Suara Kasih: Himpunan Jalinan Jodoh

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

RS Tzu Chi Dalin Menghimpun Jalinan Jodoh Banyak Orang

RS Tzu Chi Dalin menghimpun jalinan jodoh banyak orang
Misi kesehatan Tzu Chi membangun teladan bagi dunia medis
Terus mewariskan budaya humanis dalam misi kesehatan
Mempertahankan keyakinan dan tekad untuk mengemban misi kesehatan

 

Dalam sejarah Tzu Chi hari ini, tepatnya tanggal 13 Agustus, Rumah Sakit Tzu Chi Dalin resmi beroperasi. Teringat di awal pembangunan, kita mendapat kabar bahwa Walikota Dalin, Ketua Badan Legislatif Chiayi, dan Bupati Chiayi berharap bahwa ukuran Rumah Sakit Tzu Chi Dalin bisa sama seperti Rumah Sakit Tzu Chi Hualien. Mendengar itu, saya sungguh merasa kewalahan. Saat itu, kita sungguh tidak memiliki kekuatan yang besar. Akan tetapi, pejabat setempat terus berharap dan meminta kepada kita. Selain itu, menteri kesehatan yang menjabat pada saat itu, Ibu Chang Po-ya, juga berkunjung ke Griya Jing Si. Dia berkata bahwa fasilitas medis di wilayah Yunlin dan Chiayi sangatlah terbatas. Dia juga menunjukkan catatan perbandingan jumlah populasi dan kapasitas RS di Chiayi. Selain itu, Ketua badan Legislatif Chiayi saat itu juga mengucapkan sepatah kata yang sungguh mengetuk hati saya.

Ada keluarga pasien yang hendak menjenguk saudaranya yang dirawat di rumah sakit. Akibat terburu-buru, mereka mengalami kecelakaan di jalan tol dan meninggal dunia. Sebelum sempat melihat keluarganya, mereka telah meninggal dunia. Setelah mendengar banyak kisah menyedihkan dan permohonan pemerintah setempat, akhirnya kita pun menjalankan rencana pembangunan rumah sakit tersebut.

Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi yang selalu melakukan apa yang saya katakan. Saat proyek rumah sakit dimulai, setiap orang berdedikasi penuh dan terus menghimpun kekuatan. Sungguh merupakan perjalanan yang tidak mudah. Jika mengingat kontribusi setiap orang di saat itu, saya selalu bertanya-tanya bagaimana saya membalas budi mereka. Saya juga teringat pada saat itu, lahan yang kita pilih adalah kebun tebu milik Taiwan Sugar Corporation yang memiliki luas sekitar 45 hektar. Sementara itu, mertua dari salah seorang anggota komite juga memiliki tanah di samping lahan yang kita pilih tersebut. Dia berkata, “Tidak masalah, jika Master membutuhkan 48 hektar, saya punya 4 hektar tanah di samping tanah Taiwan Sugar Corporation. Jika kedua tanah itu digabungkan maka luasnya akan menjadi 48 hektar.”

Banyak orang yang tidak mengenalnya. Sesungguhnya, berkat dialah kita memiliki luas tanah yang cukup. Dia sangat rendah hati dan sederhana. Setiap kali berkunjung ke RS Tzu Chi Dalin, saya pasti bertemu dengannya. Saya pun bertanya padanya, “Apakah kamu sudah selesai membuat teh?” Dia menjawab, “Saya sudah membawanya ke sini sejak tadi.” Setiap subuh, sekitar pukul tiga, dia dan istrinya sudah mulai memasak air untuk menyeduh teh cincau. Mereka masih melakukannya hingga sekarang. Mengenang saat itu, lahan tersebut merupakan kebun tebu yang sangat luas.

Saat pembangunan rumah sakit dimulai, insan Tzu Chi Taiwan bagian tengah dan selatan, semuanya datang membantu. Mereka menebang semua tebu dan merapikannya. Pada tanggal 13 Oktober 1996, kita melakukan peletakan batu pertama. Proses pembangunan rumah sakit berlangsung selama beberapa tahun. Setiap bulan saya pasti berkunjung ke sana. Saya sangat berterima kasih kepada sekelompok relawan yang membantu proyek pembangunan, contohnya Kakek Lee Tsung-chi.

Sekelompok pengusaha dan relawan yang membantu proyek pembangunan ini, dalam sebulan harus berkunjung beberapa kali ke sana. Setelah pembangunan berlangsung 4 tahun, rumah sakit pun siap dioperasikan. Ketua misi kesehatan Tzu Chi saat ini dan Wakil Kepala RS Hualien saat itu, yaitu dr. Chien,  juga pergi ke sana untuk mendampingi relawan selama beberapa bulan lamanya. Mereka sangat bersungguh hati. Mereka juga membantu merekrut dokter, perawat, dan staf rumah sakit lainnya. Saat itu, seluruh staf rumah sakit harus diwawancara dan diseleksi. Selain itu, setiap sudut rumah sakit juga harus dibersihkan. Peralatan medis juga harus dipersiapkan. Itulah perjalanan yang telah kita lalui.

Sebelum RS beroperasi, saya melihat para relawan dari seluruh Taiwan berkumpul di sana, baik anggota Tzu Cheng maupun anggota komite. Jadi, Rumah Sakit Tzu Chi Dalin sungguh ramai karena insan Tzu Chi dari seluruh Taiwan berdedikasi penuh dengan  kesungguhan dan cinta kasih demi rumah sakit ini. Setiap orang bersumbangsih dengan ikhlas. Jadi, awal yang bahagia merupakan setengah dari pencapaian keberhasilan. Setiap orang sangat bersukacita. Demikian pula dengan warga setempat. Itu sungguh merupakan kenangan yang indah. Pada tanggal 24 Juli 2000, kita mulai menjalankan praktik dan membuka unit gawat darurat.

Di hari pertama, seorang nenek diantar ke UGD. Luka di kaki sang nenek terbuka lebar dan telah ditumbuhi belatung. Kita dapat melihat dokter menjepit satu per satu belatung. Itu adalah kasus pertama yang kita tangani pada hari pertama rumah sakit beroperasi. Sungguh mengejutkan. Saat itu, saya berpikir bahwa beruntung kita mendirikan rumah sakit di sana. Kita membutuhkan waktu beberapa tahun untuk mendapatkan tanah. Sungguh penuh kerja keras. Setelah melalui perjalanan yang panjang, akhirnya kita mendapatkan tanah. Dengan susah payah pula, kita menjalankan proyek pembangunan rumah sakit.

Setelah pembangunan rumah sakit rampung, kita pun dapat melihat kondisi pasien yang dibawa ke unit gawat darurat tadi. Ini menandakan bahwa daerah tersebut benar-benar membutuhkan pelayanan medis. Karenanya, saya merasa sedikit terhibur. Sejak rumah sakit beroperasi, ada banyak kisah yang menyentuh. Batu karang penyelamat dan pelindung kehidupan telah terbangun di sana. Saya sungguh bersyukur. Dari Kepala RS Lin, Kepala RS Chien, hingga Kepala Rumah Sakit Lai saat ini, semua menjunjung budaya humanis Tzu Chi dalam menggarap misi kesehatan. Kita dapat melihat Kepala RS Lai.

Setelah dilantik menjadi kepala rumah sakit, dia tetap terus mencurahkan perhatian dari rumah ke rumah bersama staf medis lainnya. Mereka selalu merendahkan hati untuk melakukan semua itu. Inilah yang terus diwariskan hingga sekarang. Inilah budaya humanis Tzu Chi dan ajaran Jing Si yang terus diwariskan dalam misi kesehatan. Rumah Sakit Tzu Chi Dalin sungguh merupakan teladan bagi Empat Misi dalam mazhab Tzu Chi  yang juga terus diwariskan. Kita juga melihat Kepala RS Tzu Chi Taipei yakni dr. Chao, juga membimbing para staf medis baru untuk membantu keluarga yang kekurangan membersihkan rumah. dalam membimbing sehingga telah menyentuh banyak orang. Contoh nyata sungguh adalah metode terbaik untuk membimbing orang lain.

Ada pula dr. Chien yang saat ini menjadi kepala RS di Taichung. Melihat kondisi banjir di Nantou setelah diterjang Topan Saola, Kepala Rumah Sakit Chien juga mengajak seluruh staf rumah sakit dari berbagai departemen untuk mencurahkan perhatian dan membantu para korban bencana. Mereka sungguh merupakan teladan nyata. Bagaimana saya tidak tersentuh? Bagaimana saya membalas budi mereka? Tidak ada yang bisa saya lakukan. Saya hanya bisa memuji mereka. Apa yang saya punya untuk membalas mereka? Saya tidak punya apa-apa. Akan tetapi, saya akan membalas mereka dengan ketulusan hati. Budi mereka sungguh tak dapat saya balas dalam satu kehidupan, bahkan sampai ke kehidupan selanjutnya. Singkat kata, dari kehidupan ke kehidupan, saya akan menyertai sekelompok murid saya ini. Kita harus bersama-sama berikrar untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan.(Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou)

 
 

Artikel Terkait

”Indahnya Secercah Sinar Harapan”

”Indahnya Secercah Sinar Harapan”

15 April 2010
Rasa bahagia menyelimuti Adim Surya (54) tatkala perban matanya dibuka 1 hari pasca menjalani operasi katarak. Ia tidak menyangka setelah kurang lebih 3 tahun menderita katarak, akhirnya matanya dapat menangkap cahaya kembali.
“Terima Kasih Ayah”

“Terima Kasih Ayah”

10 Agustus 2011
Ayah adalah seorang pahlawan di dalam keluarga. Ia berkerja untuk melengkapi kebutuhan anak-anaknya, ingin melihat anaknya tumbuh dewasa, tumbuh menjadi anak yang sukses. Ia menyekolahkan anaknya dengan tetesan keringat di tiap harinya tanpa rasa mengeluh atau bosan.
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -