Suara Kasih: Lingkaran Cinta Daur Ulang
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News Judul Asli: Menciptakan Lingkaran Cinta Kasih Memiliki welas asih dan bebasdari ego dan kekotoran batin
.
| |||
Sungguh, kehidupan manusia tidaklah kekal. Ketika unsur alam tak berjalan selaras, maka bencana akan terjadi. Demikian juga dengan kondisi tubuh manusia. Ketidakselarasan empat unsur dalam tubuh pun akan mengakibatkan kita jatuh sakit. Karena itu, kita harus lebih meningkatkan kewaspadaan, mawas diri, dan berhati tulus. Kita harus senantiasa mengingatkan diri bahwa waktu sungguh tak banyak lagi. Janganlah menunda pekerjaan yang harus kita kerjakan hari ini hingga esok hari, atau pun menunda mengubah kebiasaan buruk. Jika hari ini kita tak memanfaatkan jalinan jodoh sebaik-baiknya untuk bersumbangsih, apakah masih ada kesempatan di hari esok? Jika setiap orang selalu menunda-nunda dan tak memanfaatkan waktu dengan baik, maka kehidupan akan berlalu tanpa makna. Saat meninggal, kita tak membawa apa pun kecuali karma. Saya berharap kita semua dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Sebagai praktisi Buddhis, kita memiliki satu tujuan, yakni memiliki kebijaksanaan dan cinta kasih universal seperti Buddha. Buddha dengan jelas mengajarkan kita bahwa setiap orang memiliki benih kebuddhaan, penuh welas asih, dan cinta kasih karena kita memiliki hati yang murni. | |||
| |||
Namun, ada orang yang berkata bahwa “Saya sendiri hidup dalam kondisi minim, bagaimana mungkin saya mampu menolong orang lain?” Sesungguhnya, meski hidup dalam kondisi minim, kita tetap dapat menghormati langit dan mengasihi bumi. Semua orang pasti dapat melakukannya. Selain menghormati langit dan mengasihi bumi, kita juga dapat menyatakan rasa hormat ini melalui tindakan nyata. Para Bodhisatwa daur ulang menunjukkan rasa hormat mereka kepada langit dan melindungi bumi dengan melakukan kegiatan daur ulang. “Bersih dari sumbernya.” Belakangan ini, saya sering berkata bahwa kita harus menjaga kebersihan barang-barang daur ulang. Kita juga harus memahami bahwa banyaknya jumlah sampah yang ada sekarang ini adalah akibat ketidaktahuan kita. Keserakahan manusia mengakibatkan banyak penebangan liar demi mengembangkan perindustrian. Karena itu, kini kita harus mendaur ulang hasil produksi perindustrian tersebut agar dapat digunakan kembali. Dengan demikian, barulah kita sungguh-sungguh memiliki kebijaksanaan. Kita juga harus berbagi pengetahuan dengan orang lain agar mereka juga dapat turut berpartisipasi. Contohnya, Hongkong. Wilayah Hongkong sangatlah kecil dan warga setempat pun sangat sibuk. Untuk mengajak mereka meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan daur ulang sungguh tidak mudah. Namun, tiada kesulitan jika memiliki tekad. Insan Tzu Chi di Hongkong bertekad untuk melakukan kegiatan daur ulang. Karena itu, mereka meminjam sebuah lahan milik pemerintah yang berlokasi di bawah jembatan dan berluas hanya sekitar 33 meter persegi. Bagaimana mereka dapat mengajak banyak orang sedangkan lahan tidaklah luas? Namun, insan Tzu Chi sangat bijaksana. Setelah memiliki tempat, mereka mulai melakukan kegiatan daur ulang seminggu sekali pada malam hari. Orang yang lewat akan berhenti untuk melihat kegiatan mereka dan kemudian turut berpartisipasi. Bahkan ada sebagian warga yang mengajak anaknya untuk turut membantu. Selain itu, pendaur ulang setempat pun bersedia bekerja sama. Mereka bekerja hingga pukul 10 lebih. Namun, demi membantu para relawan Tzu Chi, mereka meletakkan 2 wadah besar di depan pintu. Setelah selesai dipilah, para relawan pun menaruh barang daur ulang di wadah tersebut. Keesokan paginya, pendaur ulang tersebut akan memberi tahu jumlah uang yang akan diterima dari hasil penjualan barang daur ulang tersebut. Setelah bekerja sama dengan insan Tzu Chi selama beberapa waktu, pendaur ulang pun berharap agar insan Tzu Chi dapat menjual barang daur ulang secara rutin kepadanya. Ia juga membantu Tzu Chi mengajukan permohonan tanah yang lebih luas dari pemerintah setempat. | |||
| |||
“Setiap tahun, saya memiliki sebuah harapan. Yang pertama adalah menjadi komite Tzu Chi. Lalu, setelah melihat bencana terus terjadi seperti gempa di Haiti dan Cile, saya merasa hal pertama yang harus saya lakukan adalah melakukan kegiatan daur ulang. Saya juga mensosialisasikan kegiatan daur ulang dan mengenalkan Tzu Chi kepada para dokter agar mereka dapat bergabung dengan TIMA dan melakukan kegiatan daur ulang bersama-sama untuk melindungi bumi,” kata Ng Poh Yin. Pertama-tama, ia meminta setiap departemen di rumah sakitnya untuk mengumpulkan barang daur ulang. Namun, ada orang yang merasa bahwa mereka telah cukup sibuk dan tak menyukai instruksi dari dr.Ng. Ada pula yang tak memedulikannya maupun sekedar melakukannya. “Saya tak menyerah karena saya harus menjadi teladan,” katanya. Ketika seorang pemimpin mulai melakukannya, maka yang lain pun akan mengikuti. Waktunya mengumpulkan barang daur ulang ia tak hanya mensosialisasikan kegiatan daur ulang ke berbagai departemen, namun juga memanfaatkan waktu untuk mengumpulkan barang-barang daur ulang dari departemen-departemen tersebut. Banyak orang yang tersentuh olehnya. ”Saya melihat teladan nyata dr. Ng dan menyadari bahwa kita juga dapat melakukan kegiatan daur ulang. Hasil penjualan daur ulang dapat digunakan untuk menolong orang lain. Jadi, saya pikir bahwa melakukan kegiatan daur ulang adalah cara terbaik untuk menolong orang lain. Jika kita mengajak lebih banyak orang untuk melakukan kegiatan daur ulang, maka kita akan menghemat lebih banyak sumber daya alam,” kata seseorang. Ada seorang perawat yang tak hanya melakukan kegiatan daur ulang di rumah sakit, namun juga membimbing anaknya untuk melakukan kegiatan daur ulang di rumah. Dengan cinta kasih, kita dapat saling menginspirasi antarsesama. Jika saya dapat melakukannya, kalian juga dapat melakukannya. Kita harus melakukan kegiatan daur ulang demi menciptakan dunia yang lebih indah. Datang dan bergabunglah bersama kami untuk melakukan kegiatan daur ulang. Satu benih tumbuh menjadi tak terhingga dan yang tak terhingga berasal dari satu benih. Inilah lingkaran cinta kasih yang sungguh membuat orang tersentuh. Diterjemahkan oleh: Lena | |||
Artikel Terkait
Melatih Diri Dengan Tata Krama
01 Maret 2017Minggu, 26 Februari 2017, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun Mengadakan kegiatan Gong Xiu (pelatihan) yang dilakukan rutin setiap satu bulan sekali. Kegiatan ini juga sebagai bekal para relawan untuk melaksanakan budaya humanis Tzu Chi di masing-masing komunitasnya.