Suara Kasih : Kehidupan yang Bermakna
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News Judul Asli:
Membangkitkan hakikat manusia yang indah dan bajik
| |||
Kita dapat melihat dunia ini penuh kehangatan. Para insan Tzu Chi berangkat ke Amerika Selatan. Ke mana pun mereka melangkah,insan Tzu Chi selalu membawa harapan, kehangatan, serta membangkitkan sifat hakiki manusia yang bajik dan indah. Dimulai dari Cile menuju Argentina,lalu dari Argentina ke Brasil. Mereka pergi ke wilayah pedesaan yang kekurangan pelayanan medis. Kita sungguh dapat melihat kehangatan di dunia. Mereka mengasihi semua makhluk tanpa mementingkan jalinan jodoh dan memiliki perasaan senasib sepenanggungan. Penderitaan terbesar manusia adalah saat menderita penyakit. Karena itu, insan Tzu Chi pergi ke tempat yang kekurangan pelayanan medis untuk membebaskan warga dari penderitaan. Semua itu sungguh menciptakan pahala yang tak terhingga. Inilah hal yang paling indah. ”Kalian telah membantu komunitas kami. Kami menghadapi kesulitan yang besar di sini. Dengan jarak perjalanan yang jauh, kami sulit untuk mencari dokter gigi. Kami tidak memiliki dokter gigi di sini selama lebih kurang 10 atau 12 tahun. Hal yang sering saya jumpai di Tara adalah banyak warga yang hidup kekurangan. Mereka kekurangan banyak hal mendasar seperti kekurangan pendidikan,kekurangan kesempatan kerja,dukungan dari keluarga, welas asih,dan cinta kasih.Tentu saja, semua itu terlihat sangat jelas. Saya sering memerhatikan kontribusi Tzu Chi. insan Tzu Chi memberikan mereka sesuatu yang telah lama hilang dalam diri mereka,” ujar seorang relawan. | |||
| |||
Setiap orang harus memiliki sebuah misi dan arah dalam kehidupannya. Saat Buddha berada di dunia,Beliau sangat memuji pekerjaan tim medis. Buddha berkata,“Barang siapa merawat orang sakit,sama dengan merawat Saya.” Jadi, pada zaman-Nya, Buddha sangat memuji orang yang merawat orang sakit. Bayangkanlah, Bodhisatwa sekalian, para dokter dan calon dokter sekalian, jika kalian bertemu dengan orang sakit yang berada di ambang kematian, lalu kalian bertanya padanya, “Anda menginginkan uang atau nyawa, Anda menginginkan ketenaran atau kesehatan,” orang sakit itu pasti menjawab,“Saya tidak menginginkan apa pun selain kesehatan.Saya tidak menginginkan apa pun.Saya hanya ingin terbebas dari penderitaan fisik ini.” Jadi, kehidupan kita tidak ternilai harganya. Kehidupan tidak bisa diukur dengan uang. Demikian pula dengan nilai kehidupan kita. Beberapa hari lalu, kita dapat melihat para dokter senior berbagi dengan kita semua. dr. Hsu Yung-hsiang berbagi berbagi secara terperinci tentang pekerjaannya. Lihatlah, tim medis Tzu Chi sungguh memahami nilai kehidupan. Mereka tidak memperhitungkan berapa keuntungan yang diperoleh, melainkan berpikir bagaimana mengobati penyakit yang jarang ditemui dan mencari tahu asal mula penyakit itu. Baik dalam memerhatikan fisik maupun batin pasien,para dokter sangat bersungguh hati serta mempertaruhkan keselamatan diri sendiri. Mereka mempelajari setiap kasus pasien dengan cemat dan sungguh-sungguh. Ada pula seorang dokter muda yang lulus dari Universitas Kedokteran Tzu Chi. Perjalanan kariernya di bidang medis juga penuh dengan kesulitan. Dia pernah mengalami tekanan dan berbagai cobaan yang berat. Akan tetapi, dia tetap berpegang teguh pada tekadnya. Dengan hati penuh sukacita dan ikhlas, dia mengatasi segala rintangan yang dihadapi. Lihatlah perjalanan anak muda ini.Setelah lulus dari SMA,mereka memasuki sekolah kedokteran. Setelah menjalani latihan selama bertahun-tahun, mereka mulai menjalani praktik di klinik dengan sungguh-sungguh dan mendedikasikan hidupnya untuk menyelamatkan hidup orang lain. Mereka sangat menghormati kehidupan. | |||
| |||
Dalam kehidupan ini, kita harus mengukir sejarah yang indah. Keindahan ini berasal dari kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Selain itu,orang yang berprofesi sebagai dokter adalah orang yang memiliki kehidupan yang paling bermakna. Karena itu, saya sering berkata bahwa dokter adalah “Tabib Agung”. Ketahuilah bahwa sebutan tabib agung ini sangat mulia, sama dengan sebutan Buddha yang sangat dihormati. Di keenam rumah sakit Tzu Chi, kita dapat melihat para dokter yang sangat mengasihi pasien. Selain di dalam rumah sakit, tim medis juga keluar rumah sakit menuju daerah pegunungan dan tempat terpencil untuk memberikan pelayanan medis.Berhubung banyak orang yang hidup kekurangan maupun lansia yang hidup sebatang kara dan tidak bisa berobat ke rumah sakit, maka para dokterlah yang pergi ke sana. Perhatian dan cinta kasih tim medis sungguh membangkitkan rasa hormat saya terhadap mereka dari lubuk hati terdalam. Demikian pula dengan para perawat. Lihatlah, setiap orang memanfaatkan waktu untuk bersumbangsih bagi orang yang menderita. Tidak hanya orang yang hidup kekurangan,saat orang berada jatuh sakit,mereka juga mengalami penderitaan. Penderitaan terbesar adalah saat menderita penyakit. Jadi, asalkan menderita rasa sakit,semuanya disebut orang yang menderita. Melihat kelak di dunia kita ini akan semakin bertambahnya Buddha hidup yang menyelamatkan kehidupan dan membebaskan orang dari penderitaan, hati saya sungguh merasa terhibur. Hari ini juga merupakan hari pelatihan bagi para Bodhisatwa daur ulang. Selain giat melakukan kegiatan daur ulang,mereka juga harus mengikuti kelas pelatihan. Para Bodhisatwa lansia juga harus mengikuti kelas pelatihan. Bodhisatwa daur ulang sekalian, saya sangat berterima kasih kepada kalian. Kalian juga melindungi bumi bagaikan tabib agung. Ketahuilah bahwa ada banyak ilmu pengetahuan dalam kegiatan daur ulang. Kegiatan daur ulang menyangkut kehidupan alam semesta, sedangkan tugas para dokter adalah memerhatikan kesehatan tubuh setiap orang. Singkat kata, baik terhadap alam semesta maupun terhadap manusia,kita harus bersumbangsih dengan penuh kasih agar kesehatan bumi dan manusia bisa tetap terjaga. Jika bumi ini sehat,maka tubuh manusia juga akan sehat. Di sini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian semua. Diterjemahkan oleh: Lourencia Lou. | |||
Artikel Terkait
TIMA Global Forum 2023: Layanan Paliatif di Indonesia
22 Juni 2023Perawatan paliatif menjadi materi terakhir yang dibawakan dalam TIMA Global Forum 2023 ini. Ada 4 pembicara di sesi ini: Prof. DR. Liem An Liong, DR. dr. Maria Astheria (praktisi perawatan paliatif di Tzu Chi Hospital), MPALLC, Dr. Lin Shin Zong & Dr. Ho Tsung-Jung dan Dr. Liu Keng Chang.
Totalitas Seorang Relawan Tzu Chi
21 Juli 2023Sebagai relawan Tzu Chi yang fokus di Misi Amal, Aiphing mafhum betul bahwa ia harus selalu siap membagi waktu, tenaga, dan perhatiannya membantu orang lain terutama di masa-masa genting. Seperti saat ia mendampingi Gwency, bayi berusia satu bulan yang saat itu dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Grand Family Jakarta.
Ekonomi Masyarakat Menurun, Tzu Chi Biak Bagikan Sembako di Lima Titik
24 April 2020Pagi itu Selasa 21 April 2020, relawan Tzu Chi Biak mulai berdatangan di Mapolres Biak Numfor, yang rencananya bakal membagikan paket sembako tahap ke-2 kepada masyarakat yang terdampak Covid-19 di lima titik di Kota Biak. Paket sembako ini merupakan kerjasama Tzu Chi Biak dengan Polres Biak Numfor, PSMTI dan Perbankan di Kota Biak.