Suara Kasih: Membangun Harapan Baru dan Memiliki Tekad Kokoh

Jurnalis : DAAI News, Fotografer : DAAI News
 

Judul Asli:

Membangun Harapan Baru dan Memiliki Tekad Kokoh

Menghargai kehidupan yang aman dan selamat serta mengenal rasa syukur
Memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan
Saling bekerja sama untuk mengirim informasi di lokasi bencana ke Taiwan
Para korban bencana membangun kembali kota mereka dan menyucikan hati sendiri

Kondisi cuaca di Suriah sedang sangat dingin. Salju yang terus turun membuat cuaca menjadi sangat dingin. Para warga dari Suriah telah mengungsi selama lebih dari dua tahun. Tenda-tenda mereka telah rusak. Saat musim panas, mereka harus kepanasan disengat sinar matahari. Saat musim dingin, mereka harus menggigil akibat kedinginan. Bagaimana mereka melewati musim dingin seperti itu? Mereka bagaikan hidup dalam neraka dingin. Penderitaan mereka sungguh tak terkira. Para pengungsi hidup dalam penderitaan. Sementara itu, kita juga melihat laporan berita tentang kondisi di Sudan Selatan, Afrika. Selama beberapa hari ini terus terjadi baku tembak di sana. Dalam menghadapi pertempuran itu, para warga hidup ketakutan. Entah bagaimana mereka melewati hari-hari yang menakutkan seperti itu. Penderitaan mereka sungguh tak terkira. Karena itu, kita hendaknya menghargai hari-hari yang damai dan tenteram ini. Setiap hari kita harus bersyukur karena bisa hidup dengan aman dan selamat.

Bisa hidup dalam kondisi aman dan tenteram, kita harus menghargainya. dan bersyukur. Antar sesama hendaknya saling berterima kasih dan saling menghargai. Inilah berkah dalam kehidupan ini. .

Selain itu, kita juga harus memiliki rasa empati. Apa yang dimaksud dengan rasa empati? Yakni menanggung suka dan duka bersama orang lain. Kita harus bisa memahami penderitaan di dunia. Kita harus bisa mendekatkan hati dengan orang lain agar dapat memahami penderitaan mereka. Selain itu, kita juga harus menempatkan diripada posisi mereka yang menderita agar dapat turut merasakan penderitaan mereka. Inilah cinta kasih tanpa mementingkan jalinan jodoh serta perasaan senasib dan sepenanggungan.

Dalam penyaluran bantuan bagi korban Topan Dahsyat Haiyan di Filipina kali ini, insan Tzu Chi dari 8 negara terjun ke lokasi bencana. Tentu saja, kekuatan utama berasal dari insan Tzu Chi Filipina. Lalu, yang memberikan dukungan terbesar adalah insan Tzu Chi Taiwan. Enam tim bantuan Tzu Chi berangkat secara bergilir ke sana. Selama lebih dari 40 hari ini, enam tim bantuan Tzu Chi berangkat ke sana. Ada sebagian relawan terus berada di lokasi bencana hingga kemarin (tanggal 18 Desember). Penyaluran bantuan darurat kita telah berakhir. Meski penyaluran bantuan darurat telah berakhir dengan sempurna, tetapi kita tetap harus sangat bersyukur. Setiap hari, kita dapat menerima informasi yang paling akurat dan menonton tayangan berita yang sangat jelas. Karena itu, kita harus bersyukur kepada teknologi masa kini dan sekelompok Bodhisatwa yang berkontribusi secara diam-diam.

Seorang direktur perusahaan telekomunikasi setempat mengatakan bahwa dia akan berusaha keras untuk membantu kita. “Karena Master berharap bisa mengikuti proses pembagian bantuan di Tacloban. Saya rasa inilah yang diinginkan oleh Master. Dengan mengikuti perkembangan pembagian bantuan, Master bisa memimpin semua insan Tzu Chi,” demikian ungkapan Esther Santos, Presiden Direktur PLDT. Karena itu, dia sengaja mengerahkan stafnya untuk memasang kabel fiber optik agar tayangan yang dikirim ke kita bisa semakin jelas dari hari ke hari. Tentu saja, saya juga ingin berterima kasih kepada Bapak Anthoni Salim dari Indonesia. Beliau dan perusahaan telekomunikasi tersebut memiliki hubungan yang dekat. Karena itu, beliau berharap perusahaan telekomunikasi setempat bisa membantu Tzu Chi. Ini semua berkat jalinan jodoh baik. Karena itulah, kita harus menjalin jodoh baik dan menanam benih baik. Berkat jalinan jodoh baik yang terus belanjut, banyak orang yang datang untuk memberi dukungan kepada kita sehingga penyaluran bantuan di Filipina kali ini bisa berlangsung dengan luar biasa, sempurna, dan penuh keindahan. Prosesnya sangat indah dan sempurna.

Kita juga mendapat dukungan dari pihak bank. Saya juga ingin berterima kasih kepada seorang pengusaha di Manila, Bapak Cai Cong-miao. Dengan sepenuh hati, beliau berusaha keras untuk membantu kita. Beliau meminta bantuan kepada sebuah pabrik percetakan untuk segera mencetak dan mendesain ulang kupon bantuan Tzu Chi agar bisa dikirimkan ke lokasi bencana tepat waktu. Bantuan yang kita bagikan kepada korban bencana adalah berupa kupon. Pihak bank pun mempertimbangkannya dan berkata kepada kita, “Kalian membagikan kupon di depan, kami akan berada di belakang untuk menukar kupon dengan uang tunai.” Para personel militer juga melakukan pengamanan di lokasi pembagian bantuan.

Pembagian bantuan pada hari pertama dipenuhi dengan kehangatan. Para personel militer mengatakan bahwa mereka belum pernah melihat pembagian bantuan yang begitu menghangatkan, begitu tertib, dan penuh dengan rasa syukur. Para karyawan bank juga berkata bahwa pembagian bantuan berjalan dengan sangat lancar dan tertib. Karena itu, setiap orang merasa sangat gembira.

Pada hari terakhir pembagian bantuan, insan Tzu Chi mengajak personel militer, karyawan bank, anggota polisi, dan petugas pemadam kebakaran untuk ikut merasakan perasaan pada saat berkontribusi. Sungguh, dunia ini penuh dengan perhatian dan cinta kasih. Dunia yang penuh dengan cinta kasih berkesadaran sungguh indah. Kita bisa melihat bahwa kehidupan setempat sudah pulih. ”Saya bertanya kepada salah seorang insan Tzu Chi apakah saya boleh menamai toko saya dengan nama ‘“Tzu Chi’”? Apakah kalian akan marah? Ini karena uang untuk membuka toko ini berasal dari bantuan dana tunai Tzu Chi. Tzu Chi- lah yang membantu saya. Saya ingin menjadi relawan Tzu Chi karena saya sangat berterima kasih atas bantuan mereka kepada saya,” ucap Jessica, salah satu warga Tacloban.

Para warga telah membuka pintu hati. Selain itu, hati mereka telah dipenuhi rasa berpuas diri dan rasa syukur. Mereka paham bahwa selama masih hidup, maka jangan takut tidak ada harapan. Jadi, semua orang telah membuka pintu hati dan memulai kehidupan baru. Yang paling menggembirakan adalah melihat beberapa orang yang dahulu pernah hidup menyimpang. Berkat pendampingan jangka panjang dan curahan cinta kasih yang tulus dari insan Tzu Chi, kini mereka mulai mengubah kebiasaan dahulu, seperti merokok, minum minuman keras, berjudi, dan lain-lain. Kini, banyak di antara mereka yang bertekad untuk berubah. Kita dapat melihat kehidupan mereka telah kembali normal. Yang paling menggembirakan adalah batin mereka telah pulih. Semoga mereka bisa hidup dengan damai di komunitas mereka dan membuat kota yang telah dibangun kembali itu menjadi sebuah tempat bagus yang sangat polos dan indah. (Diterjemahkan Oleh: DAAI TV)

 
 

Artikel Terkait

Mendidik Sejak Dini untuk Tergerak Menyelamatkan Bumi

Mendidik Sejak Dini untuk Tergerak Menyelamatkan Bumi

21 September 2023

Untuk pertama kalinya, Kelas Pendidikan Budi Pekerti Tzu Chi dari komunitas He Qi Pusat dilakukan di Depo Pelestarian Lingkungan Pangeran Jayakarta. Ternyata, tema kali ini sangat berhubungan dengan pelestarian lingkungan dan menginspirasi untuk menyayangi bumi.

Pemberkahan Akhir Tahun, Wujud Rasa Syukur dan Keharmonisan

Pemberkahan Akhir Tahun, Wujud Rasa Syukur dan Keharmonisan

16 Januari 2017

Pemberkahan Akhir Tahun di Kantor Penghubung Tebing Tinggi dihadiri oleh berbagai kalangan dari berbagai suku dan agama. Kegiatan ini sekaligus mencerminkan wujud keragaman dan keharmonisan sesuai dengan filosofi Tzu Chi yaitu lintas agama, ras, suku, dan negara.

Bentuk dari Rasa Syukur Kami

Bentuk dari Rasa Syukur Kami

11 Maret 2010
Setelah merasakan sendiri cinta kasih yang diberikan oleh para tim medis dan relawan Tzu Chi, Erick dan istri mengaku “jatuh hati” dengan Tzu Chi. “Alhamdulillah, walaupun kami orang miskin, tapi mereka tetap melayani dengan baik.
Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -