Suara Kasih: Keindahan dalam Keharmonisan
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News Judul Asli:
Keindahan dalam Keharmonisan Kelompok Membentangkan jalan Bodhi yang lapang dengan cinta kasih | |||
Upacara pemandian Buddha Rupang tahunan yang digelar di seluruh dunia sungguh menampilkan pemandangan yang indah. Contohnya di Malaysia. Di seluruh wilayah Malaysia digelar upacara Waisak dengan sangat khidmat. Orang yang berpartisipasi sangat banyak dan sangat rapi. Formasi yang mereka bentuk juga sangat jelas. Suasananya sungguh agung. Kita juga melihat upacara pemandian Buddha Rupang di Kuala Lumpur. Upacara yang agung ini dihadiri lebih dari 10.000 orang. Upacara ini dihadiri oleh 81 biksu dan biksuni, dan partisipan yang hadir adalah sebanyak 11.750 orang. Mereka juga membentuk formasi yang berbentuk angka 46. Ada pula formasi bunga teratai dan daun bodhi. Saya sungguh merasa terkesan melihat barisan yang panjang dan rapi ini. Ini sungguh tidak mudah. Persatuan sangatlah penting. Setiap orang harus bersatu dan berkontribusi bersama dengan satu visi dan satu misi. Ajaran Buddha bertujuan untuk menyucikan masyarakat dan batin manusia. Setiap orang hendaknya turut serta dalam usaha ini. Di Malaka, mereka juga membentuk formasi yang sangat indah dan agung. Upacara di sana dihadiri oleh 6 biksu dan biksuni Sangha. Pejabat pemerintah setempat juga turut mendukung upacara tersebut.Partisipan yang hadir berjumlah 6.000 orang. Ini merupakan jumlah yang sangat banyak. Formasi yang mereka bentuk juga sangat indah. Inilah upacara pemandian Buddha Rupang di Malaka. Ada pula seorang Bodhisatwa lansia yang sungguh membuat orang tersentuh. Dia telah berumur 70 tahun dan harus memegang tongkat saat berjalan. Meski demikian, dia tetap ingin menghadiri upacara pemandian Buddha Rupang. Akan tetapi, saat dia tiba di lokasi, altar pemandian Buddha Rupang telah dibongkar. Para relawan merasa tak sampai hati membuat dia datang sia-sia. Karenanya, mereka segera mengeluarkan kembali Buddha Rupang demi mewujudkan harapannya untuk mengikuti upacara pemandian Buddha Rupang. ”Saya naik bus ke sini dengan harapan dapat menghadiri upacara pemandian Buddha Rupang. Akhirnya saya bisa menghadirinya. Saya merasa sangat senang karena tujuan saya datang ke sini adalah untuk menghadiri upacara Waisak. Meski tidak bisa melihat jalannya upacara, akhirnya saya tetap bisa hadir. Saya sungguh berterima kasih kepada kalian,” katanya. Dia merasa sangat tersentuh dan berterima kasih. Sungguh, setelah mendengar dan melihatnya, saya merasa sangat tersentuh. Para insan Tzu Chi tidak mengabaikan seorang pun. Ketulusan dan cinta kasih yang dimiliki insan Tzu Chi dan nenek itu sungguh membuat orang tersentuh. | |||
| |||
Kita juga dapat melihat Indonesia. Awalnya, para insan Tzu Chi memperkirakan yang hadir belum tentu mencapai 5.000 orang. Akan tetapi, di luar dugaan, orang yang hadir berjumlah sekitar 7.000. Singkat kata, para insan Tzu Chi merasa sangat senang. Mereka berkata bahwa ini dapat menambah kepercayaan diri mereka. Ternyata mereka juga bisa menggelar upacara pemandian Buddha Rupang yang begitu rapi, agung, dan berskala besar. Karenanya, mereka sangat gembira. Kita juga dapat melihat Afrika Selatan. Meski Afrika Selatan berada jauh dari Taiwan, relawan setempat juga menjalani latihan demi mempersiapkan peringatan tiga hari besar ini dengan sungguh-sungguh. Demi menampilkan kerapian dan keteraturan dalam upacara pemandian Buddha Rupang di sana, relawan membuat persiapan selama beberapa hari. Mereka juga mempersiapkan makanan agar setiap orang yang datang dapat pulang dengan perut kenyang. Yang terpenting, mereka berharap setiap orang dapat mengikuti upacara Waisak dengan teratur sekaligus memahami makna upacara pemandian Buddha Rupang itu. Jadi, makna yang sangat dalam ini bukan hanya diresapi di dalam batin, melainkan juga mereka wujudkan keluar dengan menjalani latihan untuk menampilkan keindahan dari keharmonisan kelompok. Selain itu, para relawan juga mendekorasi lokasi. Ini sungguh tidak mudah. Jadi, dengan welas asih dan cinta kasih, para insan Tzu Chi menanamkan Dharma ke dalam hati setiap orang. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya. Di Afrika Selatan, sekelompok Bodhisatwa asal suku Zulu ini biasanya membutuhkan bantuan penerjemah untuk dapat memahami semangat ajaran Buddha. Selain itu, mereka juga harus belajar mengenai tata cara upacara Waisak, mereka harus melihat contoh dan peragaan untuk dapat mempelajarinya. Dapat melakukannya sepenuh hati seperti itu, mereka sungguh luar biasa. Saya sungguh senang melihatnya. Kita juga melihat upacara Waisak di Tiongkok. Di Fuding, setiap tahun kita dapat melihat upacara yang sangat khidmat. Sesungguhnya, saat mereka menjalani latihan, hujan lebat terus turun. Akan tetapi, saat upacara Waisak berlangsung, matahari bersinar terang. | |||
| |||
Tanggal 14 Mei lalu, saya juga berbagi tentang Filipina dengan kalian semua. Dalam waktu satu hari, ada 4 kegiatan bagi insan Tzu Chi Filipina, yaitu pemasangan papan nama Jalan Tzu Chi oleh Wakil Walikota Marikina, upacara pemandian Buddha Rupsng, Kegiatan Hari Bakti, dan pembagian beras kepada 10.000 keluarga. Semua kegiatan ini sungguh sulit, namun mereka telah menyelesaikannya. Terlebih lagi, mereka dapat mempertahankan suasana yang khidmat serta membentuk formasi yang sangat jelas dan indah. Ini sungguh patut kita puji. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya. Asalkan ada kesungguhan hati, maka tidak ada yang sulit di dunia. Meski kita telah membangkitkan tekad, usaha satu orang saja tidaklah cukup. Kita membutuhkan kerja sama banyak orang yang memiliki satu tekad yang sama. Jika banyak orang dapat menyatukan hati, maka saat satu tangan bergerak, ribuan tangan akan ikut terulur dan bekerja sama dengan harmonis. Jika sebuah misi dapat diemban bersama, maka tiada beban yang terlalu berat untuk dipikul. Asalkan setiap orang dapat bersatu hati, maka kekuatan akan menjadi besar. Inilah yang dibutuhkan oleh masyarakat kita. Jika setiap orang dapat menyelaraskan batin, penuh cinta kasih, saling menghormati, saling bersyukur, dan saling mengasihi, maka kita akan memiliki kekuatan yang besar. Pada upacara pemandian Buddha Rupang tahun ini, ada banyak kisah menyentuh yang tidak bisa diceritakan satu per satu. Baik pejabat pemerintah Malaysia maupun Wakil Perdana Menteri Singapura, mereka semua datang untuk memberikan ucapan selamat. Semua ini sungguh menyentuh. Ada banyak kisah yang menyentuh. Di sini, saya ingin memberikan penghormatan yang sedalam-dalamnya kepada setiap insan Tzu Chi di seluruh dunia. Saya sungguh berterima kasih kepada seluruh insan Tzu Chi yang telah sangat bersungguh hati dalam mengemban misi demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Saya sungguh tidak tahu harus bagaimana berucap untuk mengungkapkan rasa haru dan terima kasih di dalam hati saya.Diterjemahkan oleh: Lourencia Lou. | |||
Artikel Terkait
Bersekolah di Sepanjang Sudirman-Thamrin
03 Mei 2009 SMP Cinta Kasih Tzu Chi tampil beda dibandingkan sekolah-sekolah lain. menurut Suriadi, relawan Tzu Chi, SMP Cinta Kasih sengaja memilih konsep minimalis tanpa banyak atraksi agar budaya humanis yang ingin disampaikan lebih terlihat.Menjenguk Gavin yang Kini Tumbuh Sehat
30 Desember 2021Jajaran Tzu Chi Hospital dan relawan Tzu Chi mengunjungi Gavin Adriel Admito, bayi pertama yang lahir di Tzu Chi Hospital pada Kamis, 30 Desember 2021.
Belajar Budaya Humanis di Aula Jing Si
14 Maret 2011Loo Leong Teck bersama 13 orang konsultan proyek pembangunan Aula Jing Si Kuala Lumpur Malaysia terkejut melihat pembangunan gedung Aula Jing Si Tzu Chi Indonesia yang besar dan megah. Kedatangan relawan Tzu Chi Kuala Lumpur dan para konsultan ini didampingi oleh Ketua Tzu Chi Singapura Ji Yu .