Suara Kasih : Daur Ulang Melindungi Bumi

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Melakukan  Kegiatan Daur Ulang
demi Melindungi Bumi
 

Menghargai sumber daya alam dan mengasihi bumi
Menghemat penggunaan sumber daya alam dan mengurangi pengeksploitasian
Usaha pelestarian lingkungan dimulai dari meja makan setiap keluarga
Melakukan kegiatan daur ulang demi melindungi bumi

 

Kunjungan saya kali ini bermula dari Taimaili karena kita memiliki posko daur ulang di sana. Kita semua tahu bahwa pada saat topan Morakot melanda  pada bulan Agustus tahun lalu, daerah yang pertama hancur adalah Taimaili. Tahun ini saat topan Fanapi melanda, Taimaili kembali mengalami kerusakan. Jalanan terputus, tanah pun longsor. Kaohsiung juga dilanda banjir. Saya senantiasa berkata kepada kalian bahwa kita harus bersyukur karena meski curah hujan kali ini sama tingginya dengan curah hujan  yang dibawa topan Morakot selama 3 hari, hujan kali ini hanya  turun dalam waktu satu hari.

Hati Lapang, Jauh dari Kerisauan
Terlebih lagi, topan Fanapi melanda pada bulan 8 tanggal 15 Imlek yang merupakan masa pasang air laut. Pikirkanlah, curah hujan yang demikian tinggi ditambah air laut yang mengalami kenaikan, bencana banjir tak akan dapat terhindari. Meski genangan air sangat kotor, namun tak terdapat lumpur dan bebatuan di dalamnya. Karena itu, lebih mudah bagi kita untuk membersihkannya. Setelah genangan air surut, kita dapat segera membersihkan rumah. Meski ada beberapa orang yang mengalami kerugian materi, namun asalkan dapat selamat maka kita harus bersyukur. Jika rumah kita dilanda bencana banjir, janganlah kita kecewa maupun khawatir. Kita harus senantiasa memiliki pengertian  dan bersyukur. Jika dapat berhati lapang maka kita akan jauh dari kerisauan.

Saya sering berkata bahwa tanah suci tercipta dari hati manusia yang suci. Buddha berkata bahwa tanah suci berada di dalam hati kita. Bila hati kita suci, tempat kita berada akan menjadi tanah suci. Hal ini berarti bahwa benih kebuddhaan ada dalam diri setiap orang. Jadi, ketika hati kita tersucikan dan benih kebuddhaan bertumbuh maka terciptalah tanah suci. Pada saat melafalkan nama Buddha, yang terpenting adalah memiliki hati Buddha dalam diri kita. Hati Buddha yang dimaksud adalah hati yang penuh cinta kasih dan welas asih sehingga kita tidak tega melihat bumi ini dilanda bencana akibat iklim yang ekstrem.

 

Angin topan, banjir, dan gempa bumi datang silih berganti. Ini sungguh akibat karma buruk kolektif manusia. Mengapa disebut karma buruk kolektif manusia? Karena demi memajukan industri, manusia terus mengeksploitasi bumi. Setelah digali, sebuah lubang besar akan terbentuk dan daerah ini tak akan pulih kembali. Dari sanalah sumber daya alam kita berasal.

Demi mendapatkan sumber daya alam, manusia terus menggali dan menyedot minyak dari dalam tanah hingga hampir mengering. Karena itu, kegiatan daur ulang bertujuan untuk menghemat sumber daya alam. Bagaimana cara kita menghemat sumber daya alam? Yang pertama, janganlah terus mengeksploitasi bumi. Melalui kegiatan daur ulang, barang-barang dapat kembali diolah menjadi barang baru. Selain itu, kita juga membantu biaya operasional Da Ai TV. Da Ai TV menyiarkan program melalui 12 satelit di luar angkasa sehingga orang-orang di seluruh dunia dapat menyaksikan siaran Da Ai TV.

Kini, kegiatan daur ulang harus dilakukan oleh seluruh orang di dunia. Da Ai TV terus menayangkan program tentang daur ulang agar orang-orang di seluruh dunia dapat belajar cara melakukan kegiatan daur ulang. Jadi, bisa dikatakan bahwa kita adalah teladan bagi mereka. Hal ini juga berarti kita tengah membabarkan Dharma ke seluruh dunia. Orang-orang dapat belajar melakukan daur ulang dan mempraktikkannya di negara masing-masing. Jika setiap orang melakukan daur ulang maka bumi ini pun dapat terselamatkan. Karena itu, kita harus lebih bekerja keras untuk membimbing dan menjadi teladan bagi orang lain.

Inilah yang dimaksud praktik Dharma dalam kehidupan sehari-hari dan berkontribusi sebagai Bodhisatwa dunia. Ajaran Buddha bertujuan untuk membimbing kita. Kini, kita tengah menghadapi masalah serius. Buddha datang ke dunia demi satu tujuan yang penting. Tujuan utama Buddha adalah membimbing semua makhluk hidup menuju pencerahan. Inilah tujuan utama Buddha. Buddha membabarkan Dharma agar kita dapat tersadarkan dan menyerap Dharma ke dalam hati. Sesungguhnya, kini kita telah mengetahui masalah yang tengah melanda dunia dan memahami pentingnya pelestarian lingkungan. Jika kita dapat melakukan usaha pelestarian lingkungan dengan baik maka hal ini akan mendatangkan manfaat yang besar bagi bumi dan kondisi iklim pun akan kembali stabil. Inilah isu yang terpenting di dunia. Semua permasalahan di dunia merupakan tanggung jawab setiap orang. Kita semua memikul tanggung jawab yang sama.

