Suara Kasih: Membedakan yang Benar dan Salah

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

  Membedakan yang Benar dan Salah serta Menghargai Makhluk Hidup

 

Setiap orang memiliki karma kolektif
Menghargai semua makhluk hidup serta menyucikan fisik dan batin
Bodhisatwa dunia bisa membedakan yang benar dan salah
Menciptakan manfaat bagi semua orang dan mewariskan ajaran Jing Si

"Bervegetarian seminggu sekali sangat bermanfaat bagi kesehatan Anda. Lakukanlah kebajikan setiap hari dengan bervegetarian. Alasan saya untuk bervegetarian sangat sederhana. Saya bervegetarian karena ingin berdoa bagi warga Jepang. Kali ini adalah pengalaman baru bagi saya. Selain bervegetarian, kegiatan ini juga dapat mengubah kebiasaan hidup," kata salah seorang relawan. Pada masa penuh bencana ini, kita harus membangkitkan kesadaran dan welas asih agung. Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Buddha berkata kepada kita bahwa segala sesuatu di dunia mengalami pembentukan, keberlangsungan, kerusakan, dan kehancuran.

Semua makhluk hidup di dunia ini memiliki karma kolektif. Semua makhluk hidup yang dimaksud oleh Buddha adalah makhluk yang memiliki kesadaran dan benih Kebuddhaan. Buddha berkata bahwa hati Buddha dan semua makhluk pada hakikatnya tiada perbedaan. Hal ini berarti bahwa kita harus memiliki cinta kasih dan kesadaran agung. Kesadaran adalah sifat hakiki yang dimiliki oleh setiap orang. Namun, karena diliputi kegelapan batin, kita menjadi tidak sadar. Hal ini bagaikan saat sedang tidur, kita tidak bisa mengendalikan mimpi buruk. Saat ingin bangun, kita merasa seperti tertahan oleh sesuatu. Inilah yang terjadi saat kita diliputi oleh kegelapan batin. Setelah bangun, kita baru menyadari bahwa itu semua hanyalah mimpi. Jadi, bila dapat sungguh-sungguh tersadarkan dari kegelapan batin, maka kita tidak akan menjadi manusia awam yang terpengaruh oleh kondisi luar sehingga mulai berjalan menyimpang. Saat berjalan menyimpang dan tidak bisa melepaskan diri, kita akan menciptakan banyak karma buruk.

 

Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Buddha telah mengajarkan kita untuk sadar dari kegelapan batin dan tidak terjerumus. Setelah tersadarkan, kita akan mengetahui bahwa hati kita sangatlah dekat dengan hati Buddha. Kebijaksanaan kita dengan Buddha tiada perbedaan. Kita memiliki kebijaksanaan sama seperti Buddha. Setiap orang memiliki potensi kebijaksanaan. Semua makhluk hidup saling bergantungan, artinya segala sesuatu di dunia ini sama-sama mengalami proses perubahan.

Setelah bumi terbentuk, maka akan ada keberlangsungan di bumi ini. Segala jenis flora dan fauna pun tumbuh dan berkembang perlahan-lahan. Untuk itu, dibutuhkan empat unsur alam yang selaras agar segala jenis makhluk hidup dapat tumbuh dan berkembang. Ini semua telah dikatakan oleh Buddha sejak lebih dari 2.000 tahun yang lalu.

Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Buddha Sakyamuni mencapai pencerahan. Beliau menyadari segala kebenaran di alam semesta ini. Beliau berkata bahwa makhluk hidup sangatlah kecil bila dibanding dengan seluruh alam semesta. Bumi tempat tinggal kita juga sangatlah kecil bagaikan sebutir pasir. Terlebih lagi manusia. Lihatlah, kerusakan bumi akibat bencana mendatangkan penderitaan tak terkira bagi manusia. Karena itu, kita sungguh harus berterima kasih kepada Buddha karena telah datang ke dunia sejak lebih dari 2.000 tahun yang lalu untuk membimbing manusia. Beliau kembali ke dunia dengan berbagai cara untuk membimbing manusia. Namun, hingga kini berapa banyak dari kita yang memahami prinsip kebenaran yang diajarkan oleh Buddha? Apakah kita sungguh-sungguh memahaminya?

Orang yang memiliki kegelapan batin bagaikan mengalami mimpi buruk tanpa akhir. Pada masa sekarang ini, kita sungguh harus sadar serta bisa membedakan yang benar dan salah. Kita harus menggunakan kebijaksanaan untuk membedakannya. Terlebih lagi, sekarang adalah zaman penuh kekacauan. Karena sebersit niat, manusia menciptakan banyak penderitaan. Jadi, karena sebersit niat, waktu, dan ruang, manusia dapat menciptakan surga maupun neraka. Jadi, ini semua tergantung pada niat baik atau buruk. Untuk menciptakan surga, kita harus membedakan yang benar dan salah, berjalan di arah yang benar, senantiasa berbuat bajik untuk menolong orang yang menderita, dan memiliki empati terhadap orang lain.

Inilah kesadaran yang penuh cinta kasih. Sebersit niat buruk dapat menciptakan neraka. Jadi, pada masa sekarang ini, kita harus memiliki kebijaksanaan agung dan bersedia memikul tanggung jawab yang berat. Bagaimana cara kita memikul tanggung jawab? Kita harus memiliki rasa syukur.

Berbuat kebajikan dan berbakti adalah 2 hal yang tak bisa ditunda. Terlebih dahulu kita harus membangun fondasi hidup yang kuat. Kita harus berbuat kebajikan, berbakti, dan bersyukur kepada orang tua. Selain itu, kita juga harus menghargai kehidupan. Lihatlah, kini para Tzu Ching juga tengah mensosialisasikan pola hidup vegetarian. Menghargai kehidupan berarti tidak membunuh makhluk hidup dan tidak mengonsumsi dagingnya. Bodhisatwa sekalian, kita sungguh harus menghargai kehidupan. Demi memenuhi nafsu makan setiap orang, hewan terus diternak dengan cara yang kejam. Karena itu, kini kita harus menumbuhkan kebijaksanaan dan welas asih, serta sungguh-sungguh menyadari kebenaran.Kita harus menenangkan pikiran dan merenungkan secara mendalam untuk mengetahui arah hidup yang benar. Setelah itu, barulah kita berjalan maju dengan semangat. Inilah yang dimaksud dengan "Jing Si". Kita harus merenungkan secara mendalam untuk mengetahui arah hidup yang benar. Karena itu, kita harus saling berbagi agar setiap orang dapat berjalan di arah yang benar.

Kita harus giat dan bersemangat untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Inilah cara untuk melindungi jiwa kebijaksanaan. Jadi, kita harus merenungkannya secara mendalam. Kita harus melindungi jiwa kebijaksanaan kita sebaik mungkin. Dalam praktik mazhab Tzu Chi, kita harus memikul tanggung jawab dan membimbing orang lain agar memiliki pandangan yang benar. Intinya, kita harus menciptakan manfaat bagi semua makhluk hidup. Bodhisatwa harus melakukan tindakan bermanfaat, bertutur kata penuh cinta kasih, berdana, dan penuh kebersamaan. Saudara sekalian, kita bertanggung jawab untuk menginspirasi setiap orang di sekitar kita.(Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia)


Artikel Terkait

Raja dan Ratu Sehari

Raja dan Ratu Sehari

26 November 2009

Merasa bagaikan raja dan ratu dalam sehari. Setidaknya itulah yang dirasakan oleh Junai (52tahun), salah satu pasien bakti sosial kesehatan Tzu Chi ke-63

Tzu Chi Indonesia Terima Kunjungan Kehormatan KGPAA Mangkunegara X

Tzu Chi Indonesia Terima Kunjungan Kehormatan KGPAA Mangkunegara X

10 Mei 2024
Tzu Chi Indonesia menerima kunjungan kehormatan dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara X di Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara pada Jumat, 10 Mei 2024.
Penerima Bantuan Tzu Chi Mendapatkan NIB dari Kementrian Investasi dan BKPM

Penerima Bantuan Tzu Chi Mendapatkan NIB dari Kementrian Investasi dan BKPM

14 Desember 2023

Memperingati Hari Disabilitas 2023, Kementrian Pertahanan RI, Kementrian Investasi/BKPM, dan BPJS Ketenagakerjaan menerbitkan surat Nomor Induk Berusaha (NIB) kepada penyandang disabilitas sebagai pelaku usaha kecil.

Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -