Suara Kasih: Kaya secara Spiritual

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
.
 

Judul Asli:

 

Orang yang Kaya secara Spiritual Memiliki Berkah yang Tak Terhingga

      

Segala sesuatu di dunia mengandung Dharma Berterima kasih kepada para buruh dari segala bidang Berdana dengan penuh sukacita dan tahu untuk berpuas diri Orang yang kaya secara spiritual memiliki berkah tak terhingga

Tadi pagi saya melihat siaran berita Da Ai TV yang melaporkan bahwa Taiwan telah memasuki musim hujan. Seluruh Taiwan telah diguyur hujan. Tahun ini curah hujan di Taiwan sangat tinggi. Ada orang yang berkata bahwa setiap hari mereka bisa mendengar suara hujan dan melihat langit yang mendung. Akibatnya, mereka merasa sangat lesu. Sesungguhnya, kita harus menganggap segala sesuatu di alam semesta ini adalah Dharma dan menjadikan Dharma sebagai guru. Semua pemandangan alam yang kita lihat, setiap orang dan segala sesuatu  yang kita temui setiap hari, semuanya mengandung Dharma. Bumi ini membutuhkan air. Karenanya, saat melihat air hujan, kita harus dipenuhi rasa syukur karena air hujan bisa membasahi bumi. Saat gunung dan sungai terguyur air hujan, segala sesuatu di bumi ini  bisa tumbuh dan berkembang. Kita dapat melihat batin manusia yang sangat sulit untuk selaras.

Di New York, pada Hari Buruh tanggal 1 Mei lalu, ada banyak orang yang menggelar aksi protes di jalan-jalan. Reporter super khusus kita, dr. Chien melaporkan kondisi setempat kepada kita. “Kini saya berada di Union Square, New York. Kita dapat melihat ada banyak orang yang berkumpul di sini. Alasan utama mereka berkumpul di sini  karena hari ini adalah May Day. Hari Buruh Internasional. Arti dari May Day adalah Pada hari yang penting ini, mereka berharap bisa melanjutkan aksi Protes Wall Street pada tahun lalu. Mereka adalah 99 persen penduduk AS yang tidak ingin perekonomian dunia terganggu akibat ketamakan dari 1 persen penduduk kaya. Inilah lokasi unjuk rasa. Meski terdapat banyak polisi yang menjaga keamanan, sesungguhnya kondisi di sini tidak terlalu mencekam. Mereka berharap pesan perdamaian ini bisa mendapat dukungan dan perhatian dari orang-orang di seluruh dunia,” ucap dr.Chien.

Penjelasannya sungguh bisa mendamaikan hati orang. Benar, kesenjangan sosial di dalam suatu negara tercipta akibat perbuatan dari beberapa orang saja. Sungguh, ada 99 persen warga masyarakat yang rela bekerja keras demi menunaikan kewajiban mereka. Di dalam setiap negara terdapat banyak buruh di bidang pertanian, perindustrian, dan perdagangan. Pertanian dan perindustrian adalah pekerjaan sangat yang berat. Jika tidak ada petani, bagaimana kita bisa bertahan hidup? Tanaman pangan adalah makanan untuk menopang kehidupan kita. Jika tidak ada orang yang bersedia bekerja, apakah masyarakat masih bisa seperti masyarakat? Apakah keluarga masih bisa seperti keluarga? Tentu saja, baik petani maupun buruh, mereka semua sangat bekerja keras. Kita sungguh harus berterima kasih dan menghargai mereka karena masyarakat kita  tidak boleh kekurangan mereka.

Tentu saja, ini membutuhkan himpunan cinta kasih  dari setiap orang. kita hendaknya membangkitkan rasa syukur Pada Hari Buruh Internasional, kepada para pekerja di bidang pertanian, perindustrian, dan perdagangan. Setiap orang harus berkumpul bersama untuk bekerja sama dengan harmonis dan saling bersyukur. Dengan demikian, barulah masyarakat kita bisa lebih ada harapan, lebih berkekuatan, dan lebih dipenuhi berkah. Jika kita menganggap Hari Buruh sebagai hari untuk melampiaskan kemarahan, maka akan sangat berbahaya. Jika terjadi gejolak dalam masyarakat, maka konsekuensinya sangat sulit dibayangkan. Jadi, menjaga kedamaian hati adalah hal yang terpenting.

Sesungguhnya, setiap orang harus menyadari berkah dan menghargai berkah. Lihatlah dua orang yang patut kita teladani ini. Mereka bukanlah dari keluarga berada, namun mereka bisa menerima kehidupannya dan selalu melapangkan hati. Selain menunaikan kewajiban sendiri, mereka juga menggunakan sisa tenaganya untuk menolong orang lain. Pada musim dingin, dia memberikan selimut-selimut ini  kepada tunawisma dan orang yang kekurangan guna menjaga kehangatan mereka. Kami merasa dia sungguh luar biasa. Hatinya penuh dengan cinta kasih. Hidup kekurangan tidak apa-apa, yang terpenting adalah barang tersebut masih dapat dimanfaatkan dan diberikan kepada orang yang membutuhkan. Inilah yang terpenting.

Dengan demikian, barang itu akan lebih berguna. Lihatlah, kehidupannya sungguh bermakna. Wanita itu baru berusia 50-an tahun. Dia bersedia membantu orang lain karena dahulu dia juga pernah  menjalani kehidupan yang penuh penderitaan. Dia menikah dan menetap di Singapura. Berhubung sang suami berselingkuh, dia membawa kedua anaknya kembali ke Taiwan. Beruntung, sebuah gereja menyediakan tempat tinggal untuknya. Dia sangat bersyukur. Hal ini sungguh luar biasa. Meski hidup kekurangan, dia tidak tamak dan selalu penuh dengan cinta kasih.

Kita juga dapat melihat Bodhisatwa yang bernama Li De-wang ini. Dia juga sangat mengagumkan. Kehidupannya juga tidak berada, namun setelah mengenal Tzu Chi, dia mulai memahami bagaimana menggunakan tubuh ini untuk menciptakan kehidupan yang bermakna. ada banyak ladang berkah yang bisa kita garap. Jika tidak segera melakukannya, kelak kita akan menyesal. Siapa yang melakukan, dia yang mendapatkan manfaatnya. Tergantung Anda mau atau tidak. Saya akan berkata bahwa saya akan melakukannya dengan sukacita. Mengasah pisau merupakan pekerjaan yang berat, namun dia bersedia melakukannya. Dia juga pergi membeli asuransi. Ahli warisnya adalah Tzu Chi.

Cinta kasih ini tercipta berkat tetes demi tetes sumbangsihnya. Dia bekerja dengan keras untuk menghimpun kekuatan cinta kasih yang besar. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Inilah yang terjadi di Taiwan. Sesungguhnya, insan Tzu Chi di luar negeri juga sangat bersungguh hati. Mereka mengasihi diri sendiri sekaligus orang lain. Contohnya seorang anak muda di Indonesia yang berasal dari keluarga kurang mampu. Setelah menerima bimbingan dari Tzu Chi, dia sangat menyadari berkah dan bersyukur. Dia selalu belajar dengan giat. Dia juga memahami pentingnya berbakti kepada orang tua dan mengasihi adik-adiknya. Selain itu, setiap kali insan Tzu Chi kegiatan daur ulang di sekolah, dia tidak pernah absen. Dia berusaha segenap tenaga untuk mengasihi bumi dan melakukan daur ulang.

Kita juga dapat melihat wilayah Bangkok, Thailand. Dalam waktu dua hari, terjadi dua bencana kebakaran secara beruntun yang melahap banyak rumah, yakni sekitar lebih dari 100 unit rumah. Insan Tzu Chi juga segera bergerak untuk membagikan barang bantuan yang dibutuhkan oleh para warga serta memberi penghiburan kepada mereka. Insan Tzu Chi mencurahkan cinta kasih untuk menghibur para korban bencana. Kita dapat mendengar para korban bencana yang mengungkapkan rasa syukurnya. Seseorang diantara mereka berkata, “Kami sangat berterima kasih. Saat kami dilanda bencana dan tidak memiliki apa pun, Tzu Chi bersedia membantu kami. Kami menerima barang bantuan yang kami butuhkan. Kita harus tahu untuk berpuas diri. Kita harus berbagi dengan orang lain selama masih mampu. Jadi, saya bersedia mengantarkan cinta kasih ini kepada orang-orang yang membutuhkan.” Saat ada orang membutuhkan bantuan, insan Tzu Chi segera bergerak untuk memberikan pengobatan medis, barang bantuan, dan penghiburan.

Inilah Bodhisatwa dunia. Sungguh, setiap orang di dunia bisa melakukan hal ini. Dengan hati yang damai, kita bisa mengatasi berbagai kesulitan. Meskipun menghadapi berbagai kesulitan, namun kita mampu mengatasinya. Menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis Masyarakat hidup harmonis dan kehidupan yang lebih bermakna adalah berkah terbesar di dunia. Baiklah. Singkat kata, yang harus kita pilih bukan berapa banyak kenikmatan yang bisa dinikmati. Yang harus kita pilih adalah menciptakan kehidupan yang bermakna. Diterjemahkan oleh:Laurencia Lou.

 
 

Artikel Terkait

Hidup Berdampingan Tanpa Membedakan

Hidup Berdampingan Tanpa Membedakan

03 Maret 2011 Pada tanggal 27 Februari 2011, diadakan bakti sosial pelayanan kesehatan gratis dalam rangka HUT YONZIPUR 9/1 KOSTRAD ke-49, yang bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung dan Batalyon Zeni Tempur 9, di Asrama Yonzipur 9, Ujungberung, Bandung.
Lima Kebajikan untuk Bumi Setiap Hari

Lima Kebajikan untuk Bumi Setiap Hari

19 September 2016

Tzu Ching Universitas Prima Indonesia Medan kembali melakukan kegiatan WAVES dengan tema Give Me Five (berikan lima kebajikan untuk bumi). Kegiatan yang digelar pada Minggu, 28 Agustus 2016 ini berlangsung meriah dan dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai universitas dan perguruan tinggi di Medan.

Banjir Jakarta: Mempraktikkan Jalan Bodhisatwa

Banjir Jakarta: Mempraktikkan Jalan Bodhisatwa

22 Januari 2013 Tjoeng Hasanudin yang kerap disapa dengan sebutan nama Posan salah satu relawan komite Tzu Chi menghampiri para pengungsi korban bencana banjir yang juga kawan mengungsinya di posko pengungsian Yayasan Buddha Tzu Chi.
Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -