Suara Kasih: Kekuatan Cinta Kasih yang Besar

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

 

 

Judul Asli:

Kekuatan Cinta Kasih yang Besar

Seorang pria hidup dalam ketersesatan saat masih muda
Seorang anak yang mengalami gangguan mental menyalakan api untuk membakar rumah sendiri
Bodhisattva dunia menjangkau semua  makhluk yang menderita
Relawan Tzu Chi melindungi dan menginspirasi masyarakat

 

 

“Dahulu, ayah saya selalu minum minuman keras hingga larut malam. Setelah pulang ke rumah, jika kami berada di sampingnya dan suasana hatinya sedang buruk, ayah akan memukul kami. Setelah berhenti mengonsumsi minuman keras, ayah berubah menjadi tidak gampang marah. Kini hubungan kami menjadi membaik.”

“Dahulu, saya sangat bertemperamen buruk. Sejak sekolah menengah, saya sudah sangat emosional. Saya sering berkelahi dengan orang lain. Bahkan, meski sudah pindah belasan sekolah, saya masih tidak tahu bertobat. Setelah terjun ke masyarakat, saya terlibat pergaulan yang salah, lalu tabiat buruk saya semakin bertambah. Hari ini, melalui kesempatan ini, bertobat secara terbuka kepada Master atas kesalahan saya dahulu. Saya juga ingin meminta maaf kepada istri dan anak-anak saya. Mulai hari ini, saya akan selalu mengikuti jejak langkah Master.”

Kita telah mendengar Tuan Yan berbagi kisahnya. Saya juga telah membaca laporan singkat tentang dirinya. Dahulu, dia sungguh hidup dalam ketersesatan. Suatu kali, saat sedang mengambil cuti dari wajib militer, dia melihat seorang anak muda memarkir mobil di depan pintu rumahnya berkata dengan sopan kepada anak muda itu agar jangan memarkir mobil di sana karena menghalangi pintu masuk mereka. Akan tetapi, anak muda itu malah memarahi ayah Tuan Yan. Melihat anak muda itu melontarkan kata-kata kasar kepada sang ayah, Tuan Yan balik memarahi anak muda itu. Dia memukuli anak muda itu hingga berdarah bahkan mengalami patah tulang rusuk. Anak muda masih sangat bertenaga. Keluarga anak muda yang dipukul itu juga tidak berdiam diri. Mereka ingin menuntut Tuan Yan. Karenanya, ibu dan paman Tuan Yan pergi ke rumah anak muda itu untuk meminta maaf sambil berlutut.

Lihatlah pengorbanan orang tua dalam membesarkan anak-anak mereka. Sejak dilahirkan, apakah anak-anak bisa tumbuh besar tanpa membuat kita khawatir? Adakalanya, orang tua harus merisaukan banyak hal. Inilah kehidupan. Segala sesuatu berkaitan dengan hukum karma. Sebagaimana jodoh yang kita jalin dengan anak pada kehidupan lampau, demikianlah buah yang akan kita tuai pada kehidupan ini. Jika pada kehidupan lampau kita menjalin jodoh yang baik, maka pada kehidupan ini, kita bisa bertemu dengan sang penyelamat. Anak kami menderita sedikit gangguan mental. Setiap hari, dia gemar mabuk-mabukan dan membuat kericuhan di dalam keluarga. Dia bertengkar dengan ayahnya dan saudara-saudaranya. Yang paling sedih adalah saya sebagai ibunya. Suatu kali, dia bahkan menyalakan api untuk membakar rumah kami. Kami sudah melapor polisi, tetapi mereka juga enggan menahannya di kantor polisi. Orang-orang di desa kami berkata bahwa anak saya tidak waras. Kondisinya sudah sangat sulit untuk diubah.

Sepasang orang tua itu sungguh menderita. Saat masih muda, anaknya terlibat pergaulan yang salah. Akibat dijebak oleh teman-temannya, dia harus menanggung utang kartu kredit yang sangat banyak. Berhubung sulit menerimanya, mentalnya menjadi sedikit terganggu. Selama 10 tahun ini, sepasang orang tua ini sangat menderita akibat anaknya. Mereka terus mendampingi, merawat, dan mengantar anaknya untuk berobat. Mereka melewati setiap hari dengan susah payah. Saat sedang tidak stabil, anak itu akan mengambil pisau dapur untuk menyerang sang ibu. Ini juga pernah terjadi. Suatu kali, sang ayah menyaksikan Da Ai TV dan menonton program “Lentera Kehidupan”. Setelah mendengar perkataan saya, dia menyadari bahwa dunia ini memang penuh dengan penderitaan. Dia terus memikirkan cara untuk menyembuhkan anaknya. Hingga suatu hari, salah seorang tetangganya meninggal dunia. Karena itu, insan Tzu Chi pergi ke sana untuk melafalkan doa. Berhubung menyaksikan Da Ai TV, ibunya tahu bahwa orang-orang itu adalah insan Tzu Chi. Saat melihat insan Tzu Chi, sang ibu segera berkata, “Kakak, keluarga saya ada masalah. Apakah kalian bisa membantu kami?”

Sejak saat itulah, relawan Tzu Chi mulai mencurahkan perhatian bagi keluarga itu. Mereka bahkan mengajak anak muda itu ke posko daur ulang. Dengan sikap toleransi dan cinta kasih yang tulus, para relawan Tzu Chi di posko daur ulang bersama-sama menenangkan hati anak muda itu. Secara perlahan-lahan, kondisi anak muda itu menjadi lebih stabil. Enam bulan kemudian, hati anak muda itu sudah stabil kembali. Kini dia sudah berubahdan sudah bekerja. Dia bahkan berkata kepada saya, “Ibu, saya akan mencari lebih banyak uang agar ibu tidak perlu terlalu bekerja keras. Saya akan memberikan uang untuk Ibu.”

”Saya ingin berbagi dengan kalian semua bahwa saya sudah membesarkannya selama 30 tahun. Pada Hari Ibu tahun ini, dia berkata bahwa dia tidak punya uang untuk membelikan hadiah untuk saya. Karenanya, dia mengambil secarik kertas dan menggambar sekuntum bunga anyelir yang sangat indah untuk saya. Di bawahnya juga tertulis, Ibu sudah bekerja keras. Ibu, saya sayang Ibu. Selamat Hari Ibu. Selama 30 tahun ini, meski itu hanyalah sebuah hadiah yang sangat kecil, tetapi ia adalah hadiah yang sangat berharga bagi saya. Sang ayah juga berkata, “Kini, saya sudah mulai bervegetaris karena saya menyaksikan Da Ai TV dan mendengar ceramah Master. Saya juga sudah berhenti menjalankan usaha perikanan.”

Kini sepasang orang tua ini mulai mendedikasikan diri sepenuh hati untuk melakukan daur ulang. Setelah mendengar kisahnya, saya merasa sangat tersentuh atas dedikasi insan Tzu Chi. Banyak orang segera menjauh setelah mengetahui seseorang mengalami gangguan mental. Akan tetapi, insan Tzu Chi malah menjangkau keluarga yang bermasalah dan mengajak mereka untuk melakukan daur ulang. Sikap toleransi, hati yang penuh cinta kasih, kesabaran, dan kesungguhan, jauh lebih berkhasiat dari obat. Ibu itu berkata kepada saya, “Master, aneh sekali. Anak saya sembuh tanpa makan obat.” Saya bertanya padanya, “Apakah sepuluh tahun ini dia tidak berobat ke dokter?” “Ada. Sudah berkali-kali. Banyak dokter yang mengobatinya, tetapi tiada yang bisa menenangkannya.”

Dalam waktu enam bulan, insan Tzu Chi sudah bisa menenangkannya sehingga dia bisa mencari uang untuk menyokong keluarga. Jika tanpa kesabaran dan cinta kasih dari setiap Bodhisattva daur ulang, bagaimana mungkin anak muda yang dahulu pernah mengejar sang ibu dengan pisau dapur bisa tenang kembali? Inilah kekuatan cinta kasih. Kekuatan cinta kasih ini sungguh tidak terbatas dan sangat besar. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia )

 
 

Artikel Terkait

Banjir Jakarta: Cinta Kasih Aceh untuk Jakarta

Banjir Jakarta: Cinta Kasih Aceh untuk Jakarta

22 Januari 2013

Bencana banjir yang melanda ibukota Jakarta tak kunjung surut, sementara korban mulai berjatuhan, fasilitas listrik dan air tidak berfungsi, komunikasi terputus, warga mulai kehabisan stok makanan dan mulai mengungsi.

Waisak 2556: Kasih Sayang untuk Ibu

Waisak 2556: Kasih Sayang untuk Ibu

14 Mei 2012 Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung, mengadakan perayaan hari raya Waisak, hari Ibu Internasional dan hari Tzu Chi sedunia yang kini menginjak 46 tahun.
Keputusan Cepat yang Menyelamatkan Jiwa

Keputusan Cepat yang Menyelamatkan Jiwa

20 Juni 2022

Ibu adalah sosok malaikat tanpa sayap yang bersedia memberikan seluruh kasihnya. Ibu adalah sandaran bagi anak-anaknya. Perjuangan seorang Ibu ketika melahirkan bertaruh nyawa demi anak. Ibu adalah sosok yang hebat dalam keluarga.

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -