Suara Kasih: Memberi Manfaat dan Mengembangkan Kebijaksanaan
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
Judul Asli:
Menghemat air demi mengantisipasi terjadinya bencana kekeringan | |||
Melihat ketidakselarasan unsur alam, manusia sungguh harus segera berintrospeksi. Jika manusia tidak berintrospeksi dan terus menjalani hidup dengan konsumtif, maka bahaya yang didatangkan akan semakin meningkat. Beberapa hari ini, kita dapat melihat berita tentang kekurangan air di Taiwan. Karena itu, pembatasan penggunaan air di Taiwan sudah mulai diberlakukan meningkatkan kewaspadaan. Kita harus menghargai air bagaikan emas. Bodhisatwa sekalian, manusia tidak bisa hidup tanpa air. Karena itu, kita harus meningkatkan kewaspadaan dan menghargai air bagaikan emas. Jika saat ini kita memiliki air, kita tetap harus ingat penderitaan saat tak memiliki air. Jadi, kita harus bersama-sama mengantisipasi bencana kekeringan dan menjaga sumber air agak tidak mengering. Dengan demikian, risiko bencana kekeringan bisa berkurang. Jika kita terus memboroskan air tanpa batas, maka kehidupan kita kelak akan sangat mengkhawatirkan. Sejak kemarin, di Taoyuan dan Linkou, telah mulai diberlakukan pembatasan air tahap pertama dengan mengurangi tekanan air pada malam hari. Bodhisatwa sekalian, seharusnya kita tak perlu menunggu orang lain yang membantu kita mengurangi tekanan air. Kita bisa menghemat air sendiri. Kita harus memiliki kesadaran. Cinta kasih kita bisa dipupuk melalui kebiasaan hidup kita sehari-hari. Cinta kasih sungguh bisa dipupuk. Untuk melakukannya, air Dharma harus meresap ke dalam hati kita. Dengan demikian, barulah kita bisa memahami prinsip kebenaran. Kita harus mengubah pola hidup kita menjadi pola hidup yang sederhana. | |||
| |||
Berhubung sang ibu sangat mengasihinya dan khawatir dia bergaul dengan kawanan geng, sang ibu pun mengirimnya ke tempat yang jauh. Akan tetapi, di tempat yang baru, dia malah belajar hal yang lebih buruk. Dia pernah masuk keluar penjara beberapa kali. Dia merasa sulit untuk memaafkan dirinya sendiri. Berkat matangnya jalinan jodoh, dia lalu bergabung dengan Tzu Chi. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, dia mulai mengubah arah hidupnya. Semua proses perubahan itu dijalani dengan penuh kesulitan. Kemauannya untuk berubah sangat kuat meski menghadapi banyak kesulitan. Dia sendirilah yang menentukan kendalidan arah mana yang akan dituju dalam kehidupannya. Dia tersadarkan dan mengubah pola hidupnya. Kini, setiap orang memuji yang dia lakukan. Bodhisatwa sekalian, Dharma bagaikan air yang bisa membersihkan noda batin kita. Pertobatan adalah pemurnian. Setelah dia dapat memurnikan hatinya, setiap orang begitu memuji usahanya. Dia mengubah pola pikirnya dan menjadi orang yang bisa membantu sesama. Dia berbagi kisah hidupnya agar orang-orang bisa belajar dari kesalahan yang dia perbuat dahulu. Meski dahulu dia pernah melakukan kesalahan, tetapi kini dia bisa memanfaatkan sisa hidupnya untuk melakukan hal yang bermakna. Inilah manfaat dari mempelajari Dharma. Kita harus melakukannya dengan tulus. | |||
| |||
Bukankah ini seperti menghadiri pembabaran Dharma di Puncak Burung Nasar? Insan Tzu Chi yang mengikutinya dipenuhi sukacita dalam Dharma. Dengan hati yang tulus, mereka duduk dengan tegap dan menyimak dengan sungguh-sungguh. Ini adalah persembahan yang tertulus bagi saya. Bukankah ini bagaikan Puncak Burung Nasar di dalam batin? Insan Tzu Chi dari berbagai negara yang berbeda mengikuti kegiatan tersebut. Lihatlah, di Taiwan sendiri, kegiatan itu tersebar di 58 titik, sedangkan di Malaysia, kegiatan itu tersebar di 28 titik. Selain itu, insan Tzu Chi di New Jersey, Lesotho, Hong Kong, dan beberapa negara lainnya juga mengikuti kegiatan serupa. Pada tanggal 15 Maret kemarin, dengan hati yang paling tulus para insan Tzu Chi menghadiri “pembabaran Dharma di Puncak Burung Nasar”. Ketulusan mereka sungguh membuat saya merasakan kehangatan. Saya merasa mereka sungguh dekat di hati saya. Dalam kegiatan itu, setiap orang menyerap Dharma ke dalam hati dan membersihkan noda batin mereka dengan air Dharma. Dahulu kita sudah membahas Syair Pertobatan Air Samadhi. Kini kita mulai memhabas Sutra Bunga Teratai. Semoga para insan Tzu Chi bisa senantiasa mempertahankan tekad untuk mengembangkan jiwa kebijaksanaan dengan menyerap inti sari Dharma. Inti sari Dharma ini juga dapat kita transplantasikan kepada orang lain bagaikan mentransplantasikan sumsum tulang. Kita juga bisa mentransplantasikan inti sari Dharma kepada orang lain agar jiwa kebijaksanaan setiap orang bisa berkembang. Saya berharap setiap orang di dunia ini bisa mengubah pola hidupnya setelah menerima Dharma. Setiap hari, kita bisa mendengardan melihat orang-orang yang telah mengubah kehidupan mereka. Perubahan itu bisa mendatangkan keharmonisan bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan dunia. Dunia yang harmonis bagaikan Tanah Suci. Melihat setiap orang bisa menerima Dharma, saya merasa sangat terhibur dan bersyukur. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia )
| |||
Artikel Terkait
Wujud Rasa Syukur
24 Oktober 2017Minggu, 22 Oktober 2017, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Kelas Budi Pekerti Tzu Shao. Kegiatan ini mengusung tema Stop Gossip.
Nasi Bungkus Vegetarian Untuk Warga Yang Membutuhkan
09 Agustus 2021Selama 12 hari (26 Juli–7 Agustus 2021), Tzu Chi Padang telah membagikan 3.300 nasi bungkus vegetarian. Nasi bungkus ini dibagikan kepada buruh, petugas kebersihan, pemulung, ojek online serta masyarakat lainnya.
Doa dan Solidaritas untuk Warga Penyintas Erupsi Gunung Semeru
14 Desember 2021Para guru dan staf di Sekolah Tzu Chi Indonesia bersumbangsih bagi warga penyintas bencana erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.