Sekadar Festival

Bukan Sekadar Festival

17 Juni 2009 Malam itu, tanggal 6 Mei 2009, tepat jam berdetak ke angka 7. Rapat Hu Ai Kelapa Gading dimulai. Semua Ketua Xie Li dan relawan yang bertugas telah hadir untuk mengikuti rapat bulanan ini. Setelah seharian berkutat dengan aktivitas kantor yang cukup melelahkan –memang mayoritas relawan gading adalah pekerja kantor.
Bodhisatwa Cilik Penebar Cinta Kasih

Bodhisatwa Cilik Penebar Cinta Kasih

28 November 2011 Di puncak acara, para murid bersumbangsih dengan menyerahkan hasil tabungan celengan yang mereka kumpulkan selama 1 tahun, dan peragaan upacara penyajian teh serta merangkai bunga untuk diberikan kepada orang tua sebagai bakti dan balas budi mereka.
Peduli dan Waspada Terhadap Penyakit

Peduli dan Waspada Terhadap Penyakit

11 September 2019

Minggu, 1 September  2019, Tzu Chi Bandung mengadakan bakti sosial (baksos) pelayanan kesehatan degeneratif secara gratis di SD Swadaya, Jamika, Bandung. Di hari itu, sebanyak 254 pasien mendapatkan pelayanan kesehatan.

Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -