Suara Kasih: Hidup Berdampingan
Jurnalis : Da Ai News , Fotografer : Da Ai NewsJudul Asli:
Hidup Berdampingan dengan Semua Makhluk Kehidupan tidak kekal dan bumi pun rentan | |||
Setiap hari kita berdoa dengan hati yang paling tulus agar dunia ini bebas dari bencana. Namun, hal itu tidaklah mudah. Lihatlah ketidakselarasan empat unsur alam. Ada orang yang berkata, “Apa hubungannya dengan saya?” Sesungguhnya, hubungannya sangat erat. Saya sering berkata bahwa seiring bertambahnya 1 orang di dunia, tingkat pencemaran juga meningkat. Bukankah Sutra Buddha juga mengajarkan kita untuk mengamati hakikat diri? Terlahir ke dunia ini, terlebih dahulu kita mengamati bahwa tubuh ini tidaklah bersih. Sejak terlahir ke dunia, tubuh kita yang tidak bersih ini telah mulai mencemari bumi, menciptakan polusi, dan lain-lain. Semua itu membuat beban bumi semakin bertambah. Kita harus senantiasa berintrospeksi diri. Kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan, menghormati langit, mengasihi bumi, dan menyadari bahwa semua makhluk di dunia ini hidup saling bergantungan. Tadi kita telah melihat banjir di Thailand. Bencana banjir kali ini menjadi bencana yang parah bagi Thailand. Untuk melewati penderitaan ini, kita memerlukan waktu yang sangat panjang. Kali ini, insan Tzu Chi dari berbagai negara berangkat ke Thailand untuk membantu. Saat menyurvei lokasi bencana, mereka melihat kehidupan warga setempat dan sekelompok anak kecil yang sangat polos yang bermain di tengah genangan air. Bukankah anak-anak tersebut bagaikan perumpamaan tentang rumah yang terbakar seperti yang diulas dalam Sutra Bunga Teratai? Hal ini sungguh membuat orang khawatir. Beberapa hari yang lalu, saya mendengar bahwa para relawan Tzu Chi telah mulai mempersiapkan bantuan yang diperlukan oleh para tentara. Contohnya, air bersih. Insan Tzu Chi Malaysia telah mengirim bantuan air bersih yang kedua kalinya. | |||
| |||
Selain banjir belum surut, di beberapa daerah masih terjadi air pasang. Ini karena volume air di bagian utara sangat banyak dan secara perlan-lahan air di utara mengalir ke selatan. Inilah bencana yang terparah selama 50 tahun ini. Entah bagaimana warga Thailand melewatinya. Meski demikian, kita harus menghimpun tenaga dan menginspirasi orang lain agar mereka yang tak dilanda bencana tak hanya berdiam diri saja. Setiap orang harus menyadari bahwa kita semua hidup saling berdampingan. Lihatlah, beberapa pabrik di Thailand yang tak dilanda bencana juga tak dapat beroperasi. Karena pabrik pemasok bahan baku telah tergenang banjir, mereka pun kekurangan bahan baku. Mungkin pula pabrik yang masih bisa berproduksi, meski memiliki produk, mereka juga tak bisa mengirimkannya. Karena itu, orang yang tak dilanda bencana hendaknya segera bergerak untuk membantu pabrik-pabrik yang tergenang air agar roda perekonomian bisa segera pulih. Kita harus memiliki semangat kebersamaan, membangkitkan cinta kasih, dan tidak saling membedakan. Orang yang berada dalam kondisi aman harus segera bergerak. Para pemilik pabrik harus segera mengerahkan stafnya untuk terjun ke lokasi bencana. Bagi pengusaha yang dilanda bencana, para staf mereka juga pasti menghadapi kehidupan yang sulit karena mereka tak dapat mencari nafkah. Mereka juga merupakan korban bencana banjir. Dahulu, para pengusaha telah menggunakan sumber daya alam dan tenaga kerja setempat. Kini, mereka hendaknya mengumpulkan para staf untuk berpartisipasi dalam program bantuan Tzu Chi. Saya yakin para staf akan sangat bersyukur atas ini karena mereka bisa mencari nafkah. Dengan begini, perindustrian akan pulih dengan cepat dan kehidupan warga bisa kembali normal. Saya yakin program bantuan ini akan bermanfaat bagi setiap orang. | |||
| |||
Hal ini sangatlah penting. Para Insan Tzu Chi Taiwan juga sangat giat dan bersemangat untuk mengumpulkan baju layak pakai. Insan Tzu Chi di seluruh Taiwan turut bergerak untuk mengumpulkan dan memilah baju layak pakai. Bila ada satu kancing yang lepas, mereka akan mengganti semuanya. Bila ada baju yang kusut, mereka akan mencuci dan menyetrikanya. Mereka terus memilahnya dengan teliti. Selain itu, ada sebuah pabrik pakaian yang mendonasikan baju baru kepada Tzu Chi. Inilah cinta kasih warga Taiwan. Selain itu, kita juga menyediakan nasi instan, obat-obatan, larutan dialisis, larutan air garam, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan warga Thailand. Terlebih lagi, larutan dialisis untuk cuci darah. Kandungan larutan dialisis yang digunakan di Thailand dan Taiwan sedikit berbeda. Untungnya, dr. Chien yang berada di Thailand bisa bekerja sama dengan baik dengan dr. Chao di Taipei. Di sana juga terdapat seorang insan Tzu Chi yang merupakan murid saya. Ia adalah seorang pemimpin industri farmasi di Thailand. Jadi, mereka bertiga saling bekerja sama. Kita juga membantu mereka dengan bekerja sama industri farmasi di Taiwan untuk membuat larutan yang mereka butuhkan. Singkat kata, mempersiapkan bantuan internasional sungguh hal yang penuh kesulitan. Namun, kita semua hidup saling bergantungan satu sama lain. Saat terjadi bencana, kita yang berada di Taiwan harus segera bergerak untuk mempersiapkan barang bantuan yang mereka butuhkan. Inilah yang disebut berkah. Orang yang dapat membantu orang berarti memberi manfaat bagi orang lain. Saudara sekalian, kita sungguh harus membangkitkan cinta kasih. Banyak sekali bencana yang terjadi di dunia, berapakah tempat yang terjangkau oleh kita? Masih banyak sekali hal yang harus kita lakukan. Semoga kita dapat menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia agar dapat membantu lebih banyak orang yang hidup menderita. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.
|
Artikel Terkait
Semangat Terus Hani
07 Agustus 2024Semangat Hani yang menderita kanker mata menginspirasi relawan. Anak usia 12 tahun itu terus menggali potensi diri di tengah perjuangan melawan penyakitnya. Hani mempersembahkan lagu berjudul Harta Berharga untuk memberi semangat kepada teman-temannya.
Bergotong Royong Membuat Masker Kain untuk Mewaspadai Wabah
14 April 2020Sesuai dengan anjuran pemerintah, relawan Tzu Chi Medan bersatu hati menjahit masker kain. Mereka berencana menjahit 40 ribu masker kain untuk dibagikan. Tugas menjahit masker ini pun dikerjakan langsung oleh relawan di rumah masing-masing karena relawan juga menerapkan konsep physical distancing dalam berkegiatan.