Suara Kasih : Ladang Kebahagiaan

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
.
 

Judul Asli:

 

Menciptakan Ladang Kebahagiaan Bersama-sama

      

Membuktikan kebenaran kepada seorang pengunjung
Melakukan daur ulang dan menciptakan ladang kebahagiaan
Mempersiapkan prosesi perayaan Waisak
Turut hadir dalam perayaan yang penuh khidmat

Mengenang kembali masa lalu. Lebih dari 20 tahun yang lalu, Taiwan sungguh menghadapi masalah yang besar, yaitu masalah sampah. Saya masih ingat pada saat itu, dr. Chang dari RS Tzu Chi baru pulang dari studi di Inggris. Beberapa waktu kemudian,  guru pembimbingnya berkunjung ke Taiwan. Pada hari itu, saya berada di Taipei dan profesor berkebangsaan Inggris ini berkunjung ke kantor cabang Tzu Chi di Taipei dan berbincang-bincang dengan saya. Saya pun bertanya padanya, “Bagaimana kesan Anda saat berkunjung ke Taiwan?” Dia terdiam sejenak dan sambil tersenyum dia berkata, “Saya merasa Taiwan  adalah permukiman kumuh yang makmur.” Saya pun berkata,  “Kini perekonomian Taiwan sangatlah stabil, mengapa Anda berkata demikian?” Dia menjawab bahwa meski Taiwan memiliki banyak gedung pencakar langit, namun sampah ada di mana-mana. Sampah biasanya terlihat di permukiman kumuh, namun di Taiwan, kita dapat melihat sampah ada di mana-mana.

Saya merasa kurang setuju dengan pendapatnya dan terus membahas hal ini. Lalu, saya pun memberi tahu bahwa insan Tzu Chi Taiwan telah mulai bergerak dengan menggunakan sepasang tangannya untuk melakukan daur ulang guna mengatasi jumlah sampah. Saat Anda berkunjung kembali beberapa tahun kemudian, Anda tidak akan melihat sampah di jalanan. Inilah yang terjadi lebih dari 20 tahun lalu. Pada saat itu, kita mulai melakukan daur ulang hingga saat ini.

Lihatlah, Relawan Mei-yu, Xiu-qin, dan Yue-e yang mulai melakukan daur ulang dari nol. Mereka bertekad untuk melakukan daur ulang. ”Kami berusaha untuk mengambil barang daur ulang sebelum diangkut oleh mobil sampah. Jika tidak, setelah diangkut, sampah ini akan ditimbun di TPA bahkan dibakar. Jika dibakar, akan menciptakan emisi karbon. Ada orang yang bertanya, ’Berapa keuntungan dari barang daur ulang?’ Saya pun menjawab, ‘Jika karena uang, seperti ucapan Master, kita tak akan bersemangat dan berhenti melakukan daur ulang sejak dulu.’ Master berkata bahwa kelak sampah di Taiwan akan setinggi pergelangan kaki.”

”Master berkata, ’Jika orang lain enggan melakukannya, insan Tzu Chi yang akan melakukannya.’ Hasil penjualan barang daur ulang tak banyak. Para relawan akan datang mengambilnya.”

”Dulunya, bagaimana Anda menangani sampah ini?”

“Saya selalu membuangnya.”

”Kami bekerja sama mengasihi bumi ini. Kalian telah bekerja sama.”

”Apakah tindakan mereka ini bermanfaat?”

“Ya. Mereka telah membantu kami mengurangi banyak sampah.”

Awalnya, dia mulai melakukan daur ulang seorang diri, lalu menginspirasi para pedagang di pasar malam, keluarga, dan komunitasnya. Dia sungguh telah melindungi dan mengasihi bumi dalam kehidupan sehari-hari. Dia sungguh adalah Bodhisattva yang melindungi bumi dan senantiasa bersumbangsih tanpa henti. Saya sungguh berterima kasih  kepada para Bodhisattva yang telah  melindungi bumi dalam jangka waktu panjang dan mengurangi pembakaran sampah. Membakar sampah akan menciptakan polusi. Dengan memanfaatkan kembali barang yang masih layak pakai, sumber daya alam tidak akan berkurang, udara tidak akan tercemar, dan bumi pun tidak akan rusak.

Kita sungguh harus bersyukur karena bisa tinggal di Taiwan dan berbagi kisah ini dengan negara lainnya. Ini semua bisa dicapai berkat sekelompok Bodhisatwa daur ulang yang senantiasa bersumbangsih secara diam-diam. Kini, orang-orang dari luar negeri yang berkunjung ke Taiwan akan mengunjungi posko daur ulang Tzu Chi guna melihat bagaimana kita melakukan daur ulang. Saya sungguh berterima kasih. Ada relawan yang telah berusia lanjut. Meski telah berusia 90-an dan hampir 100 tahun, mereka masih giat melakukan daur ulang. Kini, Tzu Chi telah memiliki sekitar 5.000 posko daur ulang dan posko daur ulang edukatif. Kaum muda boleh berkunjung untuk belajar. Setelah melihatnya, mereka bisa memahami cara mengurangi pemakaian sumber daya alam dan menghargai barang materi. Karena itu, banyak siswa dari tingkat kanak-kanak hingga mahasiswa yang tengah menulis skripsi pun melakukan kunjungan ke posko daur ulang edukatif Tzu Chi. Ini semua berkat para Bodhisatwa yang senantiasa melakukan daur ulang dalam jangka waktu panjang tanpa terhalang cuaca. Baik hujan maupun berangin serta mengatasi rasa sakit yang diderita, mereka tetap melakukan daur ulang.

Ada relawan yang tangan kanannya terluka, jadi dia menggunakan tangan kiri untuk beraktifitas. Mereka sungguh adalah Bodhisatwa dunia yang memiliki tekad pelatihan diri yang kokoh. Bodhisattva yang memiliki tekad kokoh ini selalu bersumbangsih bagi bumi dan seluruh umat manusia. Inilah Bodhisatwa dunia yang sesungguhnya. Saya sungguh berterima kasih kepada seluruh insan Tzu Chi dan para Bodhisattva lansia. Mereka semua adalah Bodhisatwa daur ulang yang juga disebut Bodhisatwa akar rumput. Beruntung ada kalian yang melindungi bumi ini. Saya bertepuk tangan dan berterima kasih kepada mereka.

Ada banyak kisah yang penuh kehangatan dan kisah yang indah di dunia ini. Kita akan segera memasuki bulan Mei dan kini adalah akhir bulan April. Bulan yang baru akan segera datang. Memasuki bulan Mei, insan Tzu Chi kembali sibuk mempersiapkan tiga perayaan sekaligus. Sungguh, dalam 3 perayaan ini, setiap orang di seluruh dunia tidak boleh meremehkan Hari Ibu, Hari Waisak, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Pada hari Minggu kedua bulan Mei, setiap orang akan berkumpul bersama-sama untuk mengikuti perayaan ini dengan sangat khidmat dan rapi serta membentuk sebuah formasi yang indah.

Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi yang telah mengundang para sesepuh dari berbagai vihara beserta para biksu-biksuni untuk memimpin upacara pemandian rupang Buddha dengan penuh ketulusan. Selain itu, banyak orang dari berbagai kalangan juga akan turut menghadari perayaan ini. Dari tahun ke tahun, perayaan ini semakin khidmat dan penuh dengan suasana pelatihan diri.

 

Saya juga sangat berterima kasih kepada Direktur Wu dari Dr. Sun Yat-sen Memorial Hall yang berkunjung ke Hualien beberapa hari lalu. Dia juga membawa para pimpinan dan staf dari berbagai departemen untuk bersama-sama berkunjung ke Hualien. Mereka menandatangani persetujuan untuk meminjamkan Dr. Sun Yat-sen Memorial Hall. Saya sungguh berterima kasih kepada banyak orang yang telah datang untuk mendukung perjanjian ini. Setelah perjanjian tersebut ditandatangani, setiap tahun pada saat seperti ini, kita akan merasa sangat tenang dalam mengadakan upacara. Saya sangat berterima kasih kepada Direktur Wu serta para pimpinan dari Dr. Sun Yat-sen Memorial Hall yang telah memberikan dukungan dengan optimis.

Jadi, kita telah menandatangani sebuah perjanjian yang akan memberikan manfaat kepada semua orang dalam jangka waktu panjang. Setiap tahun kita bisa mengadakan perayaan Waisak di Dr. Sun Yat-sen Memorial Hall. Ini sungguh adalah ladang pelatihan yang khidmat dan semua orang di seluruh dunia dapat menyaksikan nilai kebenaran, kebajikan, dan keindahan dalam diri insan Tzu Chi. Saya sungguh tersentuh sekaligus berterima kasih.

Upacara pemandian rupang Buddha tahun ini akan kembali digelar di Dr. Sun Yat-sen Memorial Hall. Saya yakin upacara ini akan semakin khidmat karena suasana pelatihan diri semakin kental dari tahun ke tahun. Setiap orang dapat memahami bahwa Hari Ibu bertepatan dengan Hari Waisak sekaligus Hari Tzu Chi Sedunia. Inilah yang semakin dipahami oleh setiap orang.

Seluruh staf dari empat misi Tzu Chi juga akan turut menghadari perayaan ini. Saya paling berterima kasih  kepada seluruh bhiksu-bhiksuni yang akan turut memimpin upacara ini. Saya juga berterima kasih kepada para pejabat pemerintah dari berbagai departemen dan para pengusaha di masyarakat yang akan hadir dalam perayaan kali ini. Perayaan yang begitu khidmat serta menampilkan nilai kebenaran, kebajikan, dan keindahan ini akan digelar di Dr. Sun Yat-sen Memorial Hall. Diterjemahkan oleh: Laurencia Lou.

 
 

Artikel Terkait

Zhen Shan Mei Award 2022, Ajang Penghargaan Bagi Relawan Dokumentasi Tzu Chi

Zhen Shan Mei Award 2022, Ajang Penghargaan Bagi Relawan Dokumentasi Tzu Chi

30 Januari 2023

Ajang penghargaan bagi relawan dokumentasi (Zhan Shan Mei) Tzu Chi yang mengusung perlombaan Karya Video Iklan Layanan Masyarakat ini, kini telah menemukan pemenangnya. 

Peletakan Batu Pertama Dormitory Rumah Sakit Tzu Chi

Peletakan Batu Pertama Dormitory Rumah Sakit Tzu Chi

26 Mei 2014 Kita harapkan rumah sakit itu bukan hanya memberikan pengobatan, tetapi bagaimana kita bisa memberikan pengobatan dengan cinta kasih. Misalnya after carenya untuk pasien.”
Berdoa Bersama Menyongsong 25 Tahun Tzu Chi

Berdoa Bersama Menyongsong 25 Tahun Tzu Chi

04 September 2018
Menyambut usia Tzu Chi Indonesia yang ke-25, relawan mengadakan Chao San (namaskara) di halaman Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Ritual namaskara ini diadakan pada Minggu, 2 September 2018 dan diikuti oleh lebih dari 200 relawan, yang sudah berkumpul di halaman Aula Jing Si sejak pukul 4.30 pagi.
Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -