Suara Kasih: Memperkaya Spritual

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

 

Memperkaya Spritual di Tengah Kondisi Minim

      

Memperkaya spiritual di tengah kondisi minim
Air Dharma cinta kasih dan welas asih tak akan pernah kering
Mempertahankan niat bajik untuk menolong sesama tanpa menyerah
Mempertahankan niat baik untuk memperpanjang usia sumber daya

Lirik lagu: “Lihatlah Tzu Chi begitu mengagumkan; Oh, Tzu Chi begitu mengagumkan; Batin kami penuh dengan tekad untuk membantu sesame; Oh, Tzu Chi begitu mengagumkan; Menghibur orang dengan cinta kasih universal”

Insan Tzu Chi di Lesotho sungguh mengagumkan. Bulan lalu, insan Tzu Chi Taiwan beserta suku Zulu mengadakan acara Tahun Baru Imlek di pabrik salah seorang relawan setempat. Kita dapat melihat Ci Po yang membuat lirik lagu sendiri. Dia benyanyi sendiri sekaligus mengajak orang lain untuk bernyayi bersama. Setiap orang bernyanyi penuh dengan sukacita dan penuh semangat. Kita dapat melihat banyak orang yang memakai rompi relawan. Inilah yang disebut asalkan ada niat, maka tiada yang sulit dilakukan. Inilah yang terjadi di Lesotho. Di tempat yang serba minim itu, insan Tzu Chi saling mewariskan semangat cinta kasih. Cinta kasih universal telah menjadi hutan bodhi. Meski warga setempat hidup dalam kondisi minim,namun hati mereka penuh cinta kasih dan kaya secara spiritual.

Kita bisa melihat seorang pria di Afrika Selatan yang memungut koin di jalan, lalu mendonasikannya kepada Tzu Chi. ”Kami memungut koin-koin ini di jalan. Kami memungutnya di banyak tempat. ‘Sudah berapa lama Anda melakukan ini?’ Sudah lama. Saya tak menghitungnya,” ucap pria tersebut. Dia bersumbangsih dengan penuh sukacita. Dia sungguh mengagumkan. Meskipun hidup di tengah kondisi minim, namun dia kaya secara spiritual. Dia bersumbangsih dengan sukacita dan tanpa mengharapkan pamrih. Dia adalah orang yang penuh sukacita  dan tahu untuk berpuas diri. berpikiran murni, dan penuh dengan sukacita. Kita telah mengetahui dan memahami kondisi sekelompok orang itu. Meski hidup di tengah penderitaan, namun mereka dapat bersumbangsih bagi sesama. Apakah sangat sulit bagi kita yang berada di Taiwan untuk mensosialisasikan pola hidup makan 80 persen kenyang?

Dengan makan 80 persen kenyang, maka tak ada lagi sisa makanan yang terbuang. Selain dapat menjaga kesehatan, sisa 20 persennya dapat kita gunakan untuk membantu orang lain. Membantu orang lain adalah hal yang paling membahagiakan. Kita yang berada di Taiwan sungguh memiliki kekuatan untuk membantu sesama. Lihatlah insan Tzu Chi di Afrika Selatan. Meski hidup serba kekurangan, namun mereka tetap bersedia bersumbangsih. Benih bodhi sungguh telah mengakar kuat di dalam batin mereka. Kita juga dapat melihat Relawan Sizani. Meskipun hidup kekurangan, namun dia bersedia memerhatikan lebih dari 300 anak yatim piatu. Dia mencari sebidang tanah di lereng gunung yang jauhnya sekitar 30 menit dari rumahnya ditempuh dengan berjalan kaki. Dia bercocok tanam di sana.Dia juga mengimbau orang-orang untuk membangkitkan cinta kasih dan ikut bercocok tanam guna membantu anak-anak yatim piatu.

Lihatlah, tiada hal yang tak mungkin dilakukan. Asalkan membangkitkan sebersit niat, kita pasti dapat melakukannya. Meski memiliki kekuatan yang kecil, namun asalkan bersedia bekerja keras, semut kecil pun bisa memanggul biskuit besar. Sizani merupakan teladan bagi kita. Kita juga dapat melihat insan Tzu Chi di Afrika Selatan yang mengadakan pementasan adaptasi Sutra. Meski tak mengerti bahasa Mandarin, namun mereka memahami makna dari setiap lirik lagu serta menyerapnya ke dalam hati tanpa ada hambatan.

Bodhisatwa sekalian, kita yang berada di Taiwan sungguh penuh berkah. Warga Taiwan hendaknya lebih menyelaraskan hati dan pikiran untuk bersumbangsih. Berhubung memiliki kekuatan yang lebih untuk bersumbangsih, kita harus menjadi teladan bagi dunia. Saya berharap benih cinta kasih ini  bisa tersebar lebih jauh dan luas agar ada lebih banyak orang yang merasakan kedamaian dan kebahagiaaan cinta kasih. Hal ini sangatlah penting. Jadi, kita semua harus mengembangkan welas asih, yakni turut merasakan penderitaan sesama; mengembangkan kebijaksanaan, yakni memberi kebahagiaan bagi sesama; mengembangkan cinta kasih,yakni menolong sesama dengan niat bajik tanpa menyerah.

Selain itu, kita harus senantiasa mempertahankan niat baik untuk memperpanjang usia sumber daya dan tidak menyia-nyiakan sumber daya alam. Kita harus mengembangkan welas asih, yakni turut merasakan penderitaan sesama. Kita harus menumbuhkan welas asih agung dan bersumbangsih lewat tindakan nyata bagi setiap orang di dunia. Kita harus membangkitkan cinta kasih diri sendiri dan orang lain untuk bersumbangsih bagi orang yang menderita. Saat melihat penderitaan orang lain, kita harus menumbuhkan welas asih serta perasaan senasib dan sepenanggungan. Kita harus menggunakan kebijaksanaan agung untuk membantu semua orang di dunia. Kita harus mengembangkan kebijaksanaan dalam setiap tindakan untuk memberi kebahagiaan bagi sesama. Kebahagiaan orang lain adalah kebahagiaan bagi kita.

Selain itu, kita harus mengembangkan cinta kasih, yakni menolong sesama dengan niat bajik tanpa menyerah. Jika kita bisa mengembangkan cinta kasih dan selalu mempertahankan niat bajik untuk menolong orang lain, maka kita tak akan pernah menyerah dalam menolong orang lain. Selain itu, kita juga harus  senantiasa mempertahankan niat baik untuk memperpanjang usia sumber daya dan tidak menyia-nyiakan sumber daya alam. Jika dapat senantiasa mempertahankan niat baik, maka kita bisa menghargai segala sesuatu yang kita miliki.

siaran berita yang melaporkan tentang para ilmuwan di Rusia yang menanam tanaman dengan menggunakan benih yang telah berusia lebih dari 30.000 tahun. Kini benih tersebut telah bertunas. Buddha berkata bahwa benih karma akan selalu mengikuti makhluk yang menanamnya. Benih karma selalu mengikuti  mahkluk yang menanamnya. benih selama 30.000 tahun lalu  masih dapat kembali tumbuh dan berkembang. Karena itu, kita harus menghargai  sumber daya dengan baik dan tidak menyia-nyiakan sumber daya alam. Kita harus menghargai segala sesuatu. Bukankah kita sering mensosialisasikan konsep pelestarian lingkungan? Lihatlah barang-barang ini dikumpulkan dan didaur ulang menjadi barang baru. Karena itu, janganlah kita menyia-nyiakan sumber daya alam.

Kita harus senantiasa mempertahankan niat baik untuk memperpanjang usia sumber daya dan tidak menyia-nyiakan sumber daya alam. Hal ini dapat dilakukan oleh semua orang. Mengapa kita tak melakukannya? Kita harus mensosialisasikan hal ini. Hanya manusia yang dapat membabarkan Dharma dan bukan sebaliknya. Karena itu, kita harus giat mensosialisasikan ajaran yang baik ini. Kita sungguh harus mensosialisasikan hal ini kepada setiap orang di dunia agar cinta kasih mereka bisa terbangkitkan. setiap orang bisa melakukan ini. Baiklah. Singkat kata, kita harus mengembangkan  welas asih dan kebijaksanaan secara bersamaan. Dengan lebih banyak bersumbangsih bagi sesama,kebijaksanaan kita pun akan terbangkitkan. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.

 
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Mata Air Cinta Kasih

Suara Kasih: Mata Air Cinta Kasih

06 Juni 2012 Setiap hari kita melihat berbagai penderitaan di dunia. Saya sungguh sedih melihatnya. Penderitaan seperti ini terjadi bukan hanya karena kemiskinan, penyakit, ataupun bencana. Orang yang menjalani hidup penuh kenikmatan juga bisa mengalami hal di luar dugaan yang mendatangkan penderitaan.
Suara Kasih: Mempraktikkan Usaha Benar

Suara Kasih: Mempraktikkan Usaha Benar

01 Agustus 2012 Dari kegiatan yang mereka lakukan, kita bisa melihat Tzu Ching memiliki arah dan pandangan yang benar. Dengan pandangan dan pikiran yang benar, barulah kita bisa menapaki jalan kebenaran. Jalan Bodhisatwa sangatlah lurus dan lapang. Orang yang bisa menapaki Jalan Bodhisatwa yang lurus dan penuh cinta kasih ini, bukankah merupakan Bodhisatwa dunia?
Senyum Manis Lionel

Senyum Manis Lionel

05 November 2010

Wajahnya bulat dengan hidung yang mancung dan kulit yang putih bersih. Sepasang matanya yang bening menatap dengan tajam, berusaha untuk mengenali sosok yang dilihatnya. Walau baru berumur 3 bulan, bayi laki-laki yang baru lahir tanggal 14 Juni 2010 ini sedang terbaring di atas ranjang sebuah Rumah Sakit di daerah Jakarta Barat.

Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -