Suara Kasih: Daur Ulang Menyelamatkan Bumi
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai NewsJudul Asli:
Melakukan Daur Ulang Demi Menyelamatkan Bumi Ketidakselarasan empat unsur alam mendatangkan penderitaan bagi semua makhluk | |||
Setiap hari saya selalu mengulas tentang ketidakselarasan empat unsur alam. Ketahuilah bahwa empat unsur alam terdiri atas unsur tanah, air, api, dan udara. Kita semua tinggal di atas bumi. Jika bumi aman dan tenteram, manusia juga dapat hidup aman dan tenteram. Tak hanya manusia, semua makhluk juga akan aman dan tenteram. Semua makhluk harus aman dan tenteram, barulah manusia dapat bertahan hidup. Jadi, semua makhluk menggantungkan hidup kepada bumi. Karena itu, bumi harus selaras agar manusia juga dapat hidup aman dan tenteram. Saat unsur tanah selaras, unsur udara juga akan selaras. Kita dapat melihat beberapa hari lalu, puluhan tornado secara bergantian terus menghantam Amerika Serikat. Salah satu kota kecil di sana hampir hancur total akibat tornado ini. Saya sungguh prihatin melihatnya. Ada pula bencana yang terjadi akibat ketidakselarasan unsur air. Dari awal tahun hingga kini, Australia terus dilanda bencana banjir. Kita juga dapat melihat Selandia Baru yang aliran listriknya putus akibat banjir. Dalam kehidupan sehari-hari, orang masa kini menggantungkan hidup kepada listrik. Untuk memasak, mereka memerlukan listrik. Saat cuaca terasa panas, mereka memerlukan pendingin ruangan.Saat musim dingin, mereka memerlukan penghangat. Begitu banyak barang yang memerlukan listrik. | |||
| |||
Kita dapat melihat kegiatan sosialisasi celengan bambu di Kanada. Setiap minggu insan Tzu Chi setempat berkunjung ke panti jompo untuk membimbing dan menghibur para Lansia. Mereka telah melakukan ini beberapa tahun. Selama beberapa tahun ini, mereka membawa celengan bambu ke sana dan melakukan permainan berhitung dengan uang yang ada dalam celengan bambu agar para Lansia memahami bahwa setiap hari mereka bisa menciptakan berkah. Mereka merasa sangat damai dan bahagia karena mampu membantu orang lain. Karena itu, para Lansia pun menyisihkan donasi ke dalam celengan bambu. Tahun lalu, donasi yang terhimpun adalah 300 NZ dolar (sekitar Rp2,2juta). ”Kami mendonasikannya kepada bank makanan guna membeli mi bagi penerima bantuan Tzu Chi,” kata seorang relawan. “Coba tebak berapa jumlah uang di dalam celengan ini? Yang betul akan mendapat hadiah,” ujar relawan lainnya. Para Lansia menghitung uang yang ada di dalam celengan bambunya dengan penuh sukacita. Kegiatan ini jauh lebih baik dibanding membiarkan mereka bermain mahyong. Inilah cinta kasih dari para insan Tzu Chi. Setetes demi setetes donasi terus mereka kumpulkan dengan sukacita. Setiap orang merasa bersukacita karena dapat menolong orang lain. Kita juga dapat melihat insan Tzu Chi di Amerika Serikat yang mensosialisasikan daur ulang dengan bersungguh hati. Mereka membimbing setiap orang untuk tidak hidup boros serta harus menjaga kelestarian tanah. Dengan membuat tanah organik, maka berbagai macam tanaman akan dapat tumbuh. Selain mengurangi jumlah sampah dan membuat tanah menjadi subur, insan Tzu Chi juga mengimbau setiap orang untuk tidak menyisakan makanan. Sisa makanan harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Mereka membimbing setiap orang untuk hidup hemat. Inilah pengajaran yang baik. Selain itu, cinta kasih insan Tzu Chi juga telah disebarkan ke tempat yang terdapat banyak pecandu Narkoba, tempat yang tingkat kejahatannya tinggi, serta tempat yang terdapat orang-orang yang batinnya tak selaras. | |||
| |||
demi menyalurkan bantuan. Penyaluran bantuan harus dilakukan dengan baik agar batin manusia dapat tetap tenang. Jika tidak, kemungkinan akan terjadi perampokan ataupun kekacauan lainnya. Karena itu, insan Tzu Chi beserta gereja setempat saling berinteraksi dengan harmonis dalam menyalurkan bantuan. Jadi, saat melihat insan Tzu Chi bersumbangsih bagi para Lansia, saya sungguh merasa tersentuh. Di saat sekarang ini, bagaimana cara menyelaraskan batin manusia agar berjalan di arah yang benar? Satu-satunya cara adalah mengandalkan agama, terutama agama yang memiliki kebijaksanaan. Yang terpenting, agama harus mengajarkan cinta kasih universal tanpa pamrih agar manusia dapat berjalan di arah yang benar mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan. Setiap agama harus bekerja sama dengan harmonis untuk melakukan hal ini. Kita harus memahami bahwa di dunia ini terdapat banyak penderitaan. Kini populasi di Planet Bumi telah melebihi 7 miliar orang. Di alam semesta ini, pencemaran akan semakin meningkat seiring bertambahnya populasi manusia. Akibat pola hidup manusia dan keadaan lingkungan, kondisi iklim pun berubah. Semuanya berubah karena batin manusia penuh dengan ketamakan, kebencian, kebodohan, dan kegelapan batin yang tak terhingga. Jadi, semakin sering membangkitkan niat tersebut, lingkungan tempat kita tinggal juga akan menjadi semakin buruk. Karena itu, kita harus segera menyelaraskan lingkungan kita. Untuk menyelaraskan lingkungan hidup, kita harus memulainya dari diri sendiri dengan mengubah yang buruk menjadi niat baik. Janganlah membunuh hewan. Kembangkanlah cinta kasih serta menghormati kehidupan. Dengan meredam nafsu makan dan bervegetarian, kita dapat mengurangi banyak pembunuhan hewan dan mengurangi peternakan hewan. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia. |
Artikel Terkait
Menebar Kebahagiaan di Penghujung Tahun
02 Januari 2014Ada Penghiburan dan Perhatian di Yayasan Galuh
25 Februari 2020Relawan Tzu Chi menjalin jodoh dengan Tony Anwar, salah satu penerima bantuan Tzu Chi komunitas He Qi Timur yang dirawat di Yayasan Galuh. Yayasan Galuh adalah sebuah panti rehabilitasi orang dengan gangguan jiwa, yang berlokasi di Bekasi.
Perayaan Waisak di Sekolah Putra Bangsa Berbudi Deli Serdang
15 Mei 2024Komunitas relawan Tzu Chi Medan tepatnya di Hu Ai Titi Kuning mengadakan pemandian rupang Buddha dalam rangka Perayaan Waisak di Sekolah Putra Bangsa Berbudi (PBB).