Suara Kasih : Hati Buddha Tekad Guru

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Menjalankan Tekad Guru dengan Hati Buddha
 

Memikul Empat Misi dan Delapan Jejak Dharma
Mensosialisasikan kegiatan daur ulang demi menyucikan batin manusia
Menyelami Sutra dengan sungguh-sungguh
Mementaskan isyarat tangan, menggambarkan kegigihan

Tzu Chi memiliki empat misi. Sesungguhnya, di dalam misi amal Tzu Chi terkandung semangat budaya humanis. Insan Tzu Chi bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Setiap orang memiliki hati Buddha dan menjalankan tekad Guru. Hati Buddha adalah hati penuh welas asih. Tekad Guru adalah mempraktikkan Jalan Bodhisatwa dengan ikrar luhur Bodhisatwa. Untuk menjadi teladan bagi setiap orang, insan Tzu Chi berjalan di Jalan Bodhisatwa. Inilah semangat budaya humanis Tzu Chi. Setiap orang telah menyadari bahwa semua makhluk pada hakikatnya memiliki hati yang murni seperti Buddha dan bijaksana seperti Bodhisatwa. Saya percaya setiap orang memiliki sifat hakiki seperti itu. Inilah benih kebuddhaan yang paling bermakna dan indah dalam diri setiap orang.

Saat mulai menjalankan misi amal Tzu Chi, kita mendapati bahwa warga kurang mampu semakin menderita karena sakit. Karena itu, kita memulai misi kesehatan untuk memerhatikan warga kurang mampu yang sakit. Demi membangun rumah sakit, setiap orang bersumbangsih penuh cinta kasih dan tanpa pamrih sesuai kemampuan mereka. Setiap batu bata dan rangka baja di rumah sakit berasal dari kerja keras setiap orang. Inilah budaya humanis Tzu Chi dalam misi kesehatan. Misi kesehatan Tzu Chi adalah memerhatikan pasien dengan penuh cinta kasih. Para dokter, perawat, dan staf di rumah sakit memiliki hati Buddha, menjalankan tekad Guru, serta berikrar untuk berjalan di Jalan Bodhisatwa. Inilah budaya humanis dalam pengobatan. Selain mengobati penyakit, mereka juga menenangkan batin pasien. Melihat para staf di rumah sakit bekerja dalam satu tekad dan tujuan, saya sungguh tersentuh.

Karena menyadari bahwa sangatlah penting untuk menyucikan batin manusia dan menumbuhkan kebijaksanaan setiap orang, maka kita mulai menjalankan misi pendidikan dan budaya humanis. Kita membangun sekolah dari jenjang TK hingga sekolah tinggi dan pascasarjana. Kita tak hanya mengajar para siswa di sekolah, namun juga berbagi semangat misi pendidikan dan menabur benih cinta kasih di seluruh dunia.

Kini anggota Tzu Ching juga telah tersebar di seluruh dunia. Para anggota Tzu Ching adalah tonggak harapan masyarakat dan tenaga pendorong bagi dunia. Mereka mengembangkan kebijaksanaan untuk memikul tanggung jawab dalam mewariskan ajaran Jing Si dan mengembangkan mazhab Tzu Chi demi membawa manfaat bagi masyarakat. Mereka bersedia memikul tanggung jawab. Inilah misi pendidikan.

Ada pula misi budaya humanis. Lihatlah acara peringatan ulang tahun Da Ai TV ke-13 yang mengusung tema “Mengembangkan kegiatan pelestarian lingkungan, alam semesta berlimpah berkah; menyucikan hati manusia, alam semesta harmonis dan bersahabat” sebagai tema dan tujuan kita pada tahun ini. Berkat kerja keras para relawan daur ulang, Da Ai TV dapat menyiarkan aliran jernih ke seluruh dunia untuk menyucikan hati manusia. Karena itu, saya sungguh berterima kasih. Semoga tahun ini kita dapat sungguh-sungguh menanam berkah dengan lebih banyak mensosialisasikan kegiatan daur ulang. Saya berharap semua orang di dunia dapat menyadari pentingnya pelestarian lingkungan dan bersedia mengulurkan tangan untuk melakukan daur ulang demi menyucikan hati dan pikiran mereka. Semoga tahun ini kita dapat menciptakan iklim yang bersahabat  di seluruh dunia. Inilah harapan kita semua.

Pelestarian lingkungan sangatlah penting dan harus dipraktikkan dalam keseharian melalui pola hidup hemat. Kita harus mengumpulkan dan memilah setiap barang dengan teliti serta menjaga kebersihan barang daur ulang. Hal ini merupakan tanggung jawab setiap orang. Ketidakselarasan empat unsur alam berawal dari pikiran manusia. Kita sungguh harus berintrospeksi diri dan bertobat. Saya sungguh berterima kasih kepada seluruh insan Tzu Chi dan para staf budaya humanis yang telah bekerja dengan sungguh-sungguh dalam menyucikan hati manusia dan mensosialisasikan kegiatan daur ulang ke seluruh dunia. Saya sungguh berterima kasih.

Pada perjalanan kali ini, saya menghadiri acara Pemberkahan Akhir Tahun di Rumah Sakit Tzu Chi. Di sana saya melihat sebuah pertunjukan yang diperankan oleh staf rumah sakit. Dari pertunjukan tersebut, kita dapat melihat nafsu dan ketamakan dapat mengakibatkan seseorang berjalan di jalan yang salah. Demi mengejar kehidupan yang lebih nyaman, manusia terus menebang hutan untuk berbagai proyek konstruksi. Meski tempat tersebut telah penuh, namun manusia masih belum puas. Pada akhirnya, hatinya menjadi sangat kacau.

Hal ini bagaikan sebuah jaring kegelapan batin yang membelenggu benih kebuddhaan dalam diri kita. Meski tahu harus berhenti, namun masih tidak rela. Bukankah kita juga begitu? Kita tahu bahwa kita salah dan harus berubah, namun masih sulit untuk mengubah segala kebiasaan buruk. Jadi, apa yang harus kita lakukan? Buddha berkata bahwa setiap orang memiliki benih kebuddhaan. Asalkan dapat menekan nafsu dan ketamakan, kita tetap dapat menciptakan dunia yang indah.

Pertunjukan ini diperankan oleh kepala dan wakil kepala rumah sakit serta para staf medis dari berbagai departemen. Melihat mereka mengajak orang untuk menyelami Sutra, sungguh menyentuh hati orang banyak orang. Semoga pertunjukan ini dapat selamanya meninggalkan kesan dalam hati para hadirin. Jadi, tak peduli peran apa yang dimainkan, asalkan kita bersungguh-sungguh, maka tetap akan menjadi sejarah.

Sesungguhnya, Hari ini juga merupakan hari bersejarah bagi Tzu Chi. Dua puluh enam tahun yang lalu, pada tanggal 21 Januari, Tzu Chi berdiri di California, Amerika Serikat. Hingga kini, setiap relawan di sana bekerja keras untuk mengemban tekad Guru. Dari tayangan tadi, kita dapat melihat 9 orang ketua pengurus Tzu Chi di AS bersama-sama mengadakan pertunjukan isyarat tangan tentang semangat Mahabhiksu Jian Zhen yang berusaha keras menyebarkan Dharma ke Jepang. Semangat Mahabhiksu Jian Zhen ini juga mampu menggambarkan perjalanan Tzu Chi selama 45 tahun ini di tengah berbagai kesulitan. Mereka mementaskan kegigihan dan semangat cinta kasih Tzu Chi dengan penuh kelembutan dan indah. Inilah misi budaya humanis Tzu Chi. Intinya, insan Tzu Chi yang berbudaya humanis sungguh telah mengemban 4 Misi dan 8 Jejak Dharma dengan sangat baik. Untuk itu, saya sangat berterima kasih. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 

Artikel Terkait

Alat Bantu Dengar dari Tzu Chi Bikin Ruby Makin Ceria dan Juga Pintar

Alat Bantu Dengar dari Tzu Chi Bikin Ruby Makin Ceria dan Juga Pintar

08 Mei 2024

Dibanding dua sesi terapi sebelumnya, hari itu Ruby (5) sangat kooperatif. Ia sudah tak lari-larian, sudah tak merebut mainan lagi. Ia duduk tenang mengikuti instruksi terapisnya, Kak Afifah dengan baik.

Berbagi Berkah Ramadan dengan Pembagian Takjil

Berbagi Berkah Ramadan dengan Pembagian Takjil

14 April 2022

Tzu Chi Makassar membagikan takjil untuk membantu umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa. Kegiatan ini menyasar kepada pedagang kaki lima, pengemudi ojek online, pemulung, dan tukang parkir.

Menumbuhkan Karakter Pada Anak

Menumbuhkan Karakter Pada Anak

30 Desember 2015
Pertemuan kelas budi pekerti pada hari itu adalah kelas penutupan  di tahun 2015. Waktu begitu cepat bergulir, masih terbayang jelas dalam ingatan saya di awal tahun 2015, anak-anak yang baru akan bergabung masih bersikap malu-malu dan menggayut manja di lengan mama-papa mereka. Tapi kini, celotehan mereka sudah terasa tak asing lagi.
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -