Suara Kasih: Demi Menyelami Dharma

Jurnalis : , Fotografer :
 

Judul Asli:

 

Mengatasi Berbagai Kesulitan Demi Menyelami Dharma

 

Mengatasi berbagai kesulitan demi menyelami Dharma
Bekerja sama dengan harmonis dan melenyapkan kemelekatan
Menjaga tubuh, ucapan, dan pikiran serta menjauhkan diri dari 10 kejahatan
Mencurahkan perhatian kepada saudara se-Dharma

 

Saya sungguh tersentuh dan bersyukur. Sungguh, dalam melatih diri, kita harus menyelaraskan pikiran. Dunia ini penuh dengan penderitaan karena pikiran manusia tidak selaras. Agar dunia kembali harmonis, semuanya harus dimulai dari pikiran manusia. Beberapa hari ini, kita dapat melihat setiap orang di Aula Jing Si sangat giat dalam memanfaatkan setiap detik yang ada. Mereka saling bekerja sama dengan baik serta memerhatikan setiap gerakan tangan serta menyamakan setiap gerakan dengan penuh kesungguhan hati. Inilah yang dimaksud dengan melatih diri.

Selain melatih diri sendiri, kita juga harus hidup harmonis dengan orang lain. Inilah yang disebut dengan praktisi spiritual dan ladang pelatihan. Dalam melatih diri, kita harus melenyapkan ego dan kemelekatan agar setiap orang dapat bekerja sama dengan harmonis. Dengan demikian, maka akan tercipta ladang pelatihan yang paling indah. Bukankah ini yang dilakukan oleh setiap orang di Aula Jing Si? Tidaklah mudah untuk melatih diri karena kita harus mengendalikan nafsu keinginan.

Bodhisatwa sekalian, kita sungguh harus menjaga tubuh, pikiran, dan ucapan sebaik mungkin. Melatih diri adalah melenyapkan segala kebiasaan buruk dan menumbuhkan kebiasaan baik. Kita harus melatih diri di tengah masyarakat agar semua orang dapat memperoleh pencapaian. Melihat kegigihan setiap orang di Aula Jing Si, saya sungguh tersentuh. Para relawan di Hualien juga bekerja keras untuk mempersiapkan segala sesuatu agar para peserta pementasan yang mengikuti latihan selama 5 hari ini dapat berkonsentrasi dengan penuh. ”Belakangan ini mereka terus melantunkan liriknya dengan sungguh-sungguh sehingga tenggorokan menjadi cepat kering. Demi menjaga kondisi tenggorokan mereka, kami mempersiapkan minuman herbal dan permen pelega tenggorokan untuk mereka. Ahli gizi juga mengingatkan kami, karena jadwal latihan mereka sangat padat, maka kami harus mempersiapkan banyak pisang. Pisang dapat membuat kaki mereka tidak mudah kejang. Kami berharap dapat memperhatikan para Bodhisatwa tersebut dengan baik,” tutur salah satu relawan dari tim konsumsi.

 

Lihatlah tim konsumsi, mereka bahkan bertanya kepada ahli gizi mengenai makanan yang harus disiapkan. Mereka mendukung para peserta pementasan dengan mempersiapkan segala yang diperlukan agar para peserta dapat berlatih dengan tenang. Saya sungguh berterima kasih kepada tim pelayanan yang telah mempersiapkan segala kebutuhan sehingga para peserta dapat tenang secara fisik dan batin. Saya juga sangat berterima kasih kepada para anggota TIMA yang telah memperhatikan kesehatan para peserta. Banyak di antara mereka yang menahan rasa sakit. Ada pula yang tak bisa tidur pada malam hari karena isi kitab suci terus terbayang-bayang di dalam pikiran mereka. Dari sini kita dapat melihat kesungguhan hati setiap orang. Mereka melatih diri bagai biksu atau biksuni.

 

Selama beberapa hari ini, mereka sungguh giat melatih diri dan saling bekerja sama dengan baik. Mereka saling membimbing dan belajar melalui interaksi antar sesama. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya. Mereka terdiri dari berbagai usia. Beberapa dari mereka telah berusia lanjut bahkan ada yang kesehatannya kurang baik. ”Saya sungguh penuh berkah. Dapat berpartisipasi berarti memiliki berkah. Saya mengira bahwa karena kondisi kaki saya, mungkin saya tak dapat ikut. Skala pementasan kali ini sangat besar. Karena keterbatasan dalam bergerak, saya mungkin akan membuat pertunjukan menjadi tidak indah,” ucap relawan tersebut, “namun, Master Cheng Yen berkata bahwa kita bukan sedang membuat pertunjukan, tetapi kita adalah Sutra hidup yang tengah menyelami Dharma.”

Meski menderita penyakit, namun kita dapat melihat mereka bersikeras untuk turut ambil bagian dalam menyelami Sutra. Mereka sungguh telah menyerap Dharma ke dalam hati. Saya sungguh bersyukur melihat setiap orang menyelaraskan hati. Sebanyak ratusan orang baik yang bekerja di bagian belakang panggung, peserta pementasan, tim pelayanan, dan lain-lain memanfaatkan waktu untuk menyelaraskan hati.

Mengapa kita harus menyelaraskan hati? Karena demi pelatihan diri sendiri dan orang lain, kita harus menyadarkan diri sendiri dan orang lain, barulah dapat mencapai kesempurnaan praktik dan kesadaran. Untuk menciptakan keindahan kelompok, harus dimulai dari diri sendiri dan kerja sama dengan orang lain. Setiap orang menyelaraskan hati demi kebaikan diri sendiri dan orang lain. Selain melatih diri sendiri, kita juga harus menginspirasi seluruh orang di dunia. Berkat kemajuan teknologi, pementasan drama musikal ini dapat disaksikan oleh orang-orang di seluruh dunia. Hal ini bagaikan perahu cinta kasih yang menyeberangi lautan penderitaan demi menyelamatkan semua makhluk. Setiap orang menyelami Dharma tak hanya demi diri sendiri dan orang lain, melainkan demi semua orang di dunia.

 

Kita melatih diri demi memberikan manfaat bagi orang lain. Sekelompok siswa Jing Si memikul tanggung jawab, mengatasi rintangan, dan menyelami Dharma agar dapat berpartisipasi dalam pementasan. Lihatlah seorang dokter yang menutup kliniknya selama beberapa hari demi mengikuti latihan. Ada pula orang yang menutup tokonya. Para profesional dari berbagai bidang juga meluangkan waktunya dan bersungguh-sungguh untuk bertobat, bervegetarian, menyucikan hati, serta melenyapkan tabiat buruk yang dimiliki selama puluhan tahun ini. “Saya tahu bahwa saya memiliki banyak tabiat buruk. Saya sangat mudah menyakiti orang lain karena memiliki suara serak. Adakalanya saat berbicara sedikit keras, orang akan berpikir saya adalah orang yang bertemperamen buruk. Setelah datang ke sini, saya merasa bahwa saya harus merendahkan diri guna mempelajari banyak hal agar dapat berbagi dengan relawan lain,” tutur salah satu peserta.

Singkat kata, setiap orang harus menaati sila, menyucikan batin, dan melenyapkan tabiat buruk. Para Bodhisatwa sangat bersungguh-sungguh menyelami Dharma yang luar biasa agar dapat mementaskannya dengan baik sehingga setiap orang yang menyaksikannya dapat menyerap Dharma ke dalam hati. Kita berharap dapat menyebarkan Dharma ke wilayah yang lebih luas agar setiap orang dapat menerima dan terinspirasi sehingga mereka dapat menyelami Dharma dan mengubah kebiasaan buruk. Inilah yang harus kita lakukan. Bodhisatwa sekalian, melalui pementasan dengan ikut serta dalam pementasan drama musikal Syair Pertobatan Air Samadhi, kita harus membersihkan kekotoran batin. Kita harus mengembangkan welas asih dan menumbuhkan kebijaksanaan sehingga dapat menjadi nakhoda perahu cinta kasih yang menyeberangi lautan penderitaan. Hal ini dapat dilakukan oleh setiap orang. Asalkan kita memulainya, maka akan banyak orang yang terinspirasi untuk bersumbangsih sebagai Bodhisatwa. Dengan demikian, akan lebih banyak orang yang menjadi Bodhisatwa dunia.

 

 
 

Artikel Terkait

Cinta Kasih Terus Berlanjut Lewat Celengan Bambu

Cinta Kasih Terus Berlanjut Lewat Celengan Bambu

07 Juli 2022

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali mengumpulkan koin cinta kasih di Jl. Enam Saudara dan Jl. Taman Puri, Tanjung Balai Karimun pada Minggu, 26 Juni 2022. Sebanyak 22 relawan ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Berkah Bagi Warga Kebondalem, Banjarnegara

Berkah Bagi Warga Kebondalem, Banjarnegara

27 Desember 2022

Warga Kebondalem, Banjarnegara, Jawa Tengah diliputi rasa sukacita karena relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas menyalurkan bantuan 10 ton beras, memberikan layanan kesehatan, sekaligus membangun 1.745 jamban.

Kelas Senyuman Terindah

Kelas Senyuman Terindah

01 Mei 2010
Kehadiran Mulyono shixiong di tengah acara membuat aku dan teman-teman seolah melihat sosok yang ada di televisi muncul di hadapan kami, apalagi setelah tahu dan merasakan betapa susahnya menjadi orang yang tidak sempurna.
Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -