Suara Kasih : Keyakinan di Setiap Kebajikan
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News Judul Asli: Kebenaran, Kebajikan, dan Keindahan Kesatuan hati umat beragama menciptakan keharmonisan | |||
Setiap tahun, kita memperingati Hari Waisak dengan mengadakan upacara pemandian Rupang Buddha dengan harapan ajaran Buddha dapat tersebar ke seluruh dunia. Sesungguhnya yang terpenting dari pemandian Rupang Buddha adalah menyucikan batin, merefleksi diri, dan melenyapkan kegelapan batin kita. Dalam upacara pemandian Rupang Buddha, kita mendengar perkataan “Sembah sujud kepada Buddha” Artinya adalah dengan penuh hormat kita bersujud hingga dahi menyentuh lantai dan tangan diletakkan di depan kaki Buddha. Inilah arti sembah sujud kepada Buddha. Ketika mendengar ”Sembah sujud kepada Buddha”,kita harus membangkitkan rasa hormat yang terdalam kepada Buddha sehingga kita dapat merendahkan diri dan melenyapkan kekotoran batin. Setiap orang memiliki kekotoran batin. Yang berdampak paling buruk adalah kesombongan. Ego setiap orang sangatlah besar. Sifat ego ini mengakibatkan timbulnya pertentangan antarsesama sehingga batin manusia tak dapat jernih dan lingkungan sekitar pun tak dapat tenang. Karena itu, hal pertama yang harus kita lakukan adalah merendahkan diri dengan menyucikan batin terlebih dulu. Ketika tangan kita menyentuh air yang bagaikan Dharma, kita harus merefleksi diri dan menyucikan hati dengan melenyapkan segala kegelapan batin sehingga pikiran akan menjadi tenang dan damai. Kita hendaknya dapat melenyapkan ego dan merendahkan diri agar batin terasa damai. Saudara sekalian, bila kita dapat hidup dalam ketenangan dan dapat menekan nafsu keinginan, pikirkanlah, bukankah hati kita akan senantiasa murni setiap saat? | |||
| |||
Keindahan yang tercipta adalah berkat kerja keras semua orang yang mempersiapkannya. Setiap orang harus bersatu hati, bergotong royong, dan saling memerhatikan barulah dapat membentuk formasi yang sedemikian rupa. Inilah keindahan kelompok. Keindahan kelompok ini harus kita dokumentasikan. Pemandangan yang sangat indah ini harus kita abadikan tanpa terlewatkan sedetik pun. Relawan 3 in 1 bekerja keras untuk mendokumentasikan event ini tanpa melewatkan sedetik pun sehingga kita dapat menyaksikan keindahan kelompok ini. Kita dapat melihat keindahan gerakan yang tampak sangat hidup. Bukankah ini adalah wujud dari kerja keras setiap orang? Asalkan memiliki niat dan kesatuan hati, maka segala hal akan terwujud. Tiada yang tak dapat kita kerjakan. Karena itu, Buddha berkata bahwa sebersit niat dapat bertahan hingga kalpa tak terhingga. Kalpa adalah waktu yang sangat lama, namun dapat terkandung dalam sebersit niat. Sesungguhnya, saya sering berkata bahwa segala hal dapat terjadi dalam waktu sedetik. Contohnya seperti pada peringatan Hari Waisak tanggal 9 Mei kemarin. Pada detik yang sama, hampir 200.000 orang di Taiwan menghadiri upacara pemandian Rupang Buddha. Lihatlah, bukankah 1 detik telah menjadi hampir 200.000 detik? Kesatuan niat dari setiap orang bukankah akan menciptakan kekuatan yang besar? Dalam upacara ini, setiap orang memiliki pikiran yang sama dalam waktu bersamaan. Inilah mengapa kita harus memanfaatkan Hari Waisak untuk membabarkan Dharma ke seluruh dunia. ”Saya tidak mengerti bahasa kalian, namun saya mengikuti apa yang dilakukan orang lain. Awalnya saya merasa gugup,tetapi kini tidak lagi. Saya sungguh bersyukur,” kata salah satu peserta. | |||
| |||
”Hampir pukul 12 malam kami baru mulai menempel stiker. Kami berlomba dengan waktu. Ini adalah tantangan baru karena sebelum pukul 5 pagi kami sudah harus menyelesaikan semuanya,” kata seorang relawan. Saat hari mulai terang, barulah orang-orang tiba di lokasi. Mereka mengadakan geladi bersih pada pukul 6 lebih sementara lokasi masih dalam penataan. Jadi, dua kegiatan berlangsung dalam waktu bersamaan. Mereka terus berlatih hingga sore hari saat upacara akan dimulai. Dua upacara diadakan pada hari yang sama dengan peserta hampir 20.000 orang. Sungguh sangat indah. Lebih dari 20 bhiksu dan bhiksuni setempat juga menghadiri upacara Hari Waisak tersebut. Mereka pun bergerak dengan sangat rapi. Atmosfer yang damai, tenang, hening, dan murni sangat dirasakan di Kuala Lumpur. Demikian juga dengan Melaka. Dua upacara yang diadakan di sana dihadiri oleh hampir 6.000 orang. Di antara para peserta terdapat 12 bhiksu dan bhiksuni yang datang dari berbagai vihara, juga enam biarawati. “Saya tahu Tzu Chi banyak melakukan kebajikan. Hari ini saya datang karena rasa ingin tahu. Organisasi kalian serta semua hal yang kalian lakukan sungguh sangat bagus. Ungkapan mereka sungguh penuh rasa hormat terhadap keyakinan orang lain,” ungkap seorang bhiksu. “Ketika orang-orang mulai berdoa kami dapat merasakan suatu keharmonisan. Saat mereka berdoa, kami juga berdoa menurut keyakinan kami,” kata seorang peserta. Kebersamaan ini menciptakan kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Inilah suasana perayaan Hari Waisak di berbagai negara. Tentu saja, di setiap negara terdapat berbagai keyakinan. Namun, semua keyakinan memiliki tujuan yang sama, yakni memiliki hati dan pikiran yang benar dan melakukan kebajikan. Pikiran benar dan perbuatan bajik akan menciptakan keindahan. Terlebih jika semua orang dapat bersatu, maka keindahan akan semakin nyata sehingga dapat menjadi teladan bagi dunia. Karena itu, setiap umat beragama harus saling menghargai, menghormati, dan mengasihi. Inilah tujuan utama dari setiap keyakinan. Saya mengucapkan banyak terima kasih. Diterjemahkan oleh: Erni & Hendry Chayadi / Foto: Da Ai TV Taiwan | |||
Artikel Terkait
Bersumbangsih di Hari Jumat yang Penuh Berkah
12 Juni 2018Konsistensi Hari Jumat Berbagi di Bandung
16 Oktober 2018Menyosialisasikan tentang keberadaan Tzu Chi kepada masyarakat dapat dilakukan dengan banyak hal. Salah satunya dengan membagikan brosur kepada para pengguna kendaraan bermotor yang mengisi bahan bakar di SPBU Panghegar.