Suara Kasih: Membentangkan Jalan

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

Bekerja Keras Demi Membentangkan Jalan

 

Tzu Chi dimulai dari misi amal dan kesehatan
Membentangkan jalan dengan penuh cinta kasih dan kerja keras
Berjalan di Jalan Bodhisatwa dengan saling mendukung dan bekerja sama
Membabarkan Dharma ke seluruh dunia

Jika Anda bertanya pada sayakapan misi kesehatan Tzu Chi dimulai, saya akan menjawab bahwa misi kesehatan Tzu Chi telah ada sejak 45 tahun yang lalu. Misi ini bermula dari kegiatan amal yang berfondasikan cinta kasih. Dengan penuh cinta kasih, Tzu Chi terus membuka jalan untuk ditapaki. Sekarang kita beradadi sebuah rumah sakit yang berbudaya humanis. Kita harus tahu bahwa sungguh tak mudah untuk menempuh perjalanan yang sulit ini. Lebih dari 1 dekade lalu, kita bekerja keras untuk memperoleh tanah ini.Lama sekali kita baru mendapatkannya. Selain mendapatkan tanahdan membangun rumah sakit ini, kita juga harus menjalin jodoh yang baik dengan lingkungan dan masyarakat sekitar. Ini merupakan perjalanan kami untuk membangun Rumah Sakit Tzu Chi ini.

Saya sungguh berterima kasih kepada semua staf rumah sakittermasuk para dokter, perawat, dan rekan-rekan di berbagai bagian.Setiap orang tergabung dalam satu tim dan itu sungguh luar biasa. Setiap orang memiliki kesatuan hati dan tekad, setiap orang memiliki hati Buddha dan misi Bodhisatwa. Karena itu, setelah 4 setengah tahun, kini kita memiliki rumah sakit yang besar.Saat itu, mengapa kita berencana untuk membangun rumah sakit yang besar ini di Taichung? Karena kita berharapdapat mencurahkan cinta kasihmelalui pelayanan medis yang berbudaya humanisdi Taichung ini dengan menghargai kehidupandan menjaga kesehatan seluruh warganya.

Saya sering berkata bahwapenderitaan manusia yang terberatadalah didera penyakit.Penyakit membawa penderitaan sangat berat.Rumah Sakit Tzu Chi adalah rumah sakit yang berbudaya humanisdan penuh cinta kasih.Tim medis tak hanya mengobati penyakit,namun juga memulihkan batindengan penuh cinta kasih.Budaya humanis merupakan keunikan dalam Rumah Sakit Tzu Chi.Melihat keadaan rumah sakit sekarang ini,saya sungguh merasa senang.Inilah buah dari kerja keras kita. Semuanya berawal dari batu bata yang pertama. Dengan adanya sebab dan kondisi,semuanya berjalan lancar hingga hari ini. Melihat hasil yang kita capai sekarang ini, kita pasti tahu betapa banyak orang yang telah berkontribusi. Entah berapa lama para seniman bangunan bekerja siang dan malam. Tak peduli siang atau malam, cuaca baik maupun buruk, mereka bekerja keras, mulai dari membangun pondasi hingga atap gedung ini. Inilah hasil jerih payah para seniman bangunan.

Lihatlah gedung yang besar ini. Kini kita memiliki tempat  untuk mengambil sampel darah dan ruang untuk mengajar para ibu menyusui. Ini adalah beberapa fasilitas baru yang didesain sedemikian rupa sehingga pasien akan merasa nyaman di dalamnya. Saya sungguh bersyukur atas semua ini. Saya senantiasa berterima kasih atas kontribusi semua orang. Saya sering berkata bahwa kita harus ingat akan sumber dari segala sesuatu. Kita sungguh harus berterima kasih kepada seluruh insan Tzu Chi atas segala sumbangsih mereka. Saat kepala rumah sakit dan para staf ikut serta dalam penyusunan conblock, para insan Tzu Chi selalu mendampingi dan membantu mereka. Para relawan mengerjakan apa saja. Di setiap Rumah Sakit Tzu Chi, kita dapat melihat para relawan yang siap berkontribusi.

Para insan Tzu Chi senantiasa mempraktikkan 3 hal ini: bersyukur, menghormati, dan mengasihi. Ini adalah bagian dari budaya kemanusiaan Tzu Chi. Tadi kepala rumah sakit berkata bahwa kita harus berjalan dengan lembut dan berdiri dengan mantap. Kita sering berkata agar setiap orang berjalan dengan lembut agar tak melukai tanah. Saya sering mengatakan hal ini. Kita harus senantiasa menghadapi hidup ini dengan hati yang lembut. Berjalanlah maju ke depan dengan langkah yang mantap dan bersyukurlah atas segala hal. Inilah yang dilakukan para insan Tzu Chi.

Syair pertobatan yang relawan tampilkan tadi sungguh menghangatkan hati. Sejak awal tahun ini saya selalu berharap setiap orang dapat ikut serta dalam penyelaman Dharma ini. Sebagai praktisi Buddhis, jika kita tak menyelami Dharma, jika hanya mendengar tanpa menyerapnya ke dalam hati, maka hal ini bagaikan aliran air yang mengalir melalui sebuah pipa dan tak meninggalkan bekas apa pun di pipa tersebut. Saya berharap air Dharma dapat senantiasa membasahi hati setiap orang sehingga batin manusia tidak kering. Sekarang ini, empat unsur alam tengah tidak selaras, hati dan pikiran manusia pun demikian. Saya berharap Dharma dapat menyelaraskan batin manusia. Hanya Dharma yang dapat menyelaraskan batin.

Dahulu guru saya memberikan 6 kata kepada saya, yakni demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Jika Dharma tak dibabarkan ke seluruh dunia, maka hati manusia tak akan dapat diselaraskan. Karena itulah, kita sangat berharap Dharma dapat dibabarkan ke seluruh dunia dan memberi manfaat bagi semua makhluk. Ajaran Buddha dapat menyelaraskan hati manusia sehingga semua orang dapat saling mendukung dan bekerja sama dengan penuh kesatuan hati. Kata “he” (bersatu) adalah gabungan dari kata “ren” (orang) dan “kou” (mulut). Kata “he”menggambarkan orang-orang yang berhimpun dengan satu suara, artinya mereka memiliki niat dan perkataan yang sama. Mengucapkan perkataan yang baik adalah budaya kemanusiaan Tzu Chi.

Ucapan yang baik bukanlah ucapan omong kosong. Ucapan seseorang dapat disebarluaskan kepada orang lain. Karenanya, kita harus mengucapkan  kata-kata yang baik, yakni kata-kata yang timbul dari hati yang murni.

Kita harus saling mendukung. Kata “he”(harmonis) adalah gabungan dari kata “he”(padi) dan “kou” (mulut). Setelah dipanen, padi dimasak menjadi makanan yang dapat memberi gizi pada tubuh kita.  Jadi, kita harus memakannya. Demikian juga halnya dengan Dharma. Dharma bagaikan makanan spiritual yang harus kita serap ke dalam hati. Saya sangat berharap ajaran Buddha dapat dipraktikkan di dunia ini. Bagaimana caranya membabarkan Dharma ke seluruh dunia ini? Guru saya berharap Dharma dapat memberi manfaat bagi dunia ini. Bagaimana cara kita membabarkan Dharma ke seluruh dunia ini? Saya berharap pada tahun ini seluruh insan Tzu Chi dapat menyerap Dharma ke dalam hati. Karena itulah, pada tahun ini kita mensosialisasikan pertobatan agar dapat menyelami Dharma.

Jika tak memiliki hati yang murni, kita tak akan dapat menyelami Dharma. Sekarang ini saya sungguh berharap semua orang dapat mempraktikkan Dharma. Sebelum bertobat, lenyapkanlah dahulu kekotoran batin kita. Seperti halnya dengan sebuah ember. Bila akan mengambil air, kita harus membersihkannya terlebih dahulu dan memeriksa apakah ia berlubang atau tidak, barulah kita dapat mengambil air bersih dengan ember tersebut. Dengan demikian, kita akan memiliki air untuk bertahan hidup dan kebijaksanaan pun bertumbuh karena adanya Dharma. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.


Artikel Terkait

Mengenalkan Tzu Chi di Perayaan Cap Go Meh Pulau Kemaro

Mengenalkan Tzu Chi di Perayaan Cap Go Meh Pulau Kemaro

06 Maret 2024

Tzu Chi Palembang berpartisipasi dalam Perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro. Kali ini relawan mengenalkan tentang Yayasan Buddha Tzu Chi dan berbagai makanan vegetarian yang sehat dan lezat.

Perhatian untuk Korban Banjir Tanjung Balai

Perhatian untuk Korban Banjir Tanjung Balai

21 Desember 2020
Akibat tingginya curah hujan di hulu Sungai Asahan dan jebolnya tanggul pengendali air di Suka Raja, Simpang Empat, Kab. Asahan menyebabkan banjir kiriman di dua kecamatan di Kota Tanjung Balai. 14.340 keluarga terkena dampak dari bencana tersebut. Relawan Tzu Chi Tebing Tinggi dan kisaran segera turun membantu warga. 
SMAT: Denintel Kembali Memberikan Celengan Bambu

SMAT: Denintel Kembali Memberikan Celengan Bambu

03 Juni 2014 Penuangan celengan ini adalah yang kedua kalinya dan para anggota Denintel Kodam termasuk salah satu yang konsisten. Pada pagi itu terkumpul sebanyak 93 celengan bambu yang hampir 80% dari celengan itu terisi penuh. Ini merupakan hasil yang baik dan tentunya tidak terlepas persepsi yang baik para anggota intel pada Tzu Chi.
Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -