Suara Kasih : Dunia yang Indah
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News Judul Asli: Menciptakan Dunia yang Indah Benih-benih cinta kasih telah berakar di Amerika Tengah
| |||
Pada tahun 1998 lalu, Amerika Tengah dilanda bencana besar. Pascabencana, insan Tzu Chi mengadakan pembagian bantuan berskala besar bagi korban bencana. Mereka mengumpulkan pakaian layak pakai lalu dipilah dan dibersihkan. Pada saat itu, sebanyak 60 kontainer pakaian dikirimkan ke Dominika, Honduras, dan El Salvador. Berkat jalinan jodoh ini kini kita dapat melihat benih-benih Tzu Chi telah tumbuh menjadi pohon yang besar dan berakar di Amerika Tengah. Lihatlah, banyak warga Honduras yang hidup dalam kondisi minim. Namun, asalkan benih cinta kasih dapat tersebar, insan Tzu Chi akan bekerja untuk menggarap ladang batin. Demikian pula dengan Dominika. Kalian pasti ingat bahwa pada saat itu banyak warga setempat yang hidup dari tumpukan sampah. Kita dapat melihat saat sampah dibuang dari truk, baik warga maupun hewan akan segera mendekat dan saling berebut makanan. Kita bahkan dapat melihat anak-anak yang mencari makanan di tengah timbunan sampah dan langsung memakannya. Melihal hal tersebut, insan Tzu Chi pun ingin mengubah kehidupan mereka. Karena itu, kita pun mulai merencanakan pembangunan gedung sekolah bagi anak-anak setempat. Di antara mereka terdapat seorang wanita yang bernama Marcia. Ia adalah penganut Katolik. Pada tahun 1998, insan Tzu Chi masuk ke Dominika untuk mengadakan pembagian bantuan. Marcia terus mendampingi insan Tzu Chi sehingga ia memahami cinta kasih yang dimiliki insan Tzu Chi. Saat tahu bahwa Tzu Chi akan membangun sekolah bagi warga setempat, ia sangat mendukung dan terus mendampingi. Namun, banyak warga setempat yang tidak mendukung proyek pembangunan ini karena mereka khawatir jika Tzu Chi membangun sekolah, maka bantuan materi yang mereka terima akan berkurang. Karena itu, banyak orang yang menentang proyek pembangunan sekolah ini. | |||
| |||
Namun, ia sangat berani. Ia percaya bahwa agar dapat selamanya terbebas dari kemiskinan dan masa depan kaum muda menjadi lebih cerah, bekal pendidikan adalah hal yang terpenting. Karena itu, ia sangat bersikeras. Ditambah lagi, insan Tzu Chi terus berkomunikasi dengan lembut dan meyakinkan warga setempat bahwa Tzu Chi akan terus mendampingi mereka hingga mereka dapat berdiri sendiri. Berkat kesungguhan hati dan kerja sama antara insan Tzu Chi Amerika Serikat serta warga Tionghoa dan pengusaha Taiwan setempat, akhirnya sekolah pun dapat dibangun. Sepuluh tahun telah berlalu. Selama 10 tahun ini, selain memberikan pendidikan, kita juga mengajarkan budaya humanis serta pentingnya berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan. Tata krama seperti ini tidak boleh dilupakan. Kita dapat melihat anak-anak setempat yang dididik dengan sangat baik. Mereka berperilaku sangat baik dan sopan. Anak-anak ini pernah mengalami kehidupan yang sulit, karena itu mereka sangat menghargai kesempatan untuk bersekolah. Mereka sungguh polos. Kini, siswa di sekolah tersebut telah berjumlah lebih dari 2.000 orang. Meski gedung sekolah sangat kecil dan sederhana, namun mereka sangat mensyukurinya. Untuk tingkat dasar dan menengah, mereka membaginya menjadi kelas pagi dan kelas siang. Pada malam hari, mereka memanfaatkan ruangan untuk mengadakan kelas bagi orang dewasa. Berkat bantuan Marcia, kini orang dewasa pun berkesempatan menuntut ilmu. Ia percaya bahwa pendidikan dapat membuka wawasan para warga. Bila tidak, ketidaktahuan akan membuat mereka memiliki keyakinan yang salah. Jadi, demi membuka wawasan warga setempat, ia mengadakan kelas pada malam hari agar mereka berkesempatan untuk belajar. Bahkan warga ilegal pun berkesempatan untuk belajar pada malam hari. Hingga kini, ada lebih dari 700 orang yang menghadiri kelas pada malam hari. Meskipun ruangannya tidak luas, namun tetap dapat memberikan manfaat bagi banyak orang. | |||
| |||
Para siswa pun dapat membuat kerajinan tangan dari barang daur ulang. Intinya, yang terpenting dalam hidup bukanlah banyaknya barang materi yang kita miliki. Namun sesungguhnya, yang terpenting adalah kekayaan spiritual. Kita harus bekerja keras agar setiap orang dapat membangkitkan benih kebuddhaan dalam dirinya. Dengan penuh cinta kasih, kita telah mengubah kehidupan banyak orang. Inilah yang dilakukan oleh insan Tzu Chi selama bertahun-tahun. Asalkan memiliki niat, tiada hal yang tak dapat kita lakukan. Sungguh, pikiran kita bagaikan pelukis yang dapat melukis segala sesuatu. Asalkan niat baik terbangkitkan, benih kebuddhaan dalam diri kita akan membawa manfaat bagi orang lain. Inilah kebijaksanaan. Dengan memiliki kebijaksanaan, kita dapat menciptakan dunia yang indah. Jadi, kehidupan ini tergantung pada pikiran setiap orang. Dengan hati penuh cinta kasih, kita dapat menciptakan dunia yang indah. Semua ini bergantung pada pikiran setiap orang. Semua orang mampu menciptakan dunia yang indah. Asalkan pikiran kita penuh dengan kebajikan dan cinta kasih, maka kita dapat menciptakan dunia yang indah. Dunia yang indah tercipta dari pikiran yang suci. Dengan hati penuh kebajikan dan cinta kasih, kita dapat menciptakan dunia yang indah bagi diri sendiri maupun orang lain. Kita semua akan menikmati hidup yang indah. Sungguh, pikiran adalah pelopor segala sesuatu. Diterjemahkan oleh: Lena | |||
Artikel Terkait
Puluhan Aktivis Muda Kristen Asia Kunjungi Tzu Chi Center
12 Juli 2017Sebanyak 51 aktivis kaum muda Kristen yang tergabung dalam Youth in Asia Training for Religious Amity (YATRA) siang tadi menyambangi kantor Tzu Chi Indonesia. Mereka berasal dari berbagai negara di Asia seperti Myanmar, Tiongkok, Jepang, India, Pakistan, Bangladesh, juga New Zealand, dan Australia.
Memupuk Kekompakan Melalui Perlombaan Kreasi Mi DAAI
19 Agustus 2024Dalam rangka Bulan Tujuh Penuh Berkah dan untuk mensosialisasikan pola hidup vegetarian, Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Tebing Tinggi mengadakan kegiatan Perlombaan Memasak dan Kreasi dengan Mi DAAI.