Kita hidup di zaman ini dan memahami bagaimana cara menyelamatkan bumi. Menyelamatkan bumi harus dimulai dari menyucikan hati manusia. Hendaknya setiap orang dapat membangkitkan cinta kasih terhadap sesama, bumi, dan segala sesuatu di atas bumi ini. Dengan demikian, hati kita akan tersucikan. Saya sungguh berterima kasih atas dedikasi kalian yang penuh cinta kasih. Tahun ini misi pelestarian lingkungan Tzu Chi telah memasuki tahun ke-20. Rasa terima kasih saya tak akan habis diungkapkan. Namun, apakah kalian semua akan mengikuti langkah saya dari kehidupan ke kehidupan? “Ya”, jawab relawan serempak.

Baiklah, kalian harus lebih giat dan terus menggalang Bodhisatwa dunia. Jangan hanya kita yang melakukan daur ulang. Kita harus mengajak orang lain untuk turut serta dan menjelaskan kepada mereka bahwa kita bukan mengumpulkan sampah, melainkan mengumpulkan barang daur ulang. Saya berharap setiap keluarga dapat menghabiskan makanan dan minuman sebelum dibuang dan menjaga kebersihan kemasan sebelum dibawa ke posko daur ulang. Ini akan mendatangkan pahala yang besar. Kita harus mensosialisasikan hal ini kepada setiap keluarga. Saya juga ingin memberi tahu kalian bahwa pelestarian lingkungan harus dimulai dari meja makan kita. Janganlah menggunakan sumpit pribadi untuk mengambil sayur ketika makan bersama. Kita juga harus menghabiskan makanan. Kita harus menjaga kebersihan barang daur ulang dan mengurangi jumlah sampah.

Jika kita membuang sampah sembarangan, setelah tergenang air atau terkena sinar matahari, ia akan dikerubuti oleh serangga dan menyebabkan wabah penyakit demam berdarah. Akibat yang ditimbulkan tidaklah baik. Jadi, usaha pelestarian lingkungan harus kita mulai dari awal, yakni dari meja makan kita dan disosialisasikan kepada para tetangga agar kebersihkan di komunitas kita dapat terjaga. Inilah usaha pelestarian lingkungan yang berhasil. “Apakah kalian mengerti?” tanya Master Cheng Yen. “Ya,” jawab relawan. Inilah hal yang harus kalian sosialisasikan. Saya berharap relawan abu-abu putih dapat segera mengikuti pelatihan.

Suatu hari nanti kalian akan menjadi relawan senior dan menginspirasi lebih banyak orang di komunitas masing-masing. Inilah harapan saya. Semoga setiap warga Taiwan dapat menjadi insan Tzu Chi dan Bodhisatwa dunia. “Apakah kalian dapat mewujudkannya?” tanya Master Cheng Yen. “Ya,” jawab relawan kompak. Saya merasa tenang mendengar jawaban kalian. Kalian selalu berkata kepada saya untuk tidak khawatir.

Saya sungguh khawatir akan semua bencana yang terjadi di dunia. Namun, jika kalian semua ikut memikul tanggung jawab, maka beban di pundak saya akan lebih ringan. Tugas utama dari Bodhisatwa adalah melindungi bumi ini agar kondisi iklim dapat kembali normal dan bersahabat. ”Apakah kalian yakin akan hal ini?” tanya Master Cheng Yen. ”Ya,” jawab relawan. Baik. Marilah kita semua bekerja lebih keras dan memberi tahu semua orang  untuk tidak sembarangan membuang sampah dan membimbing mereka untuk memahami pentingnya pelestarian lingkungan agar kita dapat mewariskan planet yang bersih kepada generasi penerus. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 

Artikel Terkait

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Menyebarkan Cinta Kasih Tzu Chi yang Universal

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Menyebarkan Cinta Kasih Tzu Chi yang Universal

16 Januari 2016
Acara bersama di awal tahun 2016 ini dibuka oleh relawan Tzu Chi, Wen Yue selaku pemandu acara Pemberkahan Pemberkahan Akhir Tahun 2015 yang dilaksanakan di Aula Jing Si lantai 4, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Buliran Cinta Kasih Tanpa Pamrih

Buliran Cinta Kasih Tanpa Pamrih

19 Desember 2012 Mengingat pesan Master Cheng Yen bahwa sumber kemiskinan adalah penyakit, kali ini Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam menjalankan misi kesehatan bekerja sama dengan Kostrad Divisi I bersama bergandengan tangan mengalirkan cinta kasih membantu meringankan penderitaan sesama dengan mengadakan bakti sosial kesehatan.
Banjir 2020: Membantu Para Pengungsi di Kecamatan Nanggung

Banjir 2020: Membantu Para Pengungsi di Kecamatan Nanggung

14 Januari 2020 Pada Jumat, 10 Januari 2020, relawan Tzu Chi komunitas Bogor memberikan bantuan berupa makanan hangat untuk para pengungsi korban tanah longsor di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -