Suara Kasih: Dokter Teladan

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

   Dokter Teladan yang Tak Terlupakan

 

Dokter di daerah pedalaman penuh dengan cinta kasih
Dokter teladan yang tak terlupakan
Dokter dan pasien harus saling bekerja sama
Orang yang berketerbatasan tetap dapat membantu orang lain

Di Taiwan, orang kaya sangatlah kaya dan orang kurang mampu yang tinggal di daerah pegunungan juga tidak terlalu buruk. Namun, bila Anda menuju desa terpencil di daerah pegunungan, Anda akan merasa sangat sedih melihatnya. Mereka sungguh kekurangan sarana pengobatan. Tak peduli hidup berapa lama, selama masih bisa bergerak, kita harus berkontribusi sesuai kemampuan. Bahasa halusnya adalah memberi pelayanan atau membantu orang lain. Suatu hari, bila sudah terbaring sakit dan tak dapat bergerak maka tak mampu lagi untuk berkontribusi.

Lihatlah dr. Hsiao Ching-feng. Ia telah meninggal dunia. Ia baru berusia 75 tahun. Ia adalah seorang dokter teladan. Ia memilih untuk membuka praktik di Taitung karena sarana pengobatan di sana sangat minim. Ia sangat baik hati. Para warga di Taitung sangat menghormati dan mengasihinya. Ia menganggap pasien bagai keluarga maupun teman sendiri. Sebagai dokter, tak dibutuhkan keterampilan yang tinggi, melainkan cinta kasih yang dalam. Saat pasien duduk di hadapan Anda, yang dibutuhkannya bukanlah komputer yang diam atau secarik kertas resep tanpa perasaan yang ditulis panjang lebar. Yang penting adalah komunikasi antara dokter dan pasien.

Dr. Hsiao dan saya sungguh memiliki persahabatan yang penuh cinta kasih. Saya mengenalnya pada 20 tahun yang lalu. Ia menyediakan ruang di lantai atas kliniknya kepada insan Tzu Chi untuk berkumpul guna membahas kegiatan Tzu Chi. Kemudian, ia juga menyediakan sebuah garasi yang sangat besar kepada Tzu Chi untuk dijadikan kantor cabang. Hingga saat RS Tzu Chi di Guanshan diresmikan, saya berkata padanya, “Dr. Hsiao, Guanshan berada sangat dekat dengan Taitung. Kami kesulitan untuk mencari dokter. Apakah Anda akan membantu saya?” tanya Master Cheng Yen. Tanpa keraguan, ia berkata, “Master, jangan khawatir. Bila Anda membutuhkan saya, saya akan membantu.” Ia langsung menyetujuinya. Ia bersumbangsih selama beberapa tahun di sana.

Setiap hari, ia datang dari Taitung ke Guanshan dengan menumpang kereta api. Karena ia adalah dokter yang berpengalaman, ada beberapa pasien yang sengaja datang dari Taitung untuk berobat. Mereka berkata, “Kami sudah lama mencari Anda.” Mereka adalah pasien lama yang berasal dari Taitung. Dr. Hsiao sangat professional, Karena sudah berusia lanjut, beberapa kali sebelumnya,ia pernah berpikir untuk pensiun. Namun, RS Tzu Chi sangat membutuhkannya. Sungguh sulit bagi kita untuk mengundang dokter ke Guanshan.

Karena itu, kami selalu memintanya untuk tetap tinggal di sini. Meski sudah berusia lanjut, namun staminanya masih sangat baik. Ia membuka praktik dari hari Senin hingga hari Jumat. Jumlah pasien yang ia tangani adalah yang terbanyak di rumah sakit ini. Dr. Hsiao adalah permata bagi RS Tzu Chi di Guanshan.

Beberapa waktu kemudian, Dr. Hsiao berkata kepada Dr. Pan, “Saya sudah berusia lanjut dan sudah harus pensiun.” Setelah mengetahui hal ini dari Dr. Pan, saya segera berkata kepada Dr. Hsiao,“Dr. Hsiao, kami sungguh membutuhkan Anda.Saya sungguh kesulitan mencari dokter. Saya membutuhkan Anda karena banyak pasien yang membutuhkan Anda.”

Ia menjawab, “Saya tidak boleh membuat Master Cheng Yen khawatir. Master Cheng Yen, jangan khawatir, saya akan tetap tinggal di sini. Master Cheng Yen sungguh tidak ragu pada saya. Meski sudah berusia lanjut, namun saya akan meneruskannya. Adakalanya saya berpikir untuk pergi. Namun, saya selalu merasa tidak enak hati kepada Master Cheng Yen.”

Inilah persahabatan kami. Pikiran saya masih dipenuhi kenangan tentangnya. Suaranya, cara ia berbicara, dan lain-lain, semuanya meninggalkan kesan yang dalam di pikiran saya. Meski ia adalah dokter, namun ia sendiri juga jatuh sakit. 

 

Ia menderita tumor otak. Saya berkata padanya, “Mengapa tidak dirawat di RS Tzu Chi?” Ia berkata bahwa putrinya dan menantunya bekerja di RSU Veteran Taipei. Karena itu, ia ingin berada di sana agar menantunya dan putrinya bisa menjaganya. Saya pernah meneleponnya untuk berbincang. Saya berkata, “Anda harus cepat sembuh. Saya masih membutuhkan Anda.” Ia menjawab, “Master Cheng Yen masih membutuhkan saya?” ”Saya menjawab, “Tentu saja. Kami berharap Anda bisa kembali.” 

 

Ia berkata, “Saya sudah tua.” Saya pun menjawab, “Saya juga sudah tua.” Singkat kata, kami memiliki persahabatan yang tak terhapuskan. Kehidupan tidaklah kekal. Meski usia ke-70 tahun tidak termasuk singkat, namun kontribusinya sangat banyak. Banyak orang yang masih membutuhkannya. Kehidupan seperti itu sungguh penuh dengan makna. Meski sudah meninggal dunia, namun ia selamanya berada di dalam hati saya. Ia adalah seorang dokter teladan.

Pria yang kita lihat ini adalah Tuan Zhu Chengfu. Dua puluh tahun yang lalu, saat masih muda, ia mengalami kecelakaan dan tulang punggungnya terluka. Lukanya sungguh parah. Namun, dr. Chen Ing Ho sangat yakin bahwa ia bisa mengobatinya. Dengan memanfaatkan keterampilan medis yang penuh cinta kasih, dr. Chen berhasil menyelamatkan Tuan Zhu. Tuan Zhu harus menjalani fisioterapi dalam waktu yang sangat panjang.

Kasus Tuan Zhu sangat berhasil. Karena tulang punggungnya terluka, ia hanya bisa menggerakkan bahu dan sikunya. Ia telah pulih dengan baik dan bisa hidup dengan mandiri. Apakah Anda bisa? Ini adalah hal kecil. Dalam hal medis, saya akan membantunya dengan segenap kemampuan. Namun, dalam hal lain, malah saya yang membutuhkan bantuannya. Contohnya, ia datang ke rumah sakit untuk berbagi pengalaman dengan pasien lain. Artinya, perkataannya kepada pasien lain jauh lebih efektif dari kami. Orang sering bertanya kepada saya mengapa saya begitu tidak beruntung, namun masih bisa hidup dengan bahagia?

Ini semua berkat bantuan seluruh tim medis. Mereka sungguh menyelamatkan kehidupan dan menjaga kesehatan dengan penuh cinta kasih. Mereka bersumbangsih dengan cinta kasih universal tanpa pamrih serta mencurahkan perhatian dalam jangka panjang. Lihatlah, Tuan Zhu bahkan memiliki istri dan seorang anak. Saat Tuan Zhu mengajak anaknya ke sini dan berkata, “Ini adalah anak saya.” Saya melihat air mata di sudut matanya karena ia sangat gembira. Sungguh, kami juga turut merasa bahagia.

Ini adalah sebuah tim. Dokter dan pasien harus bekerja sama. Perawat dan relawan juga harus terus memerhatikan pasien. Inilah hal yang paling indah di dunia. Namun, kita sungguh tak berdaya karena tak bisa menghentikan waktu dan ketidakkekalan. Segala sesuatu kembali pada hati kita dan kehidupan yang kita pilih. Meski tak dapat menentukan lamanya kehidupan, namun kita dapat menentukan seberapa besar nilai dan makna kehidupan.  

Contohnya dr. Hsiao. Kehidupannya sungguh bermakna. Banyak sekali orang yang membutuhkannya. Baik warga di Taitung maupun Guanshan, semuanya membutuhkannya. Betapa bermakna kehidupannya. Ia masuk ke dalam kehidupan pasien untuk menenangkan dan menghibur mereka serta membebaskan mereka dari penderitaan. Kehidupannya sungguh bernilai dan bermakna. Singkat kata, karena sudah terlahir ke dunia ini, kita harus memanfaatkan kehidupan ini sebaik mungkin. Inilah hal yang paling penting. 

 

 
 

Artikel Terkait

Mengembalikan Kenyamanan dan Kehangatan Rumah Ama Hiok

Mengembalikan Kenyamanan dan Kehangatan Rumah Ama Hiok

12 Desember 2018
Sudah 50 tahun lebih Ama Hiok tinggal di rumahnya. Kondisi rumah yang dikelilingi oleh perpohonan dan jalan tanah kuning ini kondisinya sangat memprihatinkan. Setelah mengetahui kondisi rumah Ama Hiok, relawan Tzu Chi memutuskan untuk membantunya dengan membangun rumah baru di sebelah rumah lamanya.
Suara Kasih: Berpegang Teguh pada Tekad untuk Melenyapkan Penderitaan

Suara Kasih: Berpegang Teguh pada Tekad untuk Melenyapkan Penderitaan

22 Agustus 2013 Hal ini sangat menakutkan. Akibat sebersit pikiran yang menyimpang, manusia terus menciptakan pergolakan. Ini sungguh mendatangkan penderitaan.
Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -