Suara Kasih: Mempertahankan Niat Baik
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News Judul Asli:
Senantiasa Mempertahankan Niat Baik Tahu berpuas diri, bersyukur, dan menanam benih berkah | |||
Tanggal 13 Oktober 2001 merupakan hari yang sangat bersejarah bagi Tzu Chi. Saya masih ingat pada tanggal 11 September 2001, terjadi serangan teroris ke beberapa gedung di Amerika Serikat. Sejak saat itu, Amerika Serikat mulai menyerang Afganistan. Tragedi tersebut membawa penderitaan bagi banyak orang di dunia. Demi menginspirasi orang lain dengan cinta kasih dan membawa kedamaian bagi batin manusia, pada tanggal 13 Oktober, kita menggunakan slogan “Satu orang berbuat satu kebajikan demi menjauhkan bencana” untuk mengadakan kampanye. Pada saat itu,saya berada di RS Tzu Chi di Dalin. Pagi-pagi sekali, saya melihat para staf dari RS Tzu Chi di Dalin mulai mengadakan kampanye. Selain itu, saya juga melihat siaran langsung tentang kampanye di Griya Jing Si di Hualien. Kita dapat melihat barisan relawan yang tertib dan panjang. Dimulai dari Griya Jing Si,para relawan terus melangkah dengan tertib. Insan Tzu Chi di seluruh Taiwan turut berpartisipasi dalam kampanye ini. Pada malam tersebut, tepatnya pukul 7 malam waktu Taiwan atau pukul 7 pagi waktu Amerika Serikat, diadakan doa bersama di Taiwan dan New York yang tersambung melalui konferensi video. Walaupun terdapat perbedaan waktu, namun mereka berdoa dengan kesatuan hati. Inilah peristiwa pada tanggal 13 Oktober 2001. Saya berkata, “Kegiatan ini tak bersifat sementara, namun harus bersifat jangka panjang.” Kita harus terus mengajak orang-orang untuk berbuat kebajikan setiap hari. Kita harus mensosialisasikannya dalam jangka panjang. | |||
| |||
Saat kita membangkitkan hati yang penuh ketamakan, kebencian, dan kebodohan, maka akan melukai banyak orang. Ini semua bermula dari sebersit niat. Intinya, kita harus menjaga hati kita dengan baik dan menjalani kehidupan dengan rajin dan hemat. Kita harus hidup rajin dan menghargai segala sesuatu yang dimiliki. Bila tidak, kita akan bersikap konsumtif dan menciptakan karma buruk. Karena itu, saya sering berkata bahwa kita harus tahu berpuas diri, bersyukur, serta menanam benih berkah. Jika tahu berpuas diri dan bersyukur, kita akan lebih banyak menanam benih berkah. Dengan demikian, barulah masyarakat bisa hidup harmonis dan 4 unsur alam dapat berjalan selaras. Ini semua tergantung pada karma kolektif semua makhluk. Saat kita menanam benih karma dan jodoh yang baik, orang-orang akan aman dan tenteram. Karena itu, kita harus tahu berpuas diri dan bersyukur. Saat dalam kondisi aman, kita harus lebih banyak menanam benih berkah. Selain itu, dalam interaksi antarsesama, kita harus saling berpengertian dan berlapang dada. Dengan begitu, barulah kita dapat mengikis karma buruk. Karena itu, kita harus senantiasa menjaga hati. | |||
| |||
Semoga kita bisa menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia dan terus membangkitkan niat baik pada setiap hari dan setiap saat. Baik di rumah sakit, di komunitas, maupun di dalam keluarga, setiap hari kita harus memiliki niat baik. Kita harus senantiasa membangkitkan niat baik. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus selalu menghimpun niat baik. Selain di keluarga dan komunitas, kita juga harus membangkitkan cinta kasih setiap orang di masyarakat. Kita harus menghargai tetes demi tetes cinta kasih setiap orang bagai menghargai air. Lihatlah salah seorang anggota Komite Tzu Chi. Ia sangat aktif dan energik dalam mengikuti kegiatan Tzu Chi. Selain itu, ia juga mempraktikkan prinsip-prinsip Tzu Chi dalam kehidupan sehari-hari. Lihatlah, ia sangat menghargai air. Melihat begitu banyak negara dilanda bencana kekeringan, saya sungguh tidak tega. Di Tuvalu dan sebuah sekolah di Tiongkok juga mengalami krisis air. Baik di Australia, Asia, dan wilayah lain, krisis air sudah mulai mengancam. Lihatlah ketidakselarasan unsur air dan angin di Filipina, Meksiko, dan Thailand. Selain itu, di Spanyol terjadi letusan gunung berapi di dasar laut. Baik dasar laut, daratan, curah hujan, maupun dasar sungai, semuanya tengah mengirim sinyal darurat. Singkat kata, ini semua bergantung pada pikiran manusia. Kita harus segera menyelaraskan hati agar dapat hidup aman dan tenteram serta tidak membangkitkan niat buruk. Kampanye “Satu Orang Berbuat Satu Kebajikan” yang telah dimulai sejak 10 tahun yang lalu harus terus kita jalankan. Meski kegiatan itu telah disosialisasikan selama 10 tahun, namun kita akan tetap mempertahankannya. Saat niat baik terbangkitkan, kita harus senantiasa mempertahankannya. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.
| |||
Artikel Terkait
Peresmian Titik Green Point di Thamrin Plaza
21 November 2019Peresmian Titik Green Point di Thamrin Plaza Jalan MH. Thamrin Medan pada Jumat, 15 November 2019 diikuti 18 orang relawan Tzu Chi Medan dan 25 orang staf Thamrin Plaza.
Pelatihan Relawan Biru Putih 2015: Memikul Tanggung Jawab Menjadi Benih Tzu Chi
12 Oktober 2015 “Saat saya berkesempatan untuk bertemu dan sharing dengan Master Cheng Yen, saya bercerita bahwa di Bireuen kami belum punya kantor dan belum pernah ada kegiatan Tzu Chi. Master Cheng Yen mengangguk-angguk dan berpesan bahwa saya harus pulang dengan membawa benih Tzu Chi untuk Bireuen,” kisahnya. Pesan itu sulit hilang dari ingatan Teo Siau Pieng yang akhirnya membuatnya bertekad menciptakan Tzu Chi di Bireuen, Aceh.Melindungi Bumi Dengan Bervegetaris
12 Agustus 2016RelawanTzu Chi He Qi Utara 1 mengadakan sosialiasi Bulan Tujuh Penuh Berkah kepada warga sekitar untuk memaknai Bulan Tujuh yang sesuangguhnya. Juga ada kegaiatan pelestarian lingkungan dengan memilah sampah daurulang dan demo memasak menu vegetaris.