Suara Kasih: Hidup Sederhana

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Hidup Sederhana dan Berbuat Baik demi Meredam Karma Buruk

      

Membersihkan selokan demi mengantisipasi bencana banjir
Bersikap mawas diri dan melakukan antisipasi
Pemborosan sumber daya alam dapat mendatangkan ancaman besar bagi manusia
Hidup sederhana dan berbuat kebajikan demi meredam karma buruk

Bisa hidup aman dan tenteram merupakan berkah terbesar. Sejak 9 Juni lalu, Taiwan terus diguyur hujan lebat. Hujan turun bagaikan ember air yang tumpah. Akibatnya, terjadilah tanah longsor dan air sungai meluap. Melihat air yang berlumpur mengalir terus-menerus, saya merasa sangat khawatir. Selain itu, banjir di beberapa tempat juga mengakibatkan banyak rumah tergenang air. Ketinggian air yang mencapai pinggang adalah pemandangan yang sangat lazim. Alasan utama jalanan bisa tergenang air adalah tersumbatnya selokan. Saluran air yang tersumbat  akan mudah mendatangkan bencana banjir.

Sebuah masalah yang lebih serius adalah pendangkalan sungai. Sungai hendaknya sering dikeruk. Jika dasar sungai tidak dikeruk dan terus dibiarkan mendangkal, maka setiap kali turun hujan, air yang menggenang di jalanan akan lebih sulit untuk surut. Setiap orang hendaknya meningkatkan kewaspadaan.

Beberapa hari ini kita harus lebih tulus karena sebuah topan telah terbentuk di Samudra Pasifik. Kita sungguh harus terus memantau arah pergerakan topan tersebut. Kita harus lebih mawas diri dan tulus karena Taiwan masih diselimuti lapisan awan yang sangat tebal dan curah hujan yang sangat tinggi. Jika ditambah lagi dengan Badai Guchol yang mulai mengarah ke Taiwan  secara perlahan-lahan, maka akibatnya akan sulit dibayangkan. Singkat kata, kita sungguh harus berdoa dengan hati yang paling tulus. Selain berdoa, kita juga harus segera bergerak untuk membersihkan lingkungan sekitar. Inilah yang bisa kita lakukan.

 

Setiap warga harus berusaha segenap tenaga untuk membersihkan lingkungan sekitar. Baik ranting pohon, plastik, maupun kertas, asalkan bisa menyumbat selokan dan saluran air, kita harus membersihkannya dengan sangat teliti. Setiap warga dapat melakukan ini. Jika setiap orang dapat memerhatikan lingkungan rumah masing-masing dan lingkungan sekitar, serta bergerak untuk membersihkannya, maka lingkungan tempat tinggal kita akan terjaga.

 

Akibat hujan beberapa hari ini, kita dapat melihat banyak rumah warga yang tergenang air. Yang paling parah adalah di Kabupaten Taoyuan. Di Kabupaten Taoyuan, banyak rumah warga yang tergenang air. Insan Tzu Chi pun segera bergerak membantu membersihkan rumah wgaar. Para pekerja dari balai desa, anggota militer, dan lain-lain, semuanya bekerja sama dengan harmonis untuk membantu para warga agar kehidupan mereka bisa segera pulih.

Saya sangat berterima kasih. Kali ini, baik di daerah pegunungan maupun di perkotaan, insan Tzu Chi mengantarkan makanan hangat bagi para warga, tepatnya di Desa Sandimen, selain mengantarkan makanan hangat insan Tzu Chi juga memberikan barang kebutuhan yang diperlukan warga. Demikianlah insan Tzu Chi bersumbangsih dengan segera. Selain itu, sore hari tanggal 13 Juni lalu, Xinzhu diguncang gempa bumi. Pada pagi hari ini, sekitar pukul 5,  gempa bumi kembali mengguncang Xinzhu. Ketidakselarasan unsur tanah dan ketidakselarasan unsur air sungguh membuat orang khawatir.

Di tengah kondisi iklim yang ekstrem ini, saya sangat berharap warga di daerah pegunungan bisa mengungsi  dan menetap di tempat yang lebih aman demi menjaga keselamatan diri sendiri. Jadi, kita harus lebih bersungguh hati dan memahami bahwa akibat ulah manusia yang terus merusak bumi, bencana besar menjadi semakin sering terjadi. Bumi mengandung berbagai  sumber daya alam yang sangat berharga. Contohnya, di Arab Saudi terdapat banyak kandungan minyak bumi, sedangkan Tiongkok kaya akan barang tambang yang sangat langka. Jadi, Timur Tengah kaya akan minyak bumi, dan Tiongkok kaya akan barang tambang langka. Berkat minyak bumi, orang-orang masa kini bisa menikmati  berbagai kenyamanan di dalam hidup.

Begitu pula, berbagai logam yang langka banyak dibutuhkan oleh sektor industri. Banyak barang berteknologi tinggi membutuhkan logam itu. Semua barang itu kini sangat dibutuhkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Akan tetapi, jika manusia bisa mengendalikan nafsu keinginan dan tidak memboroskan sumber daya alam, maka sumber daya alam tersebut akan bisa bertahan lama dan lebih bermanfaat. Jadi, agar generasi sekarang bisa hidup aman dan tenteram, satu-satunya cara adalah manusia harus mengendalikan diri.

Jika manusia terus memboroskan  sumber daya alam secara berlebihan, maka bencana yang ditimbulkan akan semakin parah dan semakin banyak. Singkat kata, mengapa kondisi iklim bisa tidak selaras dan bencana terjadi silih berganti? Saya sungguh khawatir melihatnya. Bodhisatwa sekalian, semua bencana itu berawal dari ulah manusia. Satu-satunya cara mengatasinya adalah manusia harus segera menyelaraskan pikiran dan mengendalikan nafsu keinginan. Janganlah kita menciptakan karma buruk lagi. Saya berharap setiap orang dapat lebih hemat dan mengurangi nafsu keinginan dalam kehidupan sehari-hari. Jika lebih menghargai berkah, barulah manusia bisa berkesempatan menciptakan berkah. Ini semua membutuhkan usaha dari setiap orang. Diterjemahkan oleh: Laurencia Lou.

 
 

Artikel Terkait

Mengedukasi Anak untuk Peduli Lingkungan

Mengedukasi Anak untuk Peduli Lingkungan

17 Oktober 2018
Relawan dari Tzu Chi Sinar Mas, Xie Li Downstream Lampung memberikan penyuluhan untuk peduli dengan lingkungan kepada anak-anak PAUD SIP Bahari dan TK Tunas Bangsa yang berada di Desa Rangai Tri Tungga, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan. 
Perayaan Waisak di Sekolah Putra Bangsa Berbudi

Perayaan Waisak di Sekolah Putra Bangsa Berbudi

09 Juni 2023

Komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Jati Hu Ai Titi Kuning Medan mengadakan Doa Bersama dalam rangka Perayaan Waisak di Sekolah Putra Bangsa Berbudi. 

Pameran Budaya Humanis

Pameran Budaya Humanis

21 Mei 2014 Tampak beberapa relawan dan komite turut hadir membantu persiapan dan penataan akhir, seperti Dharmawati Shijie , Ketua Hu Ai Kelapa Gading, turut bersumbangsih melayani para pengunjung yang datang ke lokasi pameran.
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -