Suara Kasih: Kisah-kisah Keteladanan
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai NewsJudul Asli:
Kisah-kisah Keteladanan yang Membawa Sukacita Kegiatan spekulasi membawa kerisauan | |||
Pada ulang tahun yang ke-45, Tzu Chi mengadakan pementasan adaptasi Sutra Dharma Bagaikan Air. Dalam pementasan, seorang relawan memberikan sharing mengenai pertobatannya di atas panggung. Istrinya bervegetarian selama 108 hari. Relawan tersebut mengeluh pada istrinya, “Seluruh keluarga makan daging, hanya kamu yang bervegetarian. Kami akan menjadi tidak leluasa,” ujarnya. Kini giliran relawan tersebut yang bervegetarian. Apakah kalian tahu? Relawan itu selalu makan daging setiap harinya. Celakalah kali ini. Ia sudah berjanji kepada seseorang, jadi hanya bisa menghitung hari. Setelah bervegetarian selama dua bulan, berat badan relawan tersebut menurun dan tubuhnya menjadi lebih ringan. Ia bertobat atas kesalahannya dahulu. Lirik lagu Dharma Bagaikan Air berbunyi: “Bertekad memahami ketidakkekalan hidup; berani dan tekun melatih diri setiap saat." Di sini ia berikrar untuk bervegetarian dari kehidupan ke kehidupan dan terus mengikuti jejak langkah Master Cheng Yen. Relawan tadi bernama Tuan Peng. Dahulu dia selalu mengejar kekayaan, ketenaran, dan kekuasaan. Dia pernah mencoba untuk cepat kaya dengan berinvestasi dan berspekulasi, namun malah gagal hingga kehilangan rumah dan mobil. Dia merasa sangat risau. Jalinan jodohnya dengan Tzu Chi bermula dari istrinya yang merupakan insan Tzu Chi. Kemudian, seorang relawan mengajaknya untuk berpartisipasi dalam pementasan, namun dia merasa itu sangat sulit baginya. Sesungguhnya, menggerakkan tangan saja sangatlah mudah. Untuk menyamakan setiap gerakan dengan orang lain bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi, jika kita sangat sehat dan bisa menggerakkan tangan dengan lurus dan penuh tenaga maka kita sungguh memiliki berkah. Dia berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra dan turut menggerakkan tangannya. Saya merasa dia adalah orang yang memiliki berkah. | |||
| |||
Untuk mencari nafkah, orang tuanya bekerja di luar kota. Jadi, dia tinggal dengan neneknya. Sang nenek berusia 80-an tahun sehingga tak mampu banyak membantunya. Saat menerima kasus ini, relawan Tzu Chi mengunjunginya dan merasa sangat tidak tega melihatnya. Jadi, insan Tzu Chi pun merencanakan bantuan jangka panjang untuknya. Insan Tzu Chi yang sering mengunjunginya mendengar bahwa anak muda ini merasa sangat menderita karena dia hanya bisa terbaring dan selalu membutuhkan bantuan orang lain. Penderitaannya sungguh tak terkira. Dia pernah berkata pada neneknya untuk meletakkan racun tikus di samping ranjangnya agar dia bisa bunuh diri. Dia berpikir untuk bunuh diri. Meski ingin bunuh diri, dia bahkan tak mampu melakukannya sendiri. Kemudian, insan Tzu Chi mulai memerhatikan dan mendukungnya. Mereka terus berbicara dengannya, memberikan buku Kata Perenungan Jing Si, dan memasang Da Ai TV di rumahnya. Dia bisa menerima siaran Da Ai TV di tempat tinggalnya. Karenanya, dia bisa menyaksikan Da Ai TV dan Sanubari Teduh. “Sanubari Teduh” adalah program tentang ceramah saya. Selain itu, dia juga menyaksikan “Lentera Kehidupan” dan membaca Kata Perenungan Jing Si. Karenanya, dia mulai membuka hatinya secara perlahan-lahan. Sejak itu, dia mulai belajar cara menggunakan komputer. Dia tak bisa menggerakkan tangan dan kaki, bagaimana caranya ia mengoperasi komputer? Dia menggunakan lidah untuk mendorong pipinya, lalu menggunakannya untuk menggerakkan tetikus guna mengetik huruf. Dia juga bisa menggunakan internet. Jika melihat ada anak muda yang menghadapi masalah dan depresi, dia akan berbagi Kata Perenungan Jing Si dan kondisi hidupnya dengan mereka. Banyak anak muda yang berbincang dengannya melalui internet. Ini karena kata-katanya telah membuka hati banyak orang. Dia juga mengundang teman-temannya di dunia maya untuk berkunjung ke rumahnya. Ada beberapa teman dari dunia maya yang berkunjung dan berbincang dengannya. Saya mendengar bahwa dia bahkan mengalami kesulitan untuk berbicara. Akan tetapi, dia memiliki pikiran yang sangat jernih. | |||
| |||
Saya mendengar bahwa ada temannya di dunia maya dari luar negeri yang datang ke Tiongkok untuk mengunjunginya. Lihatlah, setiap orang bisa menjadi orang yang berguna. Ini semua bergantung pada bagaimana kita memanfaatkan hidup. Jika menggunakan cara yang benar, maka kita dapat menjadi penyelamat bagi orang lain. Jika menggunakan cara yang salah, maka kita akan menimbulkan gejolak bagi masyarakat, membuat orang tua khawatir, dan menciptakan masalah bagi komunitas. Banyak sekali orang sehat yang tak memahami prinsip ini. Prinsip kebenaran bagaikan aliran jernih yang dapat membersihkan batin kita dari noda batin. Jika kita memiliki kemampuan dan tak memanfaatkannya sebaik mungkin maka sungguh disayangkan. Melihat kondisi anak muda itu, saya sungguh merasa tidak tega. Akan tetapi, saya merasa senang melihat dia memanfaatkan hidupnya dengan baik. Dia berkata bahwa dia dapat menjadi penyelamat bagi orang lain dan membantu membuka hati banyak orang. Dia merasa dia menjadi orang yang berguna. Sungguh, saya sangat senang mendengarnya. Saya yakin dia adalah orang yang bermanfaat bagi masyarakat. Kali ini, kita juga mengadakan acara Pemberkahan Akhir Tahun di Tiongkok. Tzu Chi meminjam sebuah ruangan yang luas. Pejabat pemerintah setempat juga turut menghadiri acara tersebut. Anak muda ini dan neneknya juga naik ke atas panggung untuk berbagi tentang kisahnya. Saya melihat dia di atas kursi roda. Dia membutuhkan bantuan dari banyak orang untuk memapahnya agar bisa duduk di atas kursi roda dan berbagi kisahnya di atas panggung. Dia juga mengalami kesulitan untuk berbicara di atas panggung. Adakalanya saat saya sedang berbicara dan teringat dirinya, saya merasa bersyukur karena bisa berkomunikasi dengan kalian dengan jelas. Karena itu, saya sangat bersyukur. Saya juga bersyukur karena tangan saya masih bisa memegang mic ini. Saya sering berkata bahwa setiap orang hendaknya tahu berpuas diri, penuh pengertian, bersyukur, dan bertoleransi. Jika setiap orang memiliki empat hal dalam hati,yakni tahu berpuas diri, bersyukur, penuh pengertian, dan toleransi maka masyarakat kita akan damai. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia. |
Artikel Terkait
Tea Gathering dengan Tan Soon Hock
15 Agustus 2023Tzu Chi Medan mengadakan acara jamuan minum teh bersama sambil mendengarkan ulasan tentang kehidupan yang penuh berkah dari Tan Soon Hock, relawan Tzu Chi Malaysia.
Kebersamaan di Acara Buka Bersama
14 Juli 201510 Juli 2015, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan acara buka puasa bersama dengan staf Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, DAAI TV Indonesia, dan Pulau Intan pada pukul 16.00 WIB. Sebanyak 650 orang hadir dalam acara.