Suara Kasih: Membangkitkan Ketulusan untuk Menyerap Dharma
Jurnalis : DAAI News, Fotografer : DAAI News Judul Asli:
Barisan relawan menyelami Sutra dengan harmonis
| |||
Waktu berlalu dengan cepat. Acara Pemberkahan Akhir Tahun di Taiwan sudah berakhir beberapa hari lalu. Saya sendiri menghadiri 53 sesi yang totalnya diikuti oleh lebih dari 100.000 orang peserta. Di setiap sesi, saya menyaksikan insan Tzu Chi giat mendengar Dharma. Penampilan mereka begitu sarat dengan Dharma. Gerakan mereka serempak dan hati mereka dipenuhi Dharma. Semua orang bekerja sama dengan harmonis. Saya juga melihat di Hualien, semua orang telah menyerap Dharma ke dalam hati. Murid-murid SD Tzu Chi juga memiliki Dharma di dalam hati dan setiap tindakan. Dengan sangat bersungguh hati, mereka menyelami Sutra. Pementasan mereka sungguh terasa dekat di hati dan membuat orang merasakan sukacita. Terlebih lagi, dalam sesi di sore hari, beberapa relawan dari luar Taiwan kembali untuk dilantik menjadi anggota komisaris kehormatan. Mereka sangat antusias untuk mendukung Tzu Chi. Kekuatan cinta kasih ini berasal dari insan Tzu Chi di seluruh dunia. Dalam acara ini, mereka sangat bersungguh-sungguh. Tahun ini, saya sungguh melihat kesungguhan hati setiap orang. Gerakan mereka bukan hanya kompak, tetapi juga bagaikan lautan Dharma. Sungguh membuat orang merasa kagum. Sungguh, ini adalah semangat Dharma. Dharma sepertinya terdengar abstrak. Saat Dharma dibabarkan, semuanya terasa sangat jelas, tetapi orang yang mendengarnya tidak mengerti. Entah ada berapa orang yang dapat menyerapnya ke dalam hati. Kita tidak dapat melihatnya dan merabanya. Akan tetapi, ketika ribuan orang bersama-sama menyanyikan lirik yang mengandung Dharma dengan suara yang kompak, kita dapat melihat bahwa semua orang sungguh telah mengikuti kelas bedah buku dan mendengar ceramah saya. Tubuh, ucapan, dan pikiran mereka sungguh berpusat pada satu ajaran yang sama. Di sini, saya melihat semangat Dharma di tengah kerja sama yang harmonis. Melihat pementasan adaptasi Sutra mereka, saya sungguh berterima kasih. | |||
| |||
Sementara itu, di Benua Asia tengah terjadi bencana banjir. Indonesia juga tengah dilanda bencana besar. Dalam menghadapi bencana banjir kali ini, insan Tzu Chi Indonesia telah mulai membagikan bantuan bencana sejak beberapa hari lalu. Banjir bandang di Sulawesi Utara kali ini disebabkan oleh tekanan udara rendah di Filipina yang mengakibatkan turunnya hujan deras. Sementara itu, di Tacloban, Filipina, selama beberapa hari ini, insan Tzu Chi sangat bekerja keras. Mereka bekerja dengan sukarela dan menerima dengan sukacita. Sejak tanggal 11 Januari hingga sekarang, relawan Tzu Chi berada di Tacloban untuk menyelesaikan pembangunan ruang kelas sementara. Setiap hari, mereka bekerja di tengah hujan. Di sana, mereka membagikan bantuan, mengadakan acara Pemberkahan Akhir Tahun, melakukan survei ke setiap keluarga, serta mengundang warga untuk mengikuti acara kita. Akan tetapi, dua hari lalu, tekanan udara rendah itu ber bah menjadi topan berkekuatan ringan. Oleh karena itu, insan Tzu Chi menunda Pemberkahan Akhir Tahun di Tacloban. Relawan Li menelepon saya dan berkata, “Bisakah Master mendoakan kami agar tidak turun hujan?” Saya menjawab, “Bagaimana mungkin? Ini adalah hari topan.” Mereka telah mengumumkan bahwa acara Pemberkahan Akhir Tahun akan diundur sehari. Jadi, mereka harus mengadakannya pada keesokan hari. “Baiklah. Akan tetapi, kalian sendiri juga harus berdoa dengan tulus.” Kemarin siang, saya mendengar Yun-jing berkata bahwa Wei-song sangat gembira karena pagi tadi tidak turun hujan, hanya sedikit hujan gerimis. Matahari seakan ingin keluar, tetapi tidak jadi. Sinar matahari tidak terlalu terik dan cuacanya sangat cerah. Cuaca seperti ini sulit dipercaya karena saat itu adalah hari topan. | |||
| |||
Semua orang sudah basah kuyup. Namun, tidak ada seorang pun yang meninggalkan lokasi. Semua orang rela kehujanan di sana demi mengikuti keseluruhan acara. Selain itu, lapangan rumput pun menjadi tanah berlumpur. Kaki setiap warga menjadi penuh lumpur, tetapi mereka tetap diam di sana. Tiada seorang pun yang pergi meninggalkan lokasi. Mereka berkata bahwa demi mengungkapkan rasa terima kasih terhadap Tzu Chi, mereka tidak akan meninggalkan lokasi selama acara masih berlangsung. Mendengar hal ini, saya merasa sangat tersentuh, tetapi juga sangat tidak sampai hati. Dalam telepon itu, setelah Relawan Li selesai berbicara, selanjutnya dr. Lai yang berbicara. Dia berkata, “Acara tersebut sungguh membuka mata saya. Saya sungguh merasa tersentuh.” dr. Wang juga berkata, “Saya juga sangat tergugah dan tersentuh.” Singkat kata, pemandangan yang terlihat di sana sungguh membuat banyak orang tergugah. Ada pula yang berkata bahwa mereka belum pernah melihat hal itu sebelumnya. Mereka juga berkata bahwa penduduk setempat sungguh berdoa dengan sangat tulus. Saya sungguh tersentuh mendengarnya. Hari ini, mereka akan mulai membagikan bantuan. Mereka juga berdoa agar hari ini tidak turun hujan. Intensitas curah hujan pada hari ini kemungkinan besar lebih rendah. Kemarin, dalam sesi pertama di pagi hari tidak turun hujan. Ini sungguh luar biasa. Ada banyak cerita menyentuh yang tak akan habis dibahas. Pascabencana di Filipina, ada begitu banyak orang yang menghimpun kekuatan cinta kasih. Ini sungguh sangat membuat orang tersentuh. Intinya, Buddha telah meramalkan bahwa di masa depan atau tepatnya di zaman kita sekarang ini, Tiga Bencana Besar dan Tiga Bencana Kecil akan datang silih berganti. Oleh karena itu, kita harus mawas diri, berhati tulus, dan merenungkan dengan sungguh-sungguh apakah pola hidup kita akan membawa dampak bagi lingkungan. Kita harus benar-benar berubah, dimulai dari diri sendiri. Kita harus menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya dalam tindakan nyata agar dapat menginspirasi orang lain. Satu-satunya cara adalah dengan menyerap Dharma ke dalam hati. Selain menginspirasi diri sendiri, kita juga harus menginspirasi orang lain. Sesama manusia, kita harus saling peduli dan saling mengasihi. (Diterjemahkan Oleh: DAAI TV) | |||