Suara kasih: Memanfaatkan Waktu
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News Judul Asli:
Memanfaatkan Waktu untuk Menyelami Dharma Waktu berlalu dengan sangat cepat | |||
Saya sering berkata bahwa kita tak bisa menghentikan waktu, meskipun sangat berharap bisa memperpanjang waktu. Yang paling tak berperasaan di dunia ini adalah waktu. Akan tetapi, waktu juga bisa membantu kita memberi manfaat bagi masyarakat dan orang-orang di dunia. Hari ini kalian telah dilantik menjadi anggota komite Tzu Chi. Kita harus menggalang Bodhisatwa dunia agar keluarga Tzu Chi bisa terus bertambah. Saat melihat kalian dilantik satu per satu, saya merasa sangat senang. Dalam Sutra dikatakan bahwa sebutir benih tumbuh menjadi tak terhingga dan yang tak terhingga tumbuh dari satu benih. Jika orang baik di dunia bertambah satu, maka akan lebih banyak orang yang terinspirasi untuk berbuat baik. Bodhisatwa dunia selalu membimbing umat manusia. Jika orang baik dan Bodhisatwa dunia bisa bertambah satu orang, maka daerah yang terjangkau untuk menerima bantuan akan semakin luas. Jadi, waktu bisa membantu pencapaian kita dalam menjangkau wilayah yang lebih luas. | |||
| |||
Giat menapaki Jalan Bodhisatwa berarti menciptakan berkah bagi dunia. Tadi kita telah melihat Kilas Balik Tzu Chi 2011. Selama setahun ini, setiap orang bekerja keras dan menghimpun cinta kasih. Bagaimana saya membalas budi kalian? Ini adalah satu-satunya tanggung jawab saya. Buddha datang ke dunia demi satu tujuan penting, yaitu membuka pikiran manusia dan membimbing manusia agar menyelami pengetahuan Buddha. Semoga semua makhluk hidup bisa menyadari kebenaran, menuju pencerahan, serta menyelami pengetahuan Buddha. Inilah tujuan Buddha datang ke dunia. Meski saya hanyalah seorang biksuni yang tak memiliki apa pun, akan tetapi saya memiliki satu misi. Misi saya adalah memikul misi Buddha. Saya bertanggung jawab atas semua makhluk hidup di dunia ini. Karena itu, saya harus membabarkan ajaran Buddha ke seluruh dunia agar semua orang bisa menerima ajaran Buddha dan membersihkan noda batin. Akan tetapi, berbicara lebih mudah daripada melakukannya. Saya terus membabarkan Dharma, namun sepertinya berlalu begitu saja. Meski saya sudah berceramah dengan sungguh-sungguh, namun ada beberapa orang yang tak sungguh-sungguh menyerapnya ke dalam hati. Mereka hanya akan mendengarnya jika ada waktu. Setelah mendengarnya, mereka akan melupakannya. Jika tak ada waktu, mereka tak mendengarnya dan tetap menjalani hidup sesuai tabiat mereka. Konfusius berkata bahwa yang terpenting dalam kehidupan adalah bisa mendengar prinsip kebenaran. Jika pada pagi hari bisa mendengar prinsip kebenaran yang bisa menyentuh hati dan memberikan pemahaman, maka mati pada sore harinya pun rela. Inilah yang dikatakan oleh Konfusius. Akan tetapi, untuk mendengar kebenaran bukan hal yang mudah. Terlebih lagi ajaran Buddha. Buddha adalah Yang Maha Sadar di alam semesta. Buddha memahami segala penderitaan di dunia. Penderitaan di dunia terdiri atas penderitaan fisik akibat penyakit dan penderitaan batin. Segala benda materi di dunia ini mengalami fase pembentukan, keberlangsungan, kerusakan, dan kehancuran. Segala benda materi di lingkungan sekitar kita mengalami fase pembentukan, keberlangsungan, kerusakan, dan kehancuran. Lingkungan sekitar kita terus berubah tanpa henti. Tubuh manusia juga mengalami proses lahir, tua, sakit, dan mati. Pikiran manusia juga mengalami fase timbul, berlangsung, berubah, dan lenyap. Inilah empat fase alam. Segala sesuatu di alam semesta ini tak luput dari empat fase alam. Ini sungguh penuh misteri. | |||
| |||
Akan tetapi, sebagian orang tak bersungguh-sungguh mendengarkan Dharma. yang tak sungguh-sungguh mendengar Dharma. Mereka hanya mendengar Dharma saat ada waktu. Setelah itu, mereka kembali menjalani kehidupan yang sibuk. Mereka melupakan segala kebenaran yang didengar pada pagi hari. Ini yang dinamakan kebijaksanaan yang bercelah. Meskipun memahami Dharma yang didengar, namun kita melupakannya dengan cepat. Ini sungguh disayangkan. Berkat kemajuan teknologi masa kini, kita bisa mendengar Dharma dengan mudah. Buddha memberi tahu kita, kehidupan ini menderita atau tidak? Kita sungguh beruntung karena Taiwan sangat aman dan tenteram. Karena itu, kita harus sangat bersyukur. Jika ingin hidup aman dan tenteram, kita harus mawas diri dan berhati tulus. Sejak tahun yang lalu, setiap hari saya mengimbau setiap orang untuk mawas diri dan berhati tulus. Saya berharap semua orang mengikuti pementasan adaptasi Sutra agar bisa sungguh-sungguh memahami Dharma. Tadi saya melihat setiap orang baik di atas maupun di bawah panggung memeragakan isyarat tangan. Usai pementasan, hati setiap orang masih penuh dengan Dharma. Setiap gerakan mereka tak terlepas dari Dharma. Setiap orang menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya dalam keseharian. Semoga setiap orang bisa terus mempertahankan Dharma di dalam hati. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus selalu mengingat praktik vegetarian dan ketulusan hati kita pada tahun ini saat persiapan pementasan asaptasi Sutra. Dharma bagaikan air yang dapat membersihkan noda batin dan mengubah tabiat buruk kita. Karena itu, kita harus giat mempertahankan batin yang hening dan jernih. Kondisi hati hening dan jernih artinya kita telah mendekati hakikat Kebuddhaan dan mengembangkan kebijaksanaan secara perlahan-lahan. Jadi, mengembangkan kebijaksanaan dan memiliki batin yang jernih dan murni adalah tujuan kita mempelajari ajaran Buddha.Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.
| |||
Artikel Terkait
Kasih Sayang Untuk Opa Oma di Santa Anna
26 Januari 2017Sebanyak 41 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 2 mengunjungi Panti Werda Santa Anna pada Sabtu, 21 Januari 2017. Selain kunjungan kasih, relawan juga memberikan hiburan bagi oma dan opa.
Syukuran 7 Tahun Depo Titikuning
11 November 2019Peringatan Tujuh Tahun Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning Medan ditandai dengan doa bersama dan pemotongan kue yang dilakukan dengan ucapan syukur dan terima kasih kepada setiap orang yang berpartisipasi.
Mengasah Karakter Luhur Anak Desa Binaan
29 Maret 2019Materi demi materi pendidikan karakter diberikan para relawan Tzu Chi Singkawang kepada anak-anak di desa binaan. Desa binaan Tzu Chi yang terletak di daerah pedalaman Kabupaten Landak menjadi sasaran pertama relawan muda-mudi Tzu Chi Singkawang.