Suara Kasih: Demi Melindungi Bumi

Jurnalis : DAAI News, Fotografer : DAAI News

Judul Asli:

Melestarikan Lingkungan dan Bervegetaris demi Melindungi Bumi

Kehidupan warga di Quanzhou begitu sederhana
Menggarap ladang berkah dengan melakukan daur ulang
Program bantuan dengan pemberian upah  menjadi metode pemulihan pascabencana
Membimbing masyarakat untuk melestarikan lingkungan dan bervegetaris

 

 

 

“Terima kasih, berkah bagi Anda. Kondisi Xiangzhi berbukit-bukit. Banyak tempat hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki, tidak bisa dengan kendaraan. Beruntung ada dukungan dan ajaran dari Master sehingga para relawan daur ulang di sini  sangat penuh sukacita. Dari puncak gunung atau kuil, barang daur ulang harus dipikul, baru kemudian dikumpulkan di tempat yang bisa dijangkau kendaraan, lalu kami meminta Kakak Shatian mengangkutnya. Awalnya mereka tidak tahu apa itu daur ulang. Lambat laun mereka mulai mengerti. Kini semua orang sudah tahu. Ini digunakan untuk bantuan bencana atas dasar cinta kasih oleh Tzu Chi. Semua orang akhirnya paham bahwa ini adalah untuk menolong orang. Orang-orang bilang inilah welas asih. Semua orang sangat bersukacita. Terima kasih, Kak. Terima kasih,” ucap Cai Pingmin, relawan daur ulang.

Misi pelestarian lingkungan kita di Quanzhou sungguh membuat orang tersentuh. Mereka mengumpulkan barang daur ulang dari rumah ke rumah dan memikul semuanya turun gunung. Mereka sungguh menggarap ladang berkah dengan kekuatan cinta kasih. Ini sungguh menguras tenaga, tetapi mereka melakukannya dengan sukarela. Ini karena mereka dapat memahami bahwa sumber daya alam di bumi ini tidak boleh dihamburkan, alangkah baiknya jika bisa didaur ulang, tidak dibuang atau dikubur begitu saja. Jika sebaliknya, sampah-sampah itu tidak akan terurai hingga ribuan tahun dan akan mencemari bumi. Tindakan menghormati langit, menyayangi bumi, dan menghargai sumber daya alam seperti ini merupakan tindakan terpuji yang membuat orang tersentuh. Sungguh, melihat mereka memiliki kesadaran lingkungan dan bersungguh hati melakukan daur ulang, saya sungguh bersyukur atas  jalinan jodoh warga setempat dengan Tzu Chi, terlebih lagi dengan saya.

 

Lewat siaran Da Ai TV, mereka mendengar ceramah saya dan menyerapnya ke dalam hati. Mereka juga mempraktikkannya secara nyata dengan senang hati tanpa merasa terbebani. Warga setempat hidup bersahaja dan sangat sederhana. Wilayah itu berada di daerah pantai. Dahulu, warga di sana bermata pencaharian di bidang perikanan. Akan tetapi, setelah mempelajari Dharma, mereka paham untuk berusaha menghindari bidang ini dan sebaliknya berusaha menciptakan berkah bagi bumi ini. Inilah wujud kesederhanaan dan kerelaan bersumbangsih warga setempat. Ini sungguh membuat orang tersentuh.

 

Mempelajari ajaran Buddha adalah sungguh-sungguh menyerap Dharma untuk membangkitkan welas asih demi menciptakan berkah bagi dunia. Jika semua orang dapat sungguh-sungguh mengulurkan tangan dan lebih peduli  terhadap sampah yang mereka ciptakan dengan terlebih dahulu membersihkannya sebelum dibawa ke posko daur ulang, maka ini merupakan kebaikan luar biasa. Jadi, kita harus sungguh-sungguh mensosialisasikan hal ini. Selain mengumpulkan sampah untuk didaur ulang, kita hendaknya lebih aktif mensosialisasikan filosofi “bersih dari sumbernya”. Kita harus mensosialisasikan kepada setiap keluarga untuk lebih peduli terhadap sampah yang mereka hasilkan. Inilah metode yang menyeluruh untuk menyelesaikan masalah sampai ke akarnya.

Ketahuilah bahwa kini kita perlu menghemat sumber daya air. Manusia masa kini terus memompa air dari dalam tanah. Bagaikan buah yang jika diambil sarinya akan menjadi kering, demikianlah bumi kita. Jika air tanah terus disedot, maka bukankah permukaan tanah akan menurun? Ditambah dengan mencairnya es di Kutub Utara dan Kutub Selatan yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut, dapat kita bayangkan bagaimana dampaknya tehadap daratan. Jadi, kita harus menghargai air.

 

Untuk dapat menghemat air sekaligus melakukan daur ulang, satu-satunya cara adalah mensosialisasikan agar orang-orang menjaga kebersihan barang daur ulang sehingga saat dikumpulkan, barang-barang itu tidak perlu dibersihkan lagi dengan terlalu banyak air. Jadi, saya berharap kita semua dapat menghargai sumber daya alam, termasuk air. Harap semua orang sering mengimbau anggota keluarga sendiri dan orang lain untuk turut melestarikan lingkungan dengan menjaga kebersihan dari sumbernya.

 

Kita juga melihat Indonesia. Beberapa hari ini saya terus membahas tentang Indonesia. Setelah banjir di Manado surut, jalan-jalan di sana penuh dengan lumpur. Kondisi di sana sungguh luluh lantak. Bagaimana agar kondisi cepat pulih? Selain membagikan bantuan materi, insan Tzu Chi Indonesia juga belajar dari cara insan Tzu Chi Filipina dalam menangani bencana. Mereka mulai bergerak untuk menjalankan program bantuan dengan pemberian upah. Mereka mengajak warga untuk turut membersihkan lingkungan daripada hanya duduk dan mengeluh  atas kondisi yang ada. Dengan begitu, hati warga pun terbuka. Mereka menghimpun kekuatan untuk saling membantu dan dapat tersenyum kembali. Dengan bergotong royong, mereka tidak akan meratapi nasib dan merasa putus asa karena tidak tahu harus berbuat apa.

Dengan adanya koordinasi oleh para relawan, kini mereka dapat saling membantu. Mereka sama-sama membersihkan rumah demi rumah. Dengan bekerja bersama-sama, semua orang dapat kembali tersenyum. Meski uang yang diterima tidak banyak, mereka tetap merasa puas, bahagia, dan saling berterima kasih. Kegiatan ini membawa gairah hidup dan semangat bagi mereka. Baik membersihkan kota maupun rumah, program ini membawa semangat bagi warga setempat. Jadi, program bantuan dengan pemberian upah kelak juga akan menjadi metode pemulihan pascabencana dalam dunia internasional, bukan hanya di Tzu Chi. Metode ini dapat diterapkan oleh siapa pun.

Kita juga melihat insan Tzu Chi dari utara dan selatan Jerman yang tinggal berjauhan berkumpul bersama untuk mengadakan Pemberkahan Akhir Tahun. Mereka juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mengundang warga setempat untuk lebih memahami  pelestarian lingkungan dan vegetarisme dengan harapan agar semua orang paham bahwa menjaga kesehatan fisik dan batin juga perlu di samping pelestarian lingkungan. Demi melindungi bumi, manusia harus mengurangi peternakan. Jika manusia tidak memakan daging hewan, maka hewan tak perlu diternak dan pencemaran dapat dikurangi. Lagi pula, makan terlalu banyak daging akan mengganggu kesehatan tubuh dan mengundang banyak penyakit.

Di seluruh dunia, kita harus mensosialisasikan pelestarian lingkungan dan vegetarisme. Karena saat berada dalam kondisi aman seperti ini, kita semua harus meningkatkan kewaspadaan, mawas diri, dan tulus. Dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun itu, insan Tzu Chi memanfaatkan kesempatan untuk mensosialisasikan pelestarian lingkungan dan vegetarisme. Semua ini hendaknya kita lakukan setiap kesempatan.

(Diterjemahkan oleh: DAAI TV)


Artikel Terkait

Kampanye Cinta Membaca dengan Cara yang Fun!

Kampanye Cinta Membaca dengan Cara yang Fun!

30 April 2019

Literacy day dirayakan siswa-siswi TK Tzu Chi Indonesia dengan meriah hari ini, Selasa 30 April 2019. Mereka mengenakan kostum bebas, ada kostum superhero, princess, bee, pemadam kebakaran, dan banyak lagi. Semuanya lucu, semuanya kreatif.

Ulang Tahun Master Cheng Yen

Ulang Tahun Master Cheng Yen

05 Mei 2014
Setiap tanggal 24 bulan 3 lunar, insan Tzu Chi  sedunia akan merayakan dua hari besar, yakni hari berdirinya Yayasan Buddha Tzu Chi dan juga hari lahirnya pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi, Master Cheng Yen.
Memupuk Berkah dan  Kebijaksanaan dari Pelatihan Relawan

Memupuk Berkah dan Kebijaksanaan dari Pelatihan Relawan

12 Oktober 2022

Pelatihan Relawan Abu Putih ke-3 di Tzu Chi Medan diikuti oleh 137 relawan (51 panitia dan 86 peserta pelatihan). Pada pelatihan ini, para relawan jadi lebih mengenal Tzu Chi, visi  dan misi Tzu Chi.

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -