Suara Kasih: Melatih Diri

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

     

Melatih Diri dan Menyelami Dharma Bersama

 

Sebersit niat untuk mengubah tabiat buruk dan melatih diri
Giat melatih diri dan mengikis karma buruk
Memikul tanggung jawab tanpa rasa takut
Bersama-sama melatih diri dan mempelajari Dharma

Waktu dapat mengakumulasi karma baik maupun karma buruk yang kita ciptakan. Kita harus giat melatih diri dan senantiasa mengingatkan diri sendiri agar memiliki batin yang murni. Jangan biarkan noda batin mencemari hati kita. Jika sebelumnya kita pernah berpikiran menyimpang atau menjalin jodoh yang buruk, maka kita harus segera mengintrospeksi diri. Meski hari ini kita giat melatih diri, namun apakah pada masa lampau kita tidak pernah menjalin jodoh buruk dan menanam benih karma buruk? Saat karma buruk berbuah, mungkin ia akan merintangi pelatihan diri kita. Namun, kita harus segera memetik pelajaran dan bersyukur karena saat menerima buah karma, kita tengah melatih diri. Dengan demikian, karma buruk akan terkikis.

Saat ada rintangan kala kita melatih diri, kita harus menghadapinya dengan tegar dan penuh syukur agar karma buruk kita dapat terkikis. Entah kita mau berubah maupun melatih diri, semuanya tergantung pada sebersit niat. Kita mungkin tengah menghadapi kesulitan akibat buah karma dari masa lampau, karena itu kita harus segera berubah dan melenyapkan semua kebiasaan buruk. Janganlah kita terus terikat oleh karma dan jalinan jodoh yang buruk. Janganlah demikian. Bila pernah menciptakan karma buruk, kini kita harus giat menciptakan karma baik. Inilah yang dimaksud dengan mengubah tabiat buruk dan melatih diri. Apakah sangat sulit melakukannya? Asalkan ada sebersit niat, kita dapat mengikis karma buruk dan menjalin jodoh yang baik. Karena itu, pertobatan sangatlah penting. Kita harus memiliki niat untuk bertobat, barulah dapat mengubah tabiat buruk dan melatih diri. Jadi, mulai sekarang, kita harus bertobat dengan sepenuh hati dan berikrar luhur.

Selain bertobat, kita juga harus berikrar untuk melenyapkan semua ketamakan dan nafsu keinginan. Kita juga harus giat menanam benih kebajikan di dalam hati agar dapat melenyapkan ketamakan. Kita juga harus berikrar untuk memadamkan api kebencian di dalam hati. Bila ada kebencian dalam hati, saat mendengar sesuatu yang tidak disukai, kita akan merasa sangat marah. Kita sering berkata bahwa api kebencian dapat melenyapkan semua pahala. Jadi, kegelapan batin dapat melenyapkan pahala. Kegelapan batin meliputi ketamakan, kebencian, dan kebodohan. Kita sungguh harus memadamkan api ini dan tidak membiarkannya terus menyala. Kita harus membasahi ladang batin manusia dengan air Dharma agar benih cinta kasih dapat tumbuh menjadi pohon bodhi yang besar.

 

Ini semua berawal dari sebersit niat. Asalkan ada niat, kita dapat mengikis karma buruk dan menciptakan karma baik. Untuk itu, kita harus giat melatih diri dan tidak bermalas-malasan. Setelah terinspirasi, kita harus terus melangkah maju dan tidak mundur. Janganlah kita bermalas-malasan. Giatlah melangkah di jalan yang benar serta membangun ikrar luhur untuk bersumbangsih bagi alam semesta dam semua makhluk hidup. Kita harus mengulurkan sepasang tangan kita serta menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Kita harus berpikir dan berbuat bajik, bila setiap orang memiliki hati yang jernih, maka secara alami, mereka akan berpikir dan melakukan segala sesuatu  yang menguntungkan semua orang. Inilah hal yang harus kita pelajari. Jadi, dalam menyucikan batin orang lain, kita juga harus mengalirkan aliran jernih ke dalam hati mereka.

Setiap orang memiliki kebijaksanaan yang sama seperti Buddha. Kebijaksanaan bagaikan aliran jernih yang dapat mengalir ke segala penjuru. Setelah sungguh-sungguh memahami prinsip kebenaran yang diajarkan oleh Buddha, maka aliran jernih akan mengalir dari dalam hati kita. Dari mana aliran jernih ini berasal? Dari pelatihan sila, samadhi, dan kebijaksanaan. Dengan menaati sila, hati kita tak akan terpengaruh oleh hal-hal yang tak baik. Bila sesuatu yang tak baik akan mempengaruhi kita, kita akan dapat segera melenyapkannya. Dengan melatih sila dan samadhi, hati kita akan tenang dan teguh sehingga tidak mudah terpengaruh oleh kondisi luar. Karena itu, kita harus mawas diri. Mawas diri bermula dari hati yang tulus. Kita sungguh harus berhati tulus, karena ketulusan adalah sumber dari kegigihan. Agar dapat giat melatih diri, kita harus memiliki hati yang murni. Inilah yang disebut dengan aliran jernih. Aliran jernih ini berasal dari ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Untuk melatih diri, kita harus mawas diri dan berhati tulus. Dengan demikian, maka secara alami kita dapat melindungi bumi.

Contohnya sekelompok Bodhisatwa di Kunming, Tiongkok. Mereka adalah murid-murid saya yang baik. Setiap pagi, mereka mengikuti ceramah pagi melalui konferensi video. Jadi, setiap hari, mereka menyucikan pikiran dengan air Dharma serta melatih spiritual mereka. Mereka menjalankan misi Tzu Chi di Kunming. Ini semua berkat adanya jalinan jodoh. Hal ini bagaikan sebutir benih yang tumbuh menjadi tak terhingga.  Semoga benih-benih tersebut dapat tumbuh menjadi pohon besar. Sebutir benih tumbuh menjadi tak terhingga dan yang tak terhingga tumbuh dari satu benih. Benih-benih dari setiap pohon bodhi akan tumbuh menjadi lebih banyak lagi. Inilah yang paling saya harapkan.

Para relawan di Kunming sangat bersungguh hati. Contohnya relawan Wang, relawan Liu, relawan Zhang, relawan Du, dan seorang pejabat pemerintah, relawan Chai. Mereka bertekad untuk menginspirasi lebih banyak orang agar ceramah pagi dapat dihadiri oleh puluhan bahkan ratusan orang. Dengan demikian, mereka dapat menggarap ladang batin lebih banyak orang. Mereka juga mensosialisasikan daur ulang.

Karena warga setempat tidak terbiasa maka dengan penuh rendah hati mereka menjadi teladan nyata dalam melakukan kegiatan daur ulang. Mereka khawatir tiada waktu lagi, karena itu mereka mengimbau setiap orang agar turut mengulurkan tangan agar turut mengulurkan tangan untuk melindungi bumi. Mereka melakukan kegiatan daur ulang sambil menginspirasi orang lain. Selain kegiatan daur ulang, mereka juga menjalankan misi amal, kesehatan, pendidikan menyalurkan bantuan musim dingin dan lainnya. Kunming adalah sebuah kota besar, semoga akan lebih banyak relawan yang bersama-sama menggarap ladang berkah ini.

Bodhisatwa sekalian, kita harus saling mendukung antarsesama. Dunia ini membutuhkan banyak orang untuk berbuat bajik. Untuk melindungi bumi dan mengurangi polusi, dibutuhkan kesediaan semua orang di dunia untuk bertekad dan bertindak. Para relawan di Kunming juga sangat memuji dan berterima kasih kepada para insan Tzu Chi di Taiwan. Insan Tzu Chi di Taiwan juga harus menghargai dan memuji kerja keras mereka. Dengan demikian, barulah kita dapat menjalankan misi Tzu Chi di seluruh dunia. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 

Artikel Terkait

Belajar Bersumbangsih Melalui Hasil Karya

Belajar Bersumbangsih Melalui Hasil Karya

25 April 2016
Henry menjelaskan peranan relawan Zhen Shan Mei yang amat penting dalam keluarga besar Tzu Chi. Sebab melalui penulisan dan foto relawan Zhen Shan Mei, Master Cheng Yen menjadi tahu tentang keadaan dunia ini. Relawan Zhen Shan Mei bagaikan mata dan telinga beliau.
Syukur, Penghargaan, dan Cinta Kasih dalam Iklan

Syukur, Penghargaan, dan Cinta Kasih dalam Iklan

03 Maret 2015 Kompetisi ini merupakan kali keempat diadakan setelah sukses dilakukan pada tahun 2007, 2008, dan 2011 lalu. Koordinator acara ini, Ruthsya Stevania menjelaskan bahwa kompetisi ini dilakukan untuk menjaring para anak muda untuk menuangkan kreativitasnya dalam karya iklan layanan masyarakat dengan tema Gratitude, Respect, and Love.
Galang Hati untuk Sumatera - Pekanbaru

Galang Hati untuk Sumatera - Pekanbaru

09 Oktober 2009
Wilayah terdekat dengan pusat gempa yaitu Kota Pariaman, mengalami kerusakan yang teramat parah, juga beberapa kota di sekitarnya termasuk kota Padang. Keesokan harinya, 1 Oktober 2009, relawan Tzu Chi Pekanbaru langsung mengadakan pertemuan untuk membahas cara membantu menanggulangi musibah ini.
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -