Suara Kasih: Giat Menapaki Jalan Kebenaran

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

Giat Menapaki Jalan Kebenaran dan Mempertahankan Sifat Hakiki yang Murni

      

Membabarkan Dharma yang luar biasa di dunia
Giat menapaki jalan kebenaran dan mempertahankan sifat hakiki yang murni
Memiliki keyakinan benar serta melindungi langit dan bumi
Kesatuan hati setiap orang dapat menjangkau seluruh alam semesta

 

Inilah kehangatan di dunia. Tentu saja,dalam kehidupan sehari-hari, kita harus memahami prinsip kebenaran dengan sebaik mungkin. dan mengetahui jalan yang harus ditempuh. Sesungguhnya, saat para guru membabarkan Sutra, mereka sedang membagikan prinsip kebenaran yang membuat kita memahami arah dan jalan yang benar. Karena itu, kita harus giat dan bersemangat serta tidak bermalas-malasan. barulah jiwa kebijaksanaan kita bisa berkembang. Karena itu, kita harus memanfaatkan saat ini untuk melakukan hal yang benar. Kebijaksanaan tumbuh dari pengalaman kita dalam mengatasi suatu masalah. Karena itu, kita harus memanfaatkan setiap detik dengan sebaik mungkin dan tidak bermalas-malasan. Dengan giat berlatih dan tidak bermalas-malasan,jiwa kebijaksanaan kita akan berkembang bagaikan sinar matahari dan rembulan yang selamanya bersinar terang. Baik matahari maupun bulan, selamanya akan bersinar terang dan murni.

Bukankah sifat hakiki setiap orang juga demikian? Karena itu, janganlah membiarkan jiwa kebijaksanaan kita tertutup oleh kegelapan batin. membersihkan kegelapan batin di dalam diri kita,kita harus menyelami Sutra. Untuk menyelami Sutra, kita harus mempraktikkan ketulusan melalui tubuh, ucapan, dan pikiran.

Lihatlah insan Tzu Chi selalu bertindak secara nyata,bertutur kata dengan baik, serta membangkitkan hati penuh welas asih dan kebijaksanaan. Dengan tubuh dan ucapan yang murni dan tulus, insan Tzu Chi menyelami Sutra. Kita dapat melihat para peserta melatih diri bersama-sama dan membabarkan Dharma lewat isyarat tangan. Dengan hati yang paling tulus, mereka membabarkan Dharma kepada semua orang di dunia. Ketulusan satu orang saja tidaklah cukup. Setiap orang harus membangkitkan ketulusan dari lubuk hati terdalam agar dapat menyamakan setiap gerakan. Jadi, para partisipan adaptasi Sutra membabarkan Dharma lewat gerakan tubuh dan isyarat tangan. Selain itu, setiap orang harus bernyanyi dengan suara yang kompak.

Jika tak bernyanyi dengan suara kompak, bagaimana gema doa kita bisa terdengar oleh para Buddha dan Delapan Kelompok Makhluk Pelindung Dharma? Jadi, selain menyamakan isyarat tangan dan gerakan tubuh, setiap orang juga harus bernyanyi dengan suara kompak.

Kita dapat mendengar setiap orang bernyanyi dengan suara lantang. Bernyanyi dengan suara kompak menandakan hati mereka telah bersatu. Inilah gema suara yang selaras dengan Dharma.Saat bernyanyi dengan kesatuan hati, gema suara kita akan selaras dengan Dharma. Saat hati setiap orang bersatu, gema suara Dharma akan menjangkau seluruh alam semesta. Sungguh, dengan menyatukan hati serta menyucikan tubuh, ucapan, dan pikiran, maka ketulusan hati semua orang akan membuat para Buddha menampakkan diri. Selain itu, kita juga berbagi Dharma yang luar biasa dengan orang lain. Dharma yang luar biasa meliputi seluruh alam semesta. Sebersit niat yang dimiliki oleh setiap orang bisa menjangkau seluruh alam semesta. Terlebih lagi ketulusan hati dari banyak orang. Bukankah ketulusan hati banyak orang lebih dapat menjangkau seluruh alam semesta?

Kita dapat melihat insan Tzu Chi di Penghu. Meski lokasi mereka terpisah dari Pulau Taiwan, namun hati mereka selalu dekat dengan kita. Mereka selalu mempraktikkan ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan serta membangkitkan welas asih dan kebijaksanaan pada saat bersamaan. Lihatlah salah satu insan Tzu Chi yang membimbing orang lain untuk memperagakan isyarat tangan dan melantunkan lagu pertobatan. “Dengan memberi tahu mereka, mungkin mereka akan memiliki sedikit gambaran. Pertama, mereka harus memperagakan gerakan yang tepat. Setelah latihan berulang kali, mereka pun tidak perlu lagi terus dikoreksi.Saya berharap setiap orang di Penghu dapat menyerap Dharma ke dalam hati. Saya sungguh kagum melihat kegigihan mereka,”ucap seorang relawan.

Ada pula seorang Bodhisatwa lansia yang berusia 60-an tahun. Dia telah menderita depresi selama beberapa tahun. Ia berkata, “Saat pertama kali menjalani pemeriksaaan, dokter berkata bahwa otak saya berfungsi bagai orang yang berusia 80-an tahun. Tiga bulan kemudian,saya kembali menjalani pemeriksaan. Dokter tersebut pun bertanya, ’Apa yang Anda lakukan? Mengapa perkembangannya begitu cepat?’ Saya berkata bahwa saya melakukan daur ulang dan menjalin jodoh baik dengan orang lain. Dokter mendukung saya untuk terus melakukannya.” Dia sangat bersungguh hati dalam menghormati langit, menyayangi bumi, serta melindungi laut. Dia tidak ingin sampah-sampah itu terus mencemari lingkungan dan laut. Sekelompok Bodhisatwa lansia di Penghu sangat mendedikasikan diri. Saat melihat mereka, saya sungguh merasakan sukacita dan menghormati mereka.

Teladan para Bodhisatwa lansia dan Bodhisatwa muda telah menginspirasi salah satu sekolah menengah kejuruan setempat. Salah seorang guru di sana sangat mendedikasikan dirinya untuk melindungi bumi. Lihatlah, dia tak henti-hentinya mengimbau para muridnya untuk melakukan daur ulang. Para murid pun mendengar imbauan sang guru. Lihatlah, para Bodhisatta lansia dan muda di Pulau Penghu yang kecil memiliki batin yang murni serta sangat giat dan bersemangat. Mereka memiliki keyakinan benar dan tidak percaya takhayul. Ini sungguh tak mudah. Mereka melindungi bumi hingga menjadi bagaikan Tanah Suci. Hal ini sungguh tidak mudah.

Singkat kata, Dharma yang luar biasa berasal dari sebersit niat kita. Sebersit niat baik dapat membuat kita bertutur kata baik. Hati yang tulus dapat membuat kita melakukan kebajikan. Bahkan sepasang tangan kita juga dapat membabarkan Dharma melalui peragaan isyarat tangan. Lihatlah, dalam kehidupan manusia, kita bisa melihat Dharma yang luar biasa di semua tempat. Dharma yang luar biasa dan dalam ini  bisa menyucikan tubuh, ucapan, dan pikiran kita. Dengan begitu, bukankah Dharma yang luar biasa ini dapat terpancar dari dalam diri kita? Dengan demikian, dunia ini akan tersucikan.


Artikel Terkait

Menyatukan Hati, Waspada Akan Bencana

Menyatukan Hati, Waspada Akan Bencana

18 Agustus 2015

Pada 8 dan 9 Agustus 2015, insan Tzu Chi dari Jakarta, Tangerang, Manado, Bandung, Makassar, Lampung, dan Medan mengikuti Kamp Tim Tanggap Darurat 2015 di Ciawi, Bogor.

Gan En Hu Hui Jia: Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Gan En Hu Hui Jia: Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

19 November 2015

Pada Minggu siang, 1 November 2015, relawan Tzu Chi Batam mengadakan Gan En Hu Hui Jia (Gan En Hu Pulang ke Rumah) di posko daur ulang Tzu Chi Batam. Kegiatan hari itu juga diisi dengan penyuluhan mengenai pencegahan dan penanggulangan kebakaran oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batam Bidang Pemadaman Kebakaran (Damkar) kepada para gan en hu.

Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -