Suara Kasih : Makna Hari Raya
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai NewsJudul Asli: Makna Hari Raya Cengbeng Berbakti sebagai wujud balas budi terhadap orangtua | |||
Waktu terus berlalu. Hari Cengbeng dirayakan setiap tahun. Dilihat dari maknanya, “Ceng” berarti suci dan bersih tanpa noda, “Beng” berarti terang dan jelas. Sifat bajik yang terkandung dalam diri kita haruslah senantiasa dijaga. Kita pun harus mengingat leluhur dan senantiasa mengingatnya. Berbakti, Awal dari Segara Kebajikan Ketika seorang murid Konfusius bertanya mengenai bakti, beliau menjawab bahwa itu dimulai dari sikap. Sikap kita harus membuat orang tua merasa bahagia. Sikap manusia zaman sekarang terhadap orang tua sangat tidak layak. Lihatlah sikap mereka, tiada rasa hormat sedikit pun terhadap orang tua. Saya pernah mendengar seorang arsitek berkata bahwa ketika orang membangun rumah, mereka merancang kamar tidur utama dan ruang belajar anak dengan baik. Bagaimana dengan kamar tidur orangtua? Mereka berkata bahwa orangtua tidak membaca dan tidak melakukan apa-apa, maka buatlah ruangan yang seadanya dengan penerangan yang juga seadanya. | |||
| |||
Berbakti dan Menghormati Orangtua Sesungguhnya, saat orang tua masih hidup, kita harus patuh terhadapnya. Jika pandangan mereka kurang tepat, kita harus menggunakan kebijaksanaan untuk menuntun mereka ke arah yang benar. Konfusius pernah berkata, “Seseorang dapat menasihati orangtua dengan lembut.” Artinya, Ketika pandangan orangtua kurang tepat, kita harus sungguh-sungguh meluruskannya. Namun, jika mereka tidak menghiraukan, kita harus harus menghormati dan tidak melawan. Kita harus tetap menghormati orang tua. Ketika orang tua melakukan kesalahan, kita harus berusaha menebusnya. Ketika orang tua masih hidup, kita sungguh harus berbakti. Ketika mereka telah tiada, kita harus tetap bersyukur atas budi luhurnya. Contohnya, Almarhum Tuan Lee. Usaha perkapalannya sangat berkembang. Biasanya, saat meresmikan kapal baru, orang akan mengundang bintang ternama atau pejabat pemerintah untuk menghadiri upacara dan memberikan nama bagi kapal tersebut. Sebaliknya, Tuan Lee tidak demikian. Orang yang ia undang untuk meresmikan kapal adalah ibunya sendiri. Kapal baru tersebut pun dinamai sesuai nama ibunya. Ibunya pula yang membuka pelayaran pertama. Ia berkata bahwa sejak kecil ia sudah kehilangan ayahnya. Ibunya harus bekerja keras membesarkannya. Karenanya, ia sangat berterima kasih atas budi luhur ibunya dan sangat berbakti seumur hidupnya. Setelah ibunya meninggal, ia membangun makam yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Dalam kondisi apa pun, ia mengunjungi makam ibunya setiap hari dan bercerita kepadanya tentang kegiatannya sehari sebelumnya dan apa yang akan ia lakukan hari ini. Ia pun membersihkan makam tersebut setiap hari. Inilah makna ziarah dan dan Hari Cengbeng sesungguhnya, yakni berterima kasih atas budi orang tua. | |||
| |||
Sungguh, jangan lagi membakar kertas sembahyang karena hal ini menimbulkan pencemaran. Kita harus berhati-hati dalam hal ini. Kita harus berhati-hati dalam hal ini. Dengan hati yang penuh rasa terima kasih, kita hendaknya menceritakan kepada anak-anak tentang kebaikan kakek dan neneknya. Inilah makna ziarah yang sesungguhnya, yakni mengenang kebajikan orang tua dan mengajarkan anak-anak. Inilah sebuah kesempatan yang baik. Jadi, saya berharap setiap orang dapat kembali sifat hakikinya yang murni, sumber dari moralitas dan kebajikan. Dengan demikian, barulah kita dapat menciptakan dunia yang bebas dari bencana.Di dunia ini bencana datang silih berganti. Ini semua disebabkan oleh ketidakselarasan empat unsur, Bagaimana kita meredakan semua ini? Satu-satunya cara adalah menyucikan hati manusia.Jika tidak, di mana pun kita berada, kita takkan dapat bertahan hidup tanpa air. Seorang anak di Tiongkok menuturkan bahwa Paman dan bibi dari Jiangnan, mengantarkan air dan memberikannya kepadanya. Ia menjelaskan dalam enam hari ia hanya meminum satu setengah botol. Walaupun ia merasa haus di siang hari, namun ia tetap minum sedikit. Inilah yang terjadi di Tiongkok. Orang-orang kekurangan air. Meski ada orang yang memberikan air minum kepada siswa-siswi di sekolah, namun ketika mendapatkannya, siswa-siswi pun tak rela meminumnya, bahkan hingga ketika tiba di rumah, karena mereka ingin menyimpannya dan membaginya kepada anak-anak lain. Berada di Jalan yang Benar Saudara sekalian, dalam hidup ini kita sungguh harus rajin dan hemat. Diri kita berhubungan erat dengan alam, termasuk iklim dan semua makhluk. Tanggal 5 April adalah Hari Cengbeng. Sesuai namanya, kita harus menjaga bumi ini tetap bersih dan memiliki sumber air yang cukup agar tanah dapat hijau kembali. Kita pun harus menjaga kebersihan udara, janganlah menciptakan pencemaran. Jadi, yang harus kita lakukan adalah membangkitkan makna Hari Cengbeng. Untuk itu, harap semua orang senantiasa mengingat makna Hari Cengbeng sekaligus menerapkannya bagi batin kita agar batin kita kembali murni. Inilah makna Cengbeng yang sesungguhnya. Batin kita harus berada di jalan yang benar dan senantiasa ingat akan kewajiban. Janganlah tenggelam dalam takhayul. Kita harus memiliki pandangan benar. | |||
Diterjemahkan oleh: Erni & Hendry Chayadi | |||
Artikel Terkait
Tzu Chi Padang : Donor Darah ke-14
21 Juli 2016Membangun Kebersamaan dengan Warga Borobudur
18 September 2024Tzu Chi Indonesia berbagi kebahagiaan dengan memberikan 5.000 paket sembako untuk warga di tujuh kelurahan di Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Paket sembako yang diberikan berisi beras 5 Kg, minyak goreng 1 liter, gula pasir 1 Kg, dan 10 bungkus Mi DAAI.
Menghimpun Cinta Kasih dalam Semangat 10.10
14 Oktober 2020Tzu Chi Sinar Mas relawan melaksanakan penuangan Celengan Bambu secara serentak pada 10 Oktober 2020. Kegiatan ini dilaksanakan dalam semangat 10.10 dengan tagar #TuangRameRame Celengan Bambu serta diikuti 24 komunitas relawan Tzu Chi Sinar Mas yang tersebar di wilayah Sumatera, Kalimantan Hingga Papua. Lebih dari 8.000 orang berpartisipasi dalam kegiatan ini.