Suara Kasih : Memberi Kontribusi bagi Bumi

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Memberi Kontribusi bagi  Bumi
 

Mengulurkan tangan untuk menghargai berkah dan menghargai sumber daya alam
Memanfaatkan kembali sumber daya alam agar tak terbuang sia-sia
Pendidikan yang mengakar amat diperlukan untuk menjernihkan hati dan melindungi bumi
Berusaha mengembangkan kebajikan dan memperpanjang usia sumber daya alam

 

Lahan yang luas ini sungguh indah, penuh dengan tumbuhan hijau dan rindang. Sungguh tempat yang sangat indah. Tempat dan lingkungan yang indah memerlukan orang untuk merawatnya, juga memerlukan orang untuk menciptakannya. Sungguh, jika kita dapat lebih bersungguh hati dan terus memancarkan cinta kasih, maka dengan cinta kasih ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang baik. Sebuah tempat kecil memerlukan orang untuk menatanya. Sesungguhnya, lingkungan global pun lebih membutuhkan tanggung jawab semua orang.

Kini iklim tak lagi bersahabat. Ini dapat kita lihat dalam tayangan Da Ai TV. Saya berharap kalian semua selalu menyaksikan siaran berita Da Ai TV. Dengan menyaksikan Da Ai TV, kita tahu apa yang tengah terjadi di dunia.

Lihatlah, belakangan ini betapa banyak negara yang tengah dilanda bencana. Contohnya, kita melihat di Tiongkok kabut tebal menyelimuti kota dan mengganggu jarak pandang sehingga pengemudi kendaraan mengalami kesulitan. Akibatnya, banyak kecelakaan terjadi. Salju pun mulai turun di beberapa daerah dan membuat daerah-daerah itu tertimbun salju.

Ada pula negara yang dilanda banjir. Pencemaran telah merusak keselarasan iklim. Akibatnya, beberapa daerah yang seharusnya hujan malah kekeringan bagaikan pipa saluran air yang disumbat. Sebaliknya, beberapa tempat terus diguyur hujan. Di sana langit bagai berlubang dan air hujan terus tumpah ke bumi. Curah hujan yang tidak merata ini adalah akibat dari pencemaran oleh emisi karbon.

Lalu bagaimana kita mengatasi pencemaran ini? Dunia ini begitu besar, bagaimana kita membersihkannya? Hanya ada satu cara, yaitu daur ulang. Kita harus melakukan daur ulang. Melihat begitu banyak relawan daur ulang yang sejak pagi sudah dibasahi peluh karena bersumbangsih dengan sukarela, saya sungguh bersyukur. Kehidupan harus digunakan untuk bersumbangsih, barulah ia akan menjadi lebih bermakna, kemampuan kita akan lebih bermanfaat, dan kebijaksanaan kita akan bertumbuh.

 

Tadi saya melihat banyak payung rusak yang membuat saya teringat sebuah kisah tentang seorang bhiksuni di Griya Jing Si. Suatu hari bibinya membeli sebuah payung karena sangat menyukainya. Setelah membelinya, ia merasa sayang untuk menggunakannya, dan hanya menyimpannya dalam sebuah kotak. Belasan tahun kemudian, ia ingin menggunakan payung tersebut, namun ketika payung tersebut dibuka, payung itu sudah rusak dan tak lagi berbentuk payung.

Ini menunjukkan bahwa pertama, barang dibuat untuk digunakan. Kita harus menggunakannya dengan penuh kesungguhan dan cinta kasih, barulah barang ini akan berfungsi dan bermanfaat. Jika kita menyayanginya dengan berlebihan dan hanya menyimpannya, maka lama-kelamaan ia pun tak dapat digunakan. Demikian pula manusia. Jika kita terlalu memanjakan diri sendiri, tak bersedia bersumbangsih, tak mau menggunakan tangan dan kaki, maka mungkin suatu hari tangan dan kaki ini akan kehilangan fungsinya.

Namun, di sini kalian semua bekerja dari pagi hingga siang, dari siang hingga senja, dan dari senja hingga pukul 9.00 malam. Untungnya, kalian tidak lanjut bekerja hingga subuh. Jika kalian masih melanjutkan hingga larut malam, berarti saya harus kembali bicara panjang lebar. Untungnya, kalian hanya bekerja hingga pukul 9.00.

Kalian telah memanfaatkan potensi dengan baik. Di sini kalian semua bertutur kata baik dan berbuat baik. Hati kalian akan jernih dan penuh sukacita. Tempat ini juga merupakan ladang pelatihan diri. Saya sangat berterima kasih kepada kalian yang mengembangkan berkah sekaligus kebijaksanaan. Di sini semua orang terlihat bahagia. Ketika mendengarkan suara botol-botol kaca, jika hati kita tenang, kita akan merasa suara itu bagaikan tengah melantunkan pujian dan membabarkan Dharma. Saya percaya kalian semua bahagia di sini.

Sesungguhnya, masyarakat amat konsumtif. Sesungguhnya, masyarakat amat konsumtif. Lihatlah, di sini terdapat begitu banyak botol karena banyak orang gemar minum alkohol. Sesungguhnya, bahan baku botol-botol ini juga berasal dari sumber daya alam. Sumber daya alam terus dieksploitasi, digunakan dalam proses produksi, dan akhirnya hasil produksi ini semakin banyak dan menciptakan banyak sampah.

Ketika sumber daya alam dieksploitasi, prosesnya telah menimbulkan kerusakan alam. Ditambah lagi dengan industry yang memproduksi barang, prosesnya juga menimbulkan pencemaran. Setelah diproduksi, barang akhirnya digunakan. Contohnya, botol minuman keras ini, akan langsung dibuang begitu minuman itu habis, dan ini menciptakan sampah.

Saya sering mengimbau orang untuk menghargai berkah. Apa maksudnya? Kita harus hidup rajin dan hemat serta menghargai sumber daya alam. Namun, saat memilah barang daur ulang, kita sering menemukan banyak barang yang masih dapat digunakan. Terlebih lagi, barang-barang ini tadinya sangat disukai pemiliknya. Jika tak suka, orang tak akan membelinya.

Setelah orang membeli dan memilikinya, barang itu akan semakin using dan kemudian dibuang. Barang yang dibuang akan menjadi sampah. Jadi, barang-barang daur ulang  yang kita pilah ini pernah menjadi barang kesayangan pemilikinya. Namun, kini mereka telah dibuang. Setelah dibuang, jika kita tidak memilahnya untuk didaur ulang, mereka akan menjadi sampah.

Apa yang harus dilakukan terhadap sampah? Sampah janganlah dibuang sembarangan karena akan membawa masalah dan meresahkan. Wilayah Taiwan tidaklah luas. Jika barang-barang daur ulang ini dibuang ke tempat sampah, maka dapat kita bayangkan, barang-barang di posko ini saja sudah memerlukan banyak orang untuk memilahnya.

Setelah sampah daur ulang diangkut kemari, kita memilahnya dengan teliti, lalu kembali mengangkutnya untuk dijual. Bayangkan, jumlahnya sungguh banyak. Jika tidak dipilah di sini untuk didaur ulang, barang-barang ini akan menjadi sampah. Di mana sampah-sampah ini harus dikubur?

Wilayah Taiwan sangat kecil, di mana kita dapat mengubur sampah? Jadi, jika kita dapat mendaur ulang sumber daya alam ini agar kembali menjadi bahan baku, maka sampah-sampah ini  dapat dijadikan barang baru. Lihatlah, tadi saya bertemu seorang relawan dan bertanya padanya “Bodhisatwa, berapa lama Anda sudah melakukan daur ulang?” Ia menjawab, “Dua puluh tahun.” Ia melanjutkan, “Dua puluh tahun lalu, sejak Master Chen Yen pertama kali memberi imbauan, saya mulai melakukannya.” Ia dan istrinya telah melakukan daur ulang selama dua puluh tahun. Kita hendaknya menyumbangkan sedikit kekuatan bagi semua orang dan bumi ini. Saya sungguh bersyukur.

Singkat kata, kita harus menghargai sumber daya alam. Jika kita menghargainya, maka kita dapat kembali memanfaatkannya. Jika tidak, kita hanya akan menghabiskan sumber daya alam. Ini sungguh mengkhawatirkan. Dunia ini begitu besar dan orang-orang sangat konsumtif. Sumber daya alam yang telah dihabiskan sungguh memiliki jumlah yang signifikan.

Kita hendaknya memulai pelestarian lingkungan dari kehidupan sehari-hari kita sendiri. Kita pun harus mensosialisasikan kepada orang-orang di komunitas kita agar mereka senantiasa menjaga kebersihan sampah daur ulang mereka sebelum dibawa ke posko daur ulang. Jika kita dapat melakukan ini, ini akan menjadi pendidikan yang mengakar dan cara melestarikan lingkungan yang efektif. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 

Artikel Terkait

Membangun Gizi Bersama Tzu Chi

Membangun Gizi Bersama Tzu Chi

07 Februari 2017

Dalam memperingati hari gizi, para relawan menggelar acara sarapan bersama sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai di sekolah-sekolah yang tersebar di 17 wilayah Xie Li. Sebanyak 6.599 pelajar ikut dalam perayaan Hari Gizi yang digelar pada tanggal 21-27 Januari 2017.

Beras Cinta Kasih Untuk Warga Rusun Cinta Kasih

Beras Cinta Kasih Untuk Warga Rusun Cinta Kasih

28 Oktober 2013 Di antara kegiatan pembagian beras yang Tzu Chi adakan di berbagai tempat, bisa dikatakan pembagian beras di sini berlangsung cukup sederhana dan berjalan sangat tertib.
Banjir Jakarta: Baksos Pascabanjir Jakarta

Banjir Jakarta: Baksos Pascabanjir Jakarta

01 Februari 2013 Meski banjir telah surut, bantuan yang diberikan insan Tzu Chi tidak berhenti begitu saja karena masih banyak yang dibutuhkan warga pasca banjir. Tentunya setiap bencana pasti memberikan dampak dan kerugian baik materil maupun moril sehingga insan Tzu Chi terus berusaha membantu korban.
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -