Suara Kasih : Empat Sifat Luhur
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News Judul Asli: Mempraktikkan Empat Sifat Luhur Mencurahkan cinta kasih tanpa penyesalan
| |||
Setiap kali melihat para insan Tzu Chi bekerja sama untuk menolong orang lain, saya sungguh tersentuh. Melihat setiap insan Tzu Chi dari berbagai penjuru di dunia dapat menerima filosofi Jing Si dan mengemban misi Tzu Chi serta bersedia terjun ke tengah masyarakat untuk memberi manfaat kepada orang lain, saya sungguh merasa tersentuh. Tidaklah mudah untuk menginspirasi orang-orang yang tinggal di negara mereka karena mereka sulit untuk melihat atau mendengar tentang Tzu Chi. Karena itu, sangatlah sulit untuk menginspirasi orang lain. Di Taiwan, setiap saat kita dapat melihat semangat Tzu Chi karena selama 24 jam Da Ai TV menayangkan program tentang kegiatan Tzu Chi. Berbagai kisah nyata terus ditayangkan seperti sumbangsih para relawan di Taiwan yang membantu orang lain dengan penuh cinta kasih. Di Taiwan, tidaklah sulit bagi kita untuk menginspirasi orang lain karena semua orang dapat mendengar, melihat, serta merasakan semangat Bodhisatwa dan mempraktikkannya. Karena itu, kita harus menghargai jalinan jodoh ini dengan terus menggalang Bodhisatwa dunia. Dengan lebih banyak berbuat baik, maka bencana akan semakin berkurang. Setiap orang harus meyakini hal ini. Dengan berbuat baik, kita akan menciptakan karma baik. Karma baik bagaikan udara. Semakin banyak berbuat baik, udara yang tercipta akan semakin segar dan bersih sehingga dapat mengurangi polusi. Hal ini harus kita yakini. Buddha terus berkata kepada kita mengenai hal ini. Karena itu, kita harus memercayainya. Janganlah kita percaya takhayul. Kita harus memercayai hal yang benar. Buddha berkata bahwa dunia ini penuh penderitaan. Kehidupan yang menderita sungguh tak sedikit. Bodhisatwa datang karena adanya penderitaan. Demi meringankan penderitaan orang lain, kita bersatu hati untuk bersumbangsih bagi mereka. Saat kita baru mulai menjalankan misi amal, beberapa orang berkata, “Kalian telah melanggar hukum karma. Mereka menderita akibat buah karma dari perbuatan mereka sendiri. Mengapa kalian harus menolongnya? Kalian telah melanggar hukum karma.” Jika kita melanggar hukum karma karena hal ini, maka Buddha juga telah melanggarnya karena Beliau juga datang ke dunia demi menolong orang yang menanggung buah dari karma buruk yang mereka lakukan. Karena itulah, mereka sekarang hidup menderita. Sungguh, karena penuh penderitaan, maka dunia membutuhkan Bodhisatwa. Jadi, Bodhisatwa datang demi menolong orang yang menderita. Itulah alasan Buddha datang ke dunia. | |||
| |||
Buddha berkata bahwa sangatlah sulit bagi orang kaya untuk melakukan kebajikan. Saya sering memuji warga di negara kurang makmur yang mensosialisasikan semangat celengan bambu. Meski tidak memiliki uang untuk dimasukkan ke dalam celengan bambu, namun mereka memiliki “celengan beras”. Setiap hari saat akan memasak nasi, mereka akan menyisihkan segenggam beras. Beberapa hari kemudian, beras yang telah terkumpul dapat diberikan kepada keluarga lain yang membutuhkan. Himpunan cinta kasih ini bagaikan tetesan air yang membentuk sungai dan butiran padi yang memenuhi lumbung. Melihat semangat mereka ini, bagaimana kita dapat berkata bahwa kita tidak punya waktu? Inilah harapan saya pada tahun baru ini. Janganlah kita memperhitungkan hal yang telah berlalu. Jika sebelumnya kita pernah berbeda pendapat dan berargumen dengan orang lain, biarkanlah hal itu berlalu. Mulai sekarang, janganlah kita menjalin jodoh buruk dengan orang lain. Jika hubungan menjadi sedikit tegang, kita harus segera mencari cara untuk memperbaiki dan mengubahnya kembali menjadi jalinan jodoh yang baik. Untuk beberapa saudara se-Dharma yang tak lagi aktif dalam kegiatan Tzu Chi, hendaknya kita mendekati mereka. Kita harus terus mendekati, menghibur, dan mendukung mereka agar dapat kembali bersemangat dan bersumbangsih dalam Tzu Chi. Kita harus mempraktikkan cinta kasih tanpa penyesalan. Kita bergabung dengan Tzu Chi karena cinta kasih dalam diri kita terbangkitkan. Keputusan kita untuk berjalan di Jalan Tzu Chi adalah benar. Karena itu, kita jalani saja tanpa keraguan. Kita telah berjalan di arah yang benar. Kita harus melangkah dengan semangat. Dengan hati penuh cinta kasih, kita bersumbangsih tanpa penyesalan dan tanpa mengharapkan pamrih karena kita telah memiliki hati Buddha. Buddha berharap kita semua dapat menciptakan berkah dan menumbuhkan kebijaksanaan. Karena itu, kita harus memiliki hati penuh cinta kasih. | |||
| |||
Tak hanya orang lain, kita sendiri juga demikian. Kita harus hidup penuh welas asih dengan semua orang. Welas asih yang kita miliki tak akan membuat kita menyesal. Tujuan kita adalah mendorong setiap orang untuk sungguh-sungguh menyelami Dharma. Saat kita merangkul setiap orang dengan welas asih dan tanpa penyesalan berarti kita telah sungguh-sungguh mempraktikkan Dharma dalam keseharian. Kalian harus ingat bahwa kita harus mempraktikkan Dharma dengan hati penuh sukacita dan bebas dari kerisauan. Kalian harus bersumbangsih dengan sungguh-sungguh dan penuh sukacita. Dengan demikian, kebijaksanaan akan bertumbuh. Janganlah kita menciptakan ketegangan dan saling menghambat. Ataupun, saat banyak kegiatan, kita berpikir, “Mengapa harus melakukan begitu banyak hal?” Kita harus memanfaatkan setiap waktu yang ada untuk menumbuhkan kebijaksanaan. Dengan demikian, kita akan penuh sukacita. Jika terus mengurung diri dalam kerisauan dan kegelapan batin, bagaimana kita dapat mengubah pola pikir orang lain? Karena itu, kita harus senantiasa mengingatkan diri. Dengan demikian barulah kebijaksanaan kita akan berkembang. Kita juga harus bersumbangsih dengan tulus tanpa mengharapkan pamrih. Saya sering mengingatkan kalian untuk bersumbangsih tanpa pamrih. Inilah prinsip kebenaran yang diajarkan oleh Buddha dan Bodhisatwa. Janganlah kita bersumbangsih dengan mengharapkan pamrih atau balas budi dari orang lain. Jika mereka membalas budi kita, maka jasa kita akan habis. Hendaknya kita menyimpannya di sana dan tidak memintanya kembali. Inilah cinta kasih penuh kesadaran dan sumbangsih tanpa pamrih. Untuk itu, kita harus memiliki hati penuh syukur. Kita harus senantiasa bersyukur dan menganggap segala hal adalah kesempatan bagi kita untuk belajar hal baru. Jadi, kita harus senantiasa bersyukur. Semoga kalian dapat sungguh-sungguh mempraktikkan Empat Sifat Luhur dalam kegiatan sehari-hari. Kita harus membimbing diri sendiri dahulu barulah dapat membimbing orang lain. Diterjemahkan oleh: Lena | |||
Artikel Terkait
Peduli Warga Prasejahtera di Kecamatan Kikim Timur
11 Oktober 2023Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas komunitas Xie Li Sumatra Selatan (Sumsel 2) berbagi kasih dengan 30 warga prasejahtera yang tinggal di Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.