Suara Kasih : Demi Dunia yang Lebih Baik
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News Judul Asli: Menjernihkan Hati Manusia Lima Kekeruhan memicu ketidakselarasan dan bencana di dunia
| |||
Ketidakselarasan Empat Unsur Alam sungguh membuat semua orang khawatir. Bencana gunung meletus di Indonesia baru saja berlalu, kini Filipina juga mengalaminya. Bencana yang sama juga terjadi di Ekuador. Tak hanya menyemburkan awan panas, gunung setempat juga mengeluarkan bebatuan yang menghujani dusun sekitarnya. Hal ini sungguh mengkhawatirkan. Bagaimana pun, bencana pasti akan berlalu. Asalkan semua orang dapat menaati hukum alam dan meningkatkan kewaspadaan, maka nyawa kita akan terselamatkan. Lain halnya dengan bencana akibat ulah manusia. Ini sangatlah mencemaskan. Pagi tadi saya menyaksikan siaran berita mengenai perang antara Korea Selatan dan Korea Utara. Terlihat perumahan warga yang terbakar akibat lemparan granat. Kepanikan warga sungguh membuat kita prihatin. Saya sungguh berharap semua orang dapat menenangkan diri. Jika tidak, bencana ini akan lebih mengerikan daripada gunung meletus. Sungguh tak dapat dibayangkan akibatnya. Saya berharap semua orang dapat senantiasa mawas diri dan berhati tulus. Bukankah dengan menjernihkan hati dan mengubah pola pikir, keadaan akan menjadi lebih baik? Untuk itu, semua manusia di dunia harus berdoa dengan penuh ketulusan. Sungguh, dunia kini dipenuhi Lima Kekeruhan. Masa ini adalah masa kekeruhan. Akibat akumulasi tindakan manusia yang tidak baik, maka masa ini pun dipenuhi kekeruhan. Hati manusia yang tak jernih telah mencemarkan dunia ini. Pikiran yang tak benar ini telah membuat manusia bertindak salah dan mengakibatkan timbulnya kekotoran batin pada banyak orang. | |||
| |||
Singkat kata, kita harus paham bahwa Lima Kekeruhan di dunia berawal dari pikiran manusia. Sebersit niat dalam hati manusia dapat mempengaruhi pandangan dan pola pikir dan hal ini dapat membuat Empat Unsur Alam serta segala hal di dunia berjalan tak selaras. Pandangan yang salah dapat menimbulkan kekotoran batin dan karma buruk terus terakumulasi. Karena itulah, kini bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia sering terjadi. Contohnya, sebuah desa kecil di Malaka, Malaysia. Pada bulan Juli desa ini dilanda banjir akibat hujan deras. Insan Tzu Chi pun segera bergerak untuk memerhatikan dan menyalurkan bantuan kepada korban banjir. Setelah air surut, sampah terlihat di mana-mana. Melihat hal ini, insan Tzu Chi pun bertekad mensosialisasikan pelestarian lingkungan. Mereka mengadakan baksos kemudian membimbing warga setempat melakukan usaha pembersihan. Cinta kasih telah membawa insan Tzu Chi kepada korban banjir. Sumbangsih mereka yang penuh cinta kasih telah menciptakan jalinan jodoh ini. Kini, seluruh warga desa tersebut melakukan daur ulang dengan sangat baik. Baik jalan besar, gang sempit, maupun selokan, mereka membersihkannya dengan inisiatif sendiri. Tak hanya itu, mereka juga mengajak orang-orang melakukan daur ulang. Karena itulah, desa tersebut kini sangat bersih dan indah. Selokan yang tadinya tersumbat, kini telah bebas dari sampah sehingga air selokan dapat mengalir. | |||
| |||
Kini, sebanyak 100 lebih relawan tengah menjalani pelatihan. Banyak relawan daur ulang di sini yang telah dilantik. Posko yang telah menggalang banyak Bodhisatwa dunia ini sungguh adalah ladang pelatihan yang baik. Posko ini memiliki 2 lantai. Lantai dasar yang digunakan untuk memilah barang daur ulang sedangkan lantai atas adalah tempat berkumpul para relawan. Jadi, lantai dasar dimanfaatkan untuk menciptakan berkah sedangkan lantai atas digunakan untuk menumbuhkan kebijaksanaan. Mereka mengadakan bedah buku guna memahami ajaran Jing Si. Mereka menyelami Dharma dan menginspirasi orang-orang agar dapat berjalan di jalan yang sama dengan penuh keharmonisan. Melihat keluarga yang bahagia dan masyarakat yang harmonis serta para siswa yang berkunjung ke posko daur ulang, sungguh membuat saya gembira. Saya sungguh berterima kasih atas kesungguhan hati setiap orang. Kehidupan manusia sungguh dipenuhi penderitaan dan kebahagiaan. Banyak sekali hal yang mengkhawatirkan. Namun, saya juga melihat insan Tzu Chi terus giat menggalang Bodhisatwa dunia. Hal ini membuat hati saya tenang. Banyak rasa syukur yang tak habis diungkapkan. Hendaknya setiap orang mawas diri dan berhati tulus serta berdoa bagi bencana yang terjadi di dunia. Semoga setiap orang di dunia dapat memiliki hati dan pikiran yang jernih. Terima kasih. Diterjemahkan oleh: Lena | |||
Artikel Terkait
Suara Kasih : Membangkitkan Welas Asih
22 Maret 2011 Setiap hari merupakan hari bersejarah bagi Tzu Chi yang mengingatkan kita tentang penderitaan di dunia. Kehidupan manusia sungguh penuh penderitaan. Pantas saja ajaran pertama yang dibabarkan oleh Buddha adalah tentang penderitaan dan Empat Kebenaran Mulia. Semoga setiap orang dapat giat melatih diri.Banjir Jakarta: Menumbuhkembangkan Kurukunan Antar Sesama
27 Januari 2014 Relawan Tzu Chi yang berinteraksi langsung dengan penerima bantuan dan memberikan jenis bantuan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Memberikan bantuan secara langsung kepada mereka yang benar-benar layak dibantu.Indahnya Tolerasi Beragama di Kabupaten Biak Numfor
14 April 2023Para relawan Tzu Chi Biak mengunjungi panti asuhan dan pondok pesantren yang berada di Kabupaten Biak Numfor. Kunjungan kasih ini bekerja sama dengan Permabuddhi, Wanita Buddhis Indonesia, Hadi Supermarket dan Maju Makmur Group.