Suara Kasih : Membangun Ladang Pertobatan

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 
 

Air Dharma melenyapkan noda batin
Bertobat dan melenyapkan kekotoran batin
Menyelami Dharma demi memahami kebenaran
Giat melatih diri agar dapat hidup damai

Di dalam Sutra Bunga Teratai tertulis, “Pada masa kekeruhan kalpa, semua makhluk diliputi kekeruhan yang tebal”. Pada masa Buddha hidup, masyarakat saat itu sangatlah sederhana, namun Buddha berkata, “Pada masa kekeruhan kalpa, semua makhluk diliputi kekeruhan yang tebal.” Sesungguhnya, masa yang dimaksud adalah masa sekarang.

Masa ini adalah masa penuh kekeruhan. Kekeruhan tercipta akibat pikiran manusia yang keruh. Karena karma buruk kolektif semua makhluk, kini masyarakat menjadi sangat kacau. Kekacauan masyarakat tercipta karena manusia tak bisa membedakan hal yang benar dan salah. Adakalanya, sesuatu yang baik dipandang buruk, dan sebaliknya. Mereka saling mengkritik dan tidak melihat masalah dengan jelas. Mereka tidak bisa membedakan yang benar dan salah. Inilah akar terjadinya kekacauan. Hal ini terjadi karena pikiran manusia yang keruh.

Segala benih karma yang bermula dari sebersit niat akan mendatangkan buah. Baik bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia adalah hasil dari karma dan jalinan jodoh yang kita ciptakan. Karena itu, kita harus tahu bahwa benih karma bermula dari sebersit niat, dan tercipta lewat tubuh, ucapan, dan pikiran. Benih karma timbul dari pikiran kita karena pikiran manusia sangat mudah terpengaruh. Karena itu, kita sungguh harus memanfaatkan jalinan jodoh yang baik.

 

Contohnya, setelah mendengar ceramah saya pada pagi hari, lalu pada siang atau malam harinya kalian menjalin jodoh buruk dengan orang lain, bukankah itu berarti kalian telah melupakan semua ceramah saya? Kita harus senantiasa menjaga pikiran. Dengan demikian, barulah kalian dapat mempraktikkan semua ajaran saya. Contohnya, setelah mendengar ceramah, ketika kita membalik badan, tanpa sengaja kita menabrak seseorang yang berdiri di belakang kita. Saat itu hendaknya kita meminta maaf dan bukan mengatakan, “Mengapa Anda berdiri di sini?” Lihatlah, begitu mudahnya kita menjalin jodoh buruk dengan orang lain.

Pikiran dan tindakan salah sangat mudah terjadi dalam keseharian. Lihatlah, begitu mudahnya pikiran kita terpengaruh oleh kondisi luar. Karena itu, kita harus sungguh-sungguh menjaga pikiran dengan baik. Karma buruk dan jalinan jodoh yang buruk sangat mudah tercipta dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus waspada terhadap setiap perilaku. Untuk itu, kita memerlukan air Dharma. Dharma bagaikan air. Hanya Dharma yang dapat menyucikan batin dari lapisan-lapisan kegelapan batin. Karena manusia telah diliputi oleh kegelapan batin yang tebal, maka benih kebuddhaan dalam dirinya yang sangat jernih dan murni bagaikan cermin yang bersih menjadi tertutup. Jadi, mereka tidak dapat memahami prinsip kebenaran dan jalan yang harus ditapaki. Jadi, kekeruhan ini harus kita lenyapkan agar cermin batin kita menjadi bersih dan bersinar.

Karena itu, saya sungguh berharap kita dapat membangun ladang pertobatan di dunia ini. Dengan begitu, kita dapat merasakan segarnya mata air Dharma. Dharma bagaikan air. Air Dharma dapat melenyapkan kekotoran batin dan kebiasaan buruk kita. Dharma dapat menyucikan batin dan melenyapkan kebiasaan buruk kita. Saya sering berkata bahwa melatih diri berarti mengubah kebiasaan buruk. Bila tidak, meski memiliki hati yang baik, kita akan sering berbuat kesalahan. Karena itu, kita harus sungguh-sungguh bertobat serta melenyapkan kekotoran  dan kegelapan batin.

Para Bodhisatwa sekalian, hukum karma tidak dapat dihindari. Bolehkah kita tidak bertobat setelah menciptakan karma buruk? Saat pikiran dalam kondisi tenang, kerisauan tidak akan terbangkitkan sehingga dunia akan damai dan harmonis. Inilah yang harus senantiasa kita renungkan.

Kini setelah menyelami Dharma, kita harus menjaga pikiran sebaik mungkin dan tidak membiarkan cermin batin kita tertutup. Kita harus selalu menjaganya agar tetap bersih. Dengan demikian, cermin itu akan dapat memantulkan segala hal dengan jelas dan menunjukkan kita jalan yang benar. Semoga kalian dapat mengingat setiap bait dari  Syair Pertobatan Air Samadhi. Kita harus menyimpannya dalam hati dan mempraktikkannya bila menghadapi masalah. Dengan demikian, kita dapat giat melatih diri agar dapat kembali pada hakikat yang murni.

Saya sungguh berharap setiap orang dapat bersungguh hati. Bertobat bukan hanya melantunkan Sutra atau berdoa, melainkan harus berlapang dada, berpikiran murni, penuh pengertian, saling mengasihi, dan mendukung dalam menapaki Jalan Bodhisatwa. Dengan demikian, kita akan memperoleh sukacita dalam Dharma.

Saat kita sungguh-sungguh bertobat dan menapaki Jalan Bodhisatwa yang lurus dan lapang serta mengintrospeksi diri, maka kita akan memperoleh sukacita dalam Dharma serta merasa tenang dan damai. Yang paling saya khawatirkan adalah saat kalian mempelajari isyarat tangan, kalian sering lupa. Saat memperagakan bait pertama, kalian lupa bagaimana memperagakan bait selanjutnya dan ini akan membangkitkan kerisauan. Janganlah kita terlalu risau dan membebani diri sendiri Kita harus memupuk minat dahulu. Setelah itu, makin sering membaca syair ini, kalian akan makin sering mengintrospeksi diri sehingga hati akan semakin jernih, tenang, dan damai. Inilah yang dimaksud menyelami Dharma demi membersihkan noda batin dan mengubah kebiasaan buruk. Dengan bertobat, kita dapat melenyapkan noda dan kegelapan batin serta memiliki hati penuh sukacita, tenang, dan damai. Dengan demikian kita dapat hidup tenang dan damai.

Intinya, setiap orang harus menyelami Syair Pertobatan Air Samadhi, untuk bisa merasakan segarnya mata air Dharma. Hal ini sangat penting karena dapat membersihkan noda batin dan mengubah kebiasaan buruk. Saya sungguh berharap semua orang dapat menyelami Syair Pertobatan Air Samadhi agar memperoleh hati penuh sukacita, tenang, dan damai. Saya yakin pikiran yang damai akan menciptakan masyarakat yang harmonis.

Para Bodhisatwa sekalian, kita harus giat melatih diri dan tidak menyerah di tengah jalan. Namun, janganlah kalian merasa terbebani. Baiklah, saya berharap kalian lebih bersungguh hati. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 

Artikel Terkait

Belajar dan Bersyukur dalam Kebersamaan Kunjungan Kasih

Belajar dan Bersyukur dalam Kebersamaan Kunjungan Kasih

09 September 2015
Relawan Tzu Chi yang bergerak di misi amal tak kenal lelah mengemban misi untuk membantu sesama. Pada Sabtu, 29 Agustus 2015, pukul 7:00, sekitar 29 relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Timur, Hu Ai Kelapa Gading berkumpul di Klub Kelapa Gading, Jakarta Utara untuk melakukan pengarahan sebelum bertolak melakukan kunjungan ke tiga lokasi berbeda yaitu, di Tanjung Priok, Pondok Bambu, dan Jatinegara. Ketiga kunjungan ini merupakan bentuk tindak lanjut atas kunjungan dan survei yang telah dilakukan oleh para relawan sebelumnya.
Internasional: Membantu Korban Banjir

Internasional: Membantu Korban Banjir

14 November 2011 Mohamad Fadli yang bekerja  di kantor  supplier membantu mengendarai mobil pengangkut barang. “Banjir di Thailand sangat parah. Penduduk di sana sangat menderita. Saya merasa sangat merasa sedih sekaligus bahagia (karena) dapat memberikan bantuan kecil untuk mereka,” kata Mohamad Fadli.
Hunian Nyaman untuk Keluarga Wisbardi

Hunian Nyaman untuk Keluarga Wisbardi

09 Januari 2023

Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas Xie Li Siak membantu keluarga Wisbardi warga Suku Sakai yang tinggal di Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak. Bantuan tersebut berupa renovasi rumah agar menjadi hunian yang layak dihuni.

Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -