Suara Kasih: Jauh dari Pandangan Salah

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

 

Menjauhkan Diri dari Pandangan Salah

 

Hati manusia yang tak selaras mendatangkan penderitaan
Giat melatih diri dan menyelaraskan hati
Keyakinan benar menjauhkan diri dari pandangan salah
Giat dan bersemangat memikul tanggung jawab atas dunia

Hati manusia sungguh tak selaras. Lihatlah Mumbai di India. Dalam kurun waktu 15 menit, ledakan bom mengguncang 3 wilayah di sana dan menelan banyak korban. Kita juga dapat melihat di Eropa. Banyak negara di Eropa adalah negara berkuasa dan makmur. Selain itu, warga setempat selalu mengejar kenikmatan. Bila setiap orang hanya mengejar kesenangan, maka kemakmuran negara itu akan sulit untuk dipertahankan. Karena itu, kita harus mengimbau setiap orang untuk giat melakukan kegiatan yang lebih bermakna. Dengan menyelaraskan hati, barulah kita dapat sehat secara fisik dan batin.

Selama beberapa bulan ini, bukankah insan Tzu Chi juga sangat giat? Untuk mempersiapkan pementasan, bertobat, dan bervegetarian, setiap hari mereka sangat sibuk. Saya dapat melihat mereka sungguh kelelahan. Setiap kali mengikuti latihan, mereka selalu saling bekerja sama dengan penuh keharmonisan. Saya selalu mengimbau setiap orang untuk bekerja sama dengan penuh keharmonisan.

Pada saat mengikuti latihan, mereka bersatu hati untuk mendengar setiap lirik lagu dan menyerapnya ke dalam hati. Selain menyerap Dharma ke dalam hati, mereka juga memperagakannya melalui isyarat tangan. Inilah keharmonisan. Dengan penuh kesatuan hati, mereka memperagakan isyarat tangan. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya. Mereka telah mengorbankan banyak waktu. Selain itu, mereka juga sangat giat mengadakan kegiatan bedah buku untuk memahami makna dari Dharma Bagaikan Air.

Setiap orang sangat giat mendalami Dharma. Pada tanggal 13 Juli lalu, ETTV juga memberitakan tentang insan Tzu Chi yang mengadakan pementasan adaptasi Sutra dan berdoa agar dunia bebas dari bencana.  

 

Sebanyak lebih dari 20.000 relawan Tzu Chi dan warga dari berbagai komunitas berkumpul bersama selama lebih dari 5 bulan untuk mengikuti latihan. Hal ini juga merupakan sejarah bagi Tzu Chi. Inilah cara kita untuk membabarkan Dharma. Sesungguhnya, kegigihan insan Tzu Chi di Taiwan telah menginspirasi banyak Kantor Perwakilan Tzu Chi di seluruh dunia untuk turut mengadakan pementasan. Karena itu, kita harus menyelaraskan hati dan pikiran sebaik mungkin.

 

Pada kunjungan ke Taipei kemarin, saya mendengar sebuah kasus tentang seorang pasien yang memotong lidahnya sendiri. Saya sungguh prihatin mendengarnya. Pasien tersebut adalah penderita keterbelakangan mental. Suatu hari, sang ibu menelepon ke rumah dan mendengar suara anaknya tak seperti biasanya. Saat pulang ke rumah, ia melihat mulut anaknya dan seluruh lantai penuh dengan darah. Ia pun segera membawa anaknya ke RS Tzu Chi. Saat ditanya mengapa memotong lidahnya sendiri, anaknya menjawab bahwa ada orang yang ingin mencelakainya. Jadi, ia pun mengambil gunting dan memotong lidahnya. Kondisi penderita keterbelakangan mental itu sungguh memprihatinkan. Karena itu, kita harus senantiasa menjaga hati sebaik mungkin.

Hari itu saya juga mendengar dr. Lai dari divisi psikiatri melaporkan tentang gangguan depresi. Ia mendapati bahwa gangguan ini berkaitan dengan penurunan volume materi abu-abu di otak. dengan korteks otak besar. Materi abu-abu ini adalah komponen utama sistem saraf pusat. Jadi, dr. Lai berkata bahwa obat antidepresan dapat meningkatkan volume materi abu-abu. Ia telah menulis tesis tentang hal ini dan hasil penelitiannya telah diterbitkan di media cetak internasional.

Dr. Lai adalah siswa tamatan dari Universitas Tzu Chi. Ia telah memperoleh berbagai pencapaian. Lihatlah, ia sangat bersungguh hati dalam melakukan penelitian tentang gangguan depresi. Saya sungguh senang mendengarnya. Saya merasa bahwa anak muda seharusnya lebih bersungguh hati. Kini di Griya Jing Si di Hualien terdapat banyak anggota Tzu Ching. Mereka memanfaatkan liburan musim panas untuk mempelajari semangat Tzu Chi. "Saya merasa tidak enak hati karena selalu dibantu oleh orang lain. Jadi, saya ingin melakukan sesuatu untuk membalas budi masyarakat. Saya mengikuti pelatihan ini karena ingin memakai seragam Tzu Ching. Mengapa saya harus menyerah saat setiap orang begitu berusaha keras? Selain itu, saya masih bisa berbicara dan memiliki tenaga untuk mendorong kursi roda sendiri. Jadi, saya tetap bisa menjadi relawan. Sebelumnya orang lain yang membantu saya, kini saya juga ingin membantu orang lain," kata salah satu Tzu Ching.

Mereka sungguh optimis. Sifat optimis dapat menjauhkan kita dari pikiran yang salah. Kita sungguh harus menyelaraskan hati. Para Tzu Ching dari sekolah dan komunitas yang berbeda sering pergi dengan relawan Tzu Chi untuk menolong orang lain. Mereka yang suka berbelanja pun mulai mengubah kebiasaan mereka. "Kami sering saling berteriak. Ibu selalu marah karena saya membeli banyak barang. Saya akan menjawab, Saya hanya belanja sebulan sekali. Ini tidak terlalu banyak," kata seorang Tzu Ching.

"Ia selalu melawan saya. Adakalanya, saya merasa tidak tahan lagi. menahan emosi. Sejak bergabung dengan Tzu Ching, ia banyak berubah. Setelah bergabung dengan Tzu Ching, ia memahami bahwa kehidupan ini penuh dengan penderitaan. Karena itu, ia mengintrospeksi diri dan mengubah tabiat buruk," kata ibunya.

Hari itu saat berada di Taichung, salah seorang reporter Da Ai TV yang mewawancarai partisipan pementasan juga ikut melenyapkan noda batin. juga terinspirasi. "Sejak kecil hingga sekarang, karena beberapa alasan, saya sangat tidak sopan dengan ibu dan selalu melawannya. Pertobatan saya yang terbesar adalah yang paling saya sesalkan adalah dahulu saya sering menutup teleponnya," katanya.

Dalam interaksi antarsesama, kita dapat saling mendukung. Saat berada dalam lingkungan yang baik, kita dapat menyelaraskan hati. Intinya, masyarakat bukan tak bisa berubah. Asalkan ada hati, maka kita akan mampu mengubahnya. Para anggota Tzu Ching melatih ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kejujuran serta berperilaku dengan penuh budaya humanis. Inilah yang dipelajari oleh anggota Tzu Ching. Mereka juga bertobat dan menyelaraskan hati mereka. Dengan adanya Tzu Ching di masyarakat, saya sungguh merasa tenang. Kelak mereka akan menjadi orang yang berguna bagi masyarakat. (Diterjemahkan: Karlena Amelia)

 
 

Artikel Terkait

Suara Kasih : Menebar Benih Kebajikan

Suara Kasih : Menebar Benih Kebajikan

28 Juli 2010
Demikianlah cara kita bersumbangsih. Selain membantu orang lain, kita juga membimbing dan menyucikan batin manusia agar dapat menjadi orang yang mampu membantu orang lain. Kita harus menginspirasi banyak orang tanpa membedakan keyakinan, ras, maupun status sosial.
Kebahagiaan dalam Bingkisan Natal

Kebahagiaan dalam Bingkisan Natal

24 Desember 2010 Menjelang hari raya Natal tahun 2010, warga umat Kristiani di desa Margo Agung Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan mendapat bingkisan. Sebanyak 170 keluarga menerima paket bingkisan yang terdiri dari biskuit, sirup, gula pasir, minyak goreng, dan mi instan dari insan Tzu Chi Kantor Penghubung Lampung.
Ungkapan Cinta untuk Ayah

Ungkapan Cinta untuk Ayah

20 Juni 2012 Bakti seorang anak tentu tidak hanya diwujudkan ketika merayakan hari ibu ataupun hari ayah sekali dalam setahun, melainkan setiap hari adalah hari ibu dan hari ayah. Wujud bakti anak hendaknya diwujudkan dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -