Suara Kasih: Membangkitkan Niat Kebajikan

Jurnalis : , Fotografer :
 

Judul Asli:

     

Membangkitkan Niat  untuk Berbuat Kebajikan

 

Pernikahan keluarga kerajaan menarik perhatian banyak orang
Relawan lansia bertekaduntuk melakukan daur ulang
Bertobat dari kesalahandan memurnikan hati
Berbuat kebajikan demi menciptakan berkahdan mengurangi bencana

Beberapa hari lalu, pada tengah malam terjadi sebuah gempa di Hualien dengan kekuatan 3,5 SR. Gempa ini tak begitu terasa, kita yang penuh berkah tetap dapat tidur dengan nyenyak. Sebelumnya, pada sore hari pukul 16.35 juga terjadi gempa berkekuatan 5,7 SR. Untungnya, pusat gempa ada di dalam laut sekitar Yilan. Jika gempa yang terjadi adalah gempa normal, maka ia hanya merupakan pelepasan energi. Yang kita khawatirkan adalah gempa yang terjadi akibat ketidakselarasan unsur alam.

Keselarasan sangatlah penting, begitu juga dengan manusia. Jika hati manusia selaras, maka 4 unsur alam juga akan berjalan seimbang. Namun, nafsu keinginan manusia sungguh tak ada batasnya. Nafsu keinginan manusia sungguh dalam, tinggi, dan besar. Tingginya bahkan melebihi gunung dan langit, begitulah manusia di dunia ini. Keinginan manusia sungguh tak ada habisnya. Impian mereka sangat tinggi dan dalam serta tak terbatas. Hal ini bagaikan mulut kita, berapa banyak pun kita makan, mulut tak akan penuh dan kita akan terus makan.

Kita makan setiap hari, entah berapa banyak nyawa yang telah kita telan. Belakangan ini, saya terus mengimbau semua orang untuk bertobat. Cobalah merenung dan mengintrospeksi diri. Apakah kita pernah melukai makhluk lain? Sebelumnya, kita pasti berkata, “Saya sangat baik dan penyayang, dan tak pernah melukai hewan.” Bila dipikirkan dengan seksama, kita sungguh pernah melukai hewan. Dulu, kita berpikir bahwa daging adalah salah satu jenis makanan. Kini kita baru tahu bahwa daging yang kita makan berasal dari hewan.

 

 

Kita sungguh harus bertobat, tanpa sadar, kita menciptakan karma buruk setiap hari. Terlebih saat memiliki nafsu keinginan yang memicu timbulnya ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, dan keraguan yang menyulut konflik antarsesama. Karena itulah, pertikaian di dunia ini tak pernah berhenti. Para Bodhisatwa sekalian, sekalinya terjadi bencana dalam batin manusia, entah kapan penderitaan akan berakhir.

 

Karma buruk yang tercipta bersumber dari nafsu keinginan manusia yang tiada batasnya. Manusia terus berbuat salah dan terus menanggung akibatnya. Bila mereka terus seperti ini, maka akibatnya akan sangat menakutkan. Bencana alam terjadi dan berakhir pada waktu tertentu. Namun, konflik antarmanusia tak mengenal batas waktu. Seiring konflik terjadi, kekotoran batin manusia pun terus terakumulasi sehingga pertikaian berlangsung hingga generasi berikutnya. Inilah akibat dari adanya kekotoran batin. Lagi pula, sebab selalu membawa akibat. Bila kita menciptakan karma buruk, maka karma tersebut akan terus mengikuti kita hingga waktunya berbuah.

Karena itu, kita yang sadar telah berbuat salah harus memiliki niat untuk bertobat. Kita harus tahu kesalahan kita dan segera bertobat. Dengan hati yang penuh pertobatan, kita menjernihkan batin dan berusaha tak berbuat salah lagi. Bertobat berarti menjernihkan hati dari kekotoran batin dan tak membiarkannya ternoda lagi. Kehidupan manusia tidaklah kekal, haruskah kita bertikai dengan sesama? Karena hidup tak kekal, kita hendaknya segera bertobat dari perbuatan salah kita di masa lalu. Kita belum terlambat, asalkan berjodoh, maka tak ada istilah terlambat. Asalkan arah jalan benar, kita tak akan terlambat untuk berubah.

Yang kita khawatirkan adalah tak menyadari kesalahan dan terus melakukannya. Beberapa orang berkata, “Master sering berkata tak ada waktu lagi, kita harus giat melatih diri.” Benar, kita harus giat melatih diri dan memanfaatkan waktu untuk memperoleh pencapaian. Inilah yang harus kita lakukan. Namun, orang-orang di dunia masih terikat keinginan duniawi.

Diberitakan bahwa pesta pernikahan Pangeran William menghabiskan dana sekitar 1,8 miliar dolar NT atau sekitar 540 miliar rupiah. Dana sebesar ini dihabiskan hanya dalam waktu sehari. Pesta ini menarik 600 ribu lebih pengunjung. Usai pesta dan semua orang bubar, yang terlihat adalah sampah yang berserakan di mana-mana. Petugas kebersihan harus bekerja keras untuk membersihkan jalanan yang penuh sampah. Hanya manusia yang dapat menciptakan sampah.

 

Namun, ada sekelompok orang yang senantiasa melindungi bumi ini. Kita melihat seorang relawan di Australia. Ia berasal dari Hongkong dan tinggal bersama putri dan menantunya di sana. Tiga tahun yang lalu, ia menonton Da Ai TV dan paham akan pentingnya hidup sederhana dan menyayangi bumi melalui kegiatan daur ulang. Jadi, wanita berusia 75 tahun itu pun mulai melakukan daur ulang di sana.Ia mengumpulkan barang daur ulang yang dicarinya di tong-tong sampah. Australia adalah negara yang makmur. Tak ada orang yang mau mengumpulkan barang-barang daur ulang. Pihak pemerintah yang menanganinya. Melihat wanita tua ini  mencari barang daur ulang dalam tong sampah, semua orang merasa heran. Yang paling menentang adalah menantunya. Namun, karena telah bertekad, ia pun berusaha mengatasi berbagai rintangan. Meski tak disetujui putri dan menantunya, ia tetap pergi lewat pintu belakang untuk mengumpulkan barang daur ulang dan meletakkannya di tempat tersembunyi. Ia tetap melakukannya secara diam-diam.  Setelah paham akan apa yang dikerjakannya, orang-orang di komunitasnya pun memberikan dukungan kepadanya. Inilah kisah seorang relawan lansia yang melakukan daur ulang di Australia dan mendapatkan dukungan dari warga setempat.

Sungguh, insan Tzu Chi sangat banyak dan kisah mereka pun beragam. Setiap hari kita menyaksikan Drama Da Ai yang menceritakan seluruh kisah hidup tokoh aslinya. Saya berkata kepada para staf Da Ai TV agar mereka membuat kisah-kisah yang pendek yang hanya menceritakan bagian yang penting saja. Mereka mempersiapkannya hampir 4 tahun. Mulai tanggal 2 Mei drama ini dapat disaksikan di Da Ai TV Taiwan. Semoga semua orang dapat menyaksikan kisah hidup para relawan yang sangat inspiratif ini. Setiap kisah ditayangkan sekitar 5 hari dan menceritakan bagaimana tokoh aslinya terinspirasi atau menginspirasi orang lain.  Sungguh, hidup manusia tak lepas dari penderitaan, kebahagiaan, dan permasalahan yang sulit diprediksi. Semoga semua orang dapat menyaksikan kisah para relawan yang sangat menarik ini.

 

 
 

Artikel Terkait

Gathering Relawan: Berbagi Ladang Berkah

Gathering Relawan: Berbagi Ladang Berkah

06 Mei 2013 Penjelasan ini tentu sangat penting mengingat bahwa untuk mengambil sebuah tanggung jawab akan ladang berkah, kita harus terlebih dahulu tahu ladang berkah apa saja yang tersedia.
Energi Kebaikan yang Terus Menyebar

Energi Kebaikan yang Terus Menyebar

16 Januari 2019

Bertempat di Hotel Aston Karimun, 13 Januari 2019, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Pemberkahan Akhir Tahun 2018. Pemberkahan ini bertema “Hendaknya bersyukur, menghargai kehidupan dan mengasihi segala makhluk. Menjaga keharmonisan dengan saling menghormati, bebas dari konflik dan saling berbagi jalinan berkah."


Celengan untuk Kemanusiaan

Celengan untuk Kemanusiaan

07 Februari 2014 Bahkan dengan adanya SMAT ini ia diberi kesempatan untuk melakukan perbuatan amal setiap hari. “Kegiatan celengan ini tidak membebani saya, karena semuanya untuk kegiatan amal,” jelas Himawan.
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -