Suara Kasih: Kembali ke Jalan Kebenaran

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

Menjadi Teladan Lewat Tindakan Nyata

      

Anak muda yang hidup tersesat bertemu dengan penyelamat
Giat mempraktikkan Dharma
Bodhisatwa Akar Rumput menyelamatkan dunia
Giat bersumbangsih agar batin memperoleh sukacita

Melalui tayangan di DAAI TV, kita telah melihat seorang anak muda yang tahun ini baru berusia 30 tahun. Dia berasal dari keluarga yang sangat mapan. Bisnis ayahnya berjalan sangat lancar. Ibunya sangat menyayanginya, namun dia malah mengecewakan hati orang tuanya. Dia selalu berfoya-foya bersama teman-temannya. Hal ini sungguh membuat orang tuanya khawatir. Kita bisa membayangkan kecemasan orang tuanya.

Ada seorang anggota komite Tzu Chi. Dahulu, dia juga pernah menjalani kehidupan yang menyimpang. Karena itu, dia pun bertekad untuk membimbing anak muda itu kembali ke jalan yang benar. Saat itu, ibunya pernah berkata pada saya bahwa dia merasa sangat sedih karena anaknya tak mendengarkan perkataannya. Dia berharap saya bisa membimbing anaknya bergabung dengan Tzu Chi. Saat berusia 25 tahun, saya sendiri juga pernah terjerumus. Saya sering mabuk-mabukan dan mengunyah pinang. Saya bahkan pernah dipenjara karena berkelahi dengan orang lain. Saat itu, saya pun berjanji pada diri sendiri. Saya harus membimbing anak muda ini kembali ke jalan yang benar agar tak terus tercemar oleh hal yang buruk. Agar dia tak terus tercemar oleh hal yang buruk.

Relawan ini sangat bersungguh hati. Dia membimbing anak muda tersebut dengan membawanya ke posko daur ulang. Pada awalnya, anak muda ini melakukan kegiatan daur ulang tidak dengan sepenuh hati Teman-teman masih sering mengajaknya keluar. Akan tetapi, setelah melihat dedikasi Bodhisatwa Lansia, dia pun bertekad untuk lebih mendedikasikan dirinya. Saat ditanya mengapa ia bertekad melakukan kegiatan daur ulang, ank muda tersebut menjawan, ”Alasan utama adalah karena melihat para nenek setiap hari melakukan daur ulang. Jika bisa menghabiskan lebih banyak waktu saya untuk melakukan daur ulang, mereka tak perlu bekerja hingga pukul 10 siang. Jika setiap hari saya bisa membantu mereka, pekerjaan mereka dapat selesai sekitar pukul 8 atau 9 pagi.” Anak muda ini sungguh mendedikasikan dirinya. Dia juga telah mengikuti pelantikan. Kini dia sangat giat mengemban pekerjaan Tzu Chi. Meskipun dia masih muda, namun telah dilantik menjadi anggota Tzu Cheng.

Inilah sebersit niat yang bisa mengubah seseorang. Saya sangat berterima kasih kepada begitu banyak Bodhisatwa daur ulang yang telah mendedikasikan dirinya. Saat melihat penderitaan, mereka akan membangkitkan welas asih dan memikirkan berbagai cara untuk membantu. Para anggota Komite Tzu Chi sering berkunjung ke rumah para donatur guna memahami segala kondisinya dan segera mengulurkan tangan bila mereka butuh bantuan.

Penderitaan manusia tak selalu karena kekurangan materi. Ada juga penderitaan batin. Contohnya, penderitaan dalam mendidik anak-anak. Ada orang bahkan kesulitan mendidik anak sendiri. Jika dididik oleh orang lain, asalkan berjodoh dengannya, maka anak tersebut akan dibimbing dengan baik. Sebagai Bodhisatwa daur ulang mereka juga bisa memberikan teladan dan senantiasa membimbing orang yang tersesat untuk kembali ke jalan yang benar. Inilah yang patut kita kagumi dari mereka.

Ada banyak Bodhisatwa di dunia ini. Kita memerlukan Bodhisatwa dunia. Dalam mengemban misi di dunia, Bodhisatwa harus memiliki tiga kondisi hati, yakni hati yang polos bagai anak kecil, keberanian seekor singa, dan ketahanan diri seekor unta. Di dunia ini, sungguh diperlukan Bodhisatwa dunia yang memiliki 3 kondisi hati ini. Bodhisatwa dunia menggunakan berbagai Dharma untuk memahami berbagai Dharma dan menyerapnya ke dalam hati. Dengan menyerap Dharma ke dalam hati, kita akan mampu bersumbangsih bagi dunia. Kita harus menggunakan Dharma di tengah masyarakat. Jika diri sendiri tak mempraktikkan Dharma, bagaimana kita bisa membabarkan Dharma di tengah masyarakat? Untuk menyelamatkan orang lain, kita harus menggunakan Dharma. Untuk mempraktikkan Dharma, kita harus menyerap Dharma ke dalam hati. Dengan menyerap Dharma ke dalam hati, menggunakan Dharma dengan sukacita, maka kita akan bisa membantu orang lain sesuai jalinan jodoh masing-masing.

Untuk mencapainya, kita harus menjaga batin kita sebaik mungkin agar tidak tercemar oleh faktor luar. Untuk terjun ke dalam masyarakat, kita harus mempersiapkan diri agar tak tercemar. Karena itu, Bodhisatwa dunia harus memiliki hati anak kecil yang polos agar tak tercemar oleh faktor luar. Kita juga harus memiliki keberanian seekor singa untuk giat berjalan di arah yang benar serta memiliki ketahanan diri seekor unta. Kita harus menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkan Dharma dalam keseharian.

Dengan hati yang tak tercemar, barulah kita tak tercemar oleh faktor luar. Kita bisa melihat di Desa Budai, Jiayi. Ada sekelompok Bodhisatwa dunia yang memahami bahwa kegiatan daur ulang dapat melindungi bumi. Karena itu, sekelompok Bodhisatwa dunia ini memiliki konsep pemikiran yang sama serta giat melakukan kegiatan daur ulang. Mereka tak pernah melewatkan setiap sudut desa untuk mengumpulkan barang daur ulang.

Bodhisatwa lansia ini berpikir bahwa jika tak bekerja, tulangnya akan berkarat. Karena itu, dia aktif bergerak.”Kedua kaki saya sangat lemah. Dokter menyuruh saya melakukan operasi, namun saya tidak mau selama masih bisa berjalan. Saya melakukan daur ulang dengan sukacita. Saat cuaca buruk, kaki saya akan sakit, dan saya akan diam di rumah. Jika cuaca baik dan kaki hanya sedikit sakit, saya akan mengendarai sepeda dan menganggapnya sebagai olahraga. Dia telah berusia 70-an tahun. Lihatlah, dia melakukan daur ulang di bawah pohon besar,” kata relawan daur ulang itu.

Selain menjaga kelestarian bumi, dia juga menjaga kebersihan pantai. Saat air laut surut, dia akan pergi ke pantai dan ke rawa-rawa demi memunguti barang daur ulang. Lihatlah bagaimana dia melindungi hutan, laut, dan bumi. Semangatnya sungguh membuat orang tersentuh melihatnya. Semangatnya dalam melindungi bumi dan menghargai sumber daya alam sungguh membuat orang kagum melihatnya. Setiap hari kita bisa melihat ke seluruh dunia. Ada banyak Bodhisatwa dunia  yang bersedia bersumbangsih bagi bumi, mencurahkan perhatiannya bagi masyarakat, dan membantu keluarga yang mengalami kesulitan. Inilah Bodhisatwa dunia. Saya sungguh berterima kasih kepada mereka. Saat mengulas tentang Bodhisatwa Akar Rumput, hati saya sungguh dipenuhi sukacita. Saya sungguh berterima kasih kepada Bodhisatwa dunia. Tak peduli di mana pun berada, mereka selalu bersedia turut bersumbangsih. Kita patut menghormati dan berterima kasih kepada Bodhisatwa dunia. Kita sungguh harus banyak belajar dan berterima kasih kepada mereka.


Artikel Terkait

Memperkenalkan Bulan Tujuh Penuh Berkah

Memperkenalkan Bulan Tujuh Penuh Berkah

15 Agustus 2016
Senin, 08 Agustus 2016. Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Tanjung Pinang mengadakan makan siang vegetarian secara bersama di kantor Tzu Chi Tanjung Pinang selama satu minggu berturut-turut. Kegiatan ini merupakan bagian dari Bulan Tujuh Penuh Berkah
Membersihkan Kekotoran Batin dengan Bervegetarian

Membersihkan Kekotoran Batin dengan Bervegetarian

23 April 2014 Manusia mempunyai 5 kekotoran batin yakni keserakahan, kebencian, kebodohan, kesombongan dan keraguan/kecurigaaan. Karena adanya kekotoran batin inilah, terjadilah begitu banyak bencana akibat ulah manusia.
Banjir Jakarta: Berbagi Dengan Korban Banjir Muara Baru

Banjir Jakarta: Berbagi Dengan Korban Banjir Muara Baru

31 Januari 2013 Minggu, 20 Januari 2013, akhirnya saya dapat menggapai lokasi tenda posko Tzu Chi di perbatasan Pluit dengan Muara Karang, tepatnya di ujung jembatan Muara Karang.
Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya; kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -