Suara Kasih : Keindahan Budaya Humanis

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Keindahan Budaya Humanis
di Rumah Sakit Tzu Chi Dalin
 

RS Tzu Chi di Dalin penuh keindahan budaya humanis
Mengemban misi dan melindungi kehidupan
Hati seluas jagat raya mengikis Tiga Rintangan
Menjalin jodoh baik dengan semua orang

 

Setiap tahun berlalu dengan cepat. Tahun ini adalah tahun ke-10 berdirinya RS Tzu Chi di Dalin. Tadi pagi saat foto bersama, sebagian besar staf medis yang berfoto bersama saya telah bekerja di RS Dalin sejak tahun pertama. Mereka senantiasa melindungi kehidupan dengan cinta kasih dan menjaga kesehatan warga di Dalin. Selain memberi pengobatan di RS Dalin, para tim medis juga memberi pengobatan di desa-desa terpencil yang kekurangan sarana pengobatan.

Seorang warga yang mendapatkan bantuan pengobatan bercerita mengenai dr Ye. “Selain menderita lumpuh otak, di dalam otaknya juga terdapat sebuah tumor. Setelah di diagnosis menderita tumor, dr. Ye segera memberinya terapi akupuntur. Baik biaya akupuntur maupun obat, terkadang jika biaya-biaya tersebut tak tertutupi oleh asuransi kesehatan, dr. Ye akan membantu membayarnya. Inilah hal yang paling membuat saya tersentuh dari dr. Ye. Saya tak tahu bagaimana melukiskan perasaaan ini dan bagaimana cara membalas budinya.”

Ia berkata kembali, “Apakah kalian tak merasa ia dokter yang mulia? Ia telah berada di Dapu selama hampir 7 tahun. Suatu kali, ia terkena batuan longsor saat menuju ke kota kami. Saya berkata padanya, “Janganlah Anda meninggalkan kami para lansia di Dapu.” Saya selalu berdoa kepada Bodhisatwa, ada seorang dokter yang baik hati yang datang dari Dalin ke Dapu dengan menempuh perjalanan jauh. Tolong lindungi dr.Ye saat angin dan hujan datang agar ia dapat selamat di perjalanan.”

Tzu Chi memiliki 6 rumah sakit yang tersebar di wilayah yang berbeda. Para dokter di setiap rumah sakit sangat memperhatikan pasien dan keluarganya. Jika pasien tak dapat pergi ke rumah sakit, mereka yang akan datang ke rumah pasien. Mereka sangat berinisiatif dalam mencurahkan cinta kasih.

Kita dapat melihat budaya humanis Tzu Chi dalam misi kesehatan di RS Tzu Chi Dalin. Kini 10 tahun telah berlalu sejak berdirinya RS Tzu Chi Dalin. Tadi pagi saya mendengar para dokter berbagi kisah mereka dan melihat tayangan peringatan 10 tahun RS Tzu Chi Dalin. Wakil Kepala Rumah Sakit Chen berbagi tentang beberapa kasus pasiennya yang sangat menderita akibat penyakit yang mereka alami. Banyak dari mereka kehilangan harapan untuk sembuh. Lihatlah, kini pasiennya dapat sembuh kembali dan berdiri di atas panggung.

Kita dapat melihat nona yang cantik ini pernah menderita penyakit parah. Lihatlah, kini ia dapat berdiri kembali. Selain membantunya untuk berdiri kembali, dr. Chen juga memberikan harapan baru dan masa depan yang cerah bagi hidupnya. Sungguh pahala tak terhingga.

Sesungguhnya, dr. Chen juga membawa kebahagiaan bagi keluarga sang pasien. Jadi, saat mengobati pasien, kita tak hanya menolong satu orang, melainkan menolong satu keluarga, serta membantu menghemat sumber daya masyarakat karena dengan adanya satu pasien yang pulih, berarti SDM dalam masyarakat bertambah. Ini sungguh merupakan pahala tak terhingga.

Namun, kita harus tahu bahwa para tenaga medis sangat bekerja keras. Jika dokter tak menjalankan operasi, maka hidup pasien ini akan selamanya bergantung pada keluarganya. Para dokter adalah penyelamat. Meski kondisi pasien sangat sulit disembuhkan, para dokter tetap berani. Jika pasien tak kunjung pulih, orang-orang akan menyalahkan dan mengkritik sang dokter. Namun, jika kita tak menjalankan operasinya untuknya, maka pasien tersebut tak akan sembuh selamanya. Dengan menjalankan operasi untuknya, masih ada harapan bagi pasien untuk pulih.

Terkadang dokter berada di posisi yang sulit, terutama dalam kondisi masyarakat masa kini. Saya sering merasa masyarakat masa kini tidak menyadari betapa mereka berhutang budi kepada para dokter. Dokter, perawat, apoteker, teknisi, dll adalah sebuah tim yang bekerja sama memberikan pelayanan medis. Para tenaga medis ini memiliki misi yang sama untuk menolong orang lain. Setelah membangkitkan niat, mereka harus giat belajar dan bekerja keras untuk mencapai cita-cita. Mereka harus sangat giat belajar, barulah dapat menjadi tenaga medis dan menjadi bagian dari tim medis. Mereka sangat berpegang teguh pada tekad. Tekad inilah yang membawa para staf untuk bekerja sama.

Ini adalah jalinan jodoh baik yang terjalin di antara kita. Karena itu, saya sangat berterima kasih kepada para dokter, perawat, dan para staf medis yang telah membangun misi kesehatan yang berbudaya humanis di RS Tzu Chi di Dalin. Saya sungguh melihat hutan bodhi yang tumbuh dari satu akar di RS Tzu Chi di Dalin. Saya sungguh berterima kasih kepada Kepala RS Lin dan Kepala RS Chien. Mereka telah berkontribusi sejak rumah sakit belum dibangun. Setelah rumah sakit dibuka, para staf pun mulai bergabung dan bekerja sama untuk membangun budaya humanis di Rumah Sakit Tzu Chi.

Terlebih lagi, Kepala RS Chien sangat berbudaya humanis. Jumlah pemirsa pada program yang ia bawakan tiga kali lipat lebih banyak dari program saya. Hal ini sungguh tidak mudah. Saya sungguh berterima kasih kepadanya. Inilah nilai dari budaya humanis Tzu Chi. Kita harus mensosialisasikan budaya humanis ini ke tengah masyarakat agar dapat meningkatkan kesadaran lebih banyak orang.

Kini banyak akreditasi rumah sakit yang memasukkan budaya humanis sebagai salah satu poin evaluasi. Jika rumah sakit memiliki budaya humanis, kesehatan dan hidup pasien pun lebih terjamin karena budaya humanis adalah misi dari tenaga medis. Setiap staf medis berusaha mengemban misi dengan mengatasi berbagai kesulitan untuk menolong orang lain. Dengan demikian, para pasien akan lebih berkesempatan untuk menerima pengobatan. Karena itu, saya sangat berterima kasih kepada seluruh staf medis di RS Tzu Chi Dalin karena telah menjadi teladan bagi dunia medis. Misi kesehatan kita sungguh telah berakar di Dalin. Saya sungguh bersyukur. Banyak rasa terima kasih yang tak habis saya ucapkan.

Tema angpau Pemberkatan Akhir Tahun kali ini adalah “Yang Maha Sadar di Alam Semesta”, karena bumi ini sungguh memerlukan perhatian dari setiap orang. Untuk itu, kita harus menyucikan batin setiap orang terlebih dahulu. Di belakang angpau ini terdapat tiga butir padi dalam ukuran kecil, sedang, dan besar yang melambangkan alam semesta (trisāhasra-mahāsāhasra-loka-dhātu). Saya sangat berharap setiap orang dapat membuka hati dan membangkitkan kesadaran hingga ke seluruh dunia. Jadi, 3 butir padi tersebut melambangkan hati kita yang merangkul seluruh alam semesta dan mengikis tiga rintangan.

Batin makhluk awam penuh rintangan. Saya berharap, setiap orang dapat mempelajari ajaran Buddha agar memahami kebenaran di dunia ini. Saya juga sangat berterima kasih kepada para staf rumah sakit. Saya selalu memberi tahu kepada orang bahwa benih padi ini merupakan hasil tanaman para staf RS Tzu Chi di Dalin. Mereka menamam, memanen, dan memilah padi butir demi butir dengan hati-hati. Ini adalah padi dari Dalin. Kepala RS beserta para staf di sanalah yang menanamnya sendiri untuk menjalin jodoh dengan insan Tzu Chi di seluruh dunia. Semoga kalian dapat seperti benih ini yang tumbuh dari satu butir menjadi tak terhingga. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 

Artikel Terkait

Wujud Cinta Lingkungan

Wujud Cinta Lingkungan

28 April 2016
Sampah plastik kian hari kian menggunung. Padahal kita tahu bahwa sampah plastik sangat sulit untuk terurai, dibutuhkan waktu hingga ratusan tahun. Melihat bahaya sampah bagi kehidupan, Tzu Chi Sinar Mas Xie Li Kalimantan Timur 1 turut ambil bagian dalam melestarikan bumi pada tanggal 15 April 2016.
Sukacita Bersama Oma dan Opa di Panti Wreda Karitas

Sukacita Bersama Oma dan Opa di Panti Wreda Karitas

30 Juli 2019

Relawan Tzu Chi Bandung kembali mengunjungi Panti Wreda Karitas di Jl. Ibu Sangki No.35, RT01/RW13, Kel. Cibeber, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Bandung. Sebanyak 9 relawan pada Kamis, 18 Juli 2019 menghibur serta melayani oma dan opa dengan penuh kasih sayang layaknya orang tua sendiri.

Ibu Yang Tak Kenal Lelah

Ibu Yang Tak Kenal Lelah

25 April 2011 Walaupun kenyataan hidup yang harus dihadapinya sulit, lelah dan penuh dengan perjuangan hingga membuat tubuhnya semakin kurus dan lemah, seorang ibu tak akan membiarkan anaknya hidup dalam kesusahan.
Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -