Suara Kasih: Mempertahankan Tekad Tanpa Memandang Usia
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
Judul Asli:
Tetap berjiwa muda meski sudah berusia lanjut | |||
Segala sesuatu bisa dicapai seiring berjalannya waktu. Kita harus memanfaatkan waktu dengan baik, janganlah membiarkannya berlalu begitu saja. Menciptakan kehidupan yang berharga adalah hal paling bermakna di dunia ini. Jika membiarkan waktu berlalu begitu saja, maka berarti kita telah menyia-nyiakan hidup. Karena itu, saya sangat berharap setiap orang dapat memanfaatkan waktu, ruang, dan hubungan antar manusia dengan sebaik mungkin. Di Taipei beberapa hari ini, Pada acara pelantikan saya bertanya kepada salah satu relawan yang dilantik, “Berapa usiamu?” Dia menjawab, “Saya berusia 88 tahun.” Dia dilantik menjadi anggota komite saat berusia 88 tahun. Saya sungguh kagum padanya. Saat melihatnya, saya merasa bahwa kehidupannya sungguh bermakna. Setiap hari, dia melewati hari-hari dengan penuh makna. Tadi pagi, saat akan beranjak keluar, ada sekelompok anak-anak yang mengadakan pementasan dengan lagu “Jalankan Ikrar”. Tekad tak tergoyahkan, jalan! Hingga masa tak terhingga, maju! Tekad tak tergoyahkan, aku! Di antara gerombolan anak-anak itu, ada seorang gadis kecil yang membuat saya tersentuh. Dia berusia empat tahun. Salah seorang relawan memberi tahu saya bahwa gadis kecil itu sangat bijaksana. Suatu hari, karena mengalami kejadian yang tidak menyenangkan, ibunya terus menangis. Gadis kecil yang berusia empat tahun itu berkata kepada ibunya, “Ibu, jangan terlalu sedih.” “Mahabhiksu Jian Zhen juga mengalami lima kali kegagalan, baru berhasil satu kali.” “Ibu, jangan terlalu sedih.” “Ibu, saya akan membawa pementasan untuk Ibu.” Dia lalu memperagakan lagu “Jalankan Ikrar” untuk ibunya. Kita juga melihat kisah seorang pasien yang bertemu sang penyelamat di dalam hidupnya. ”Saya bertemu dengan empat orang penyelamat. Orang pertama adalah istri saya, dan orang kedua adalah dr. Su Wan-fu. Istri saya sudah batuk selama hampir satu tahun tidak sembuh-sembuh. Setelah mendapat rekomendasi dari seorang dokter, saya datang ke RS Tzu Chi Taipei mencari dr. Su. Kemudian dr. Su berkata,“Tak apa-apa, saya akan mengobati kalian. Saya menemukan bahwa dia menderita kelumpuhan pita suara. Jadi, saya berinisiatif memberikan pengobatan yang sesuai untuknya.” | |||
| |||
Saya merasa sangat terkesan, kagum, juga merasa sangat tidak tega. Ini karena banyak di antara kalian yang selalu kerja lembur hingga malam hari, bahkan ada yang beberapa hari tidak pulang ke rumah. Melihat kesungguhan hati dan dedikasi kalian dan begitu mengasihi keluarga besar ini, dalam menjaga keluarga besar rumah sakit ini, saya sangat berterima kasih. Rumah Sakit Tzu Chi Taipei mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 2005. Saat upacara peresmian pada tanggal 8 Mei, insan Tzu Chi dari berbagai negara kembali untuk memberikan doa mereka. Rumah Sakit Tzu Chi Taipei sungguh mendapat cinta kasih dan dukungan dari insan Tzu Chi di Taiwan dan seluruh dunia. Misi kesehatan dan misi amal Tzu Chi selalu bekerja sama dengan baik harus dijalankan secara bersamaan. Kita juga mengumpulkan pakaian bekas untuk dikirimkan ke Yordania. Pengungsi asal Suriah di Yordania sangat membutuhkan bantuan dari kita. Saat ini, lebih dari 200.000 warga Suriah mengungsi ke Yordania. Pada pertengahan Oktober lalu, kita memilah pakaian musim dingin bagi mereka. Kita juga memilah baju berdasarkan ukuran, musim, dan lain-lain. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya. Saat itu, kepala rumah sakit, wakil kepala rumah sakit, para profesor, dokter, perawat, dan seluruh staf RS turut memilah pakaian. Tujuh peti kemas pakaian itu telah tiba di Yordania. Usai pembagian bantuan musim dingin pada bulan Desember lalu, kini insan Tzu Chi Yordania akan terjun ke tempat pengungsian demi membagikan pakaian-pakaian yang telah kalian pilah dengan penuh cinta kasih. Beberapa hari ini, barang bantuan yang kita siapkan akan sampai di tangan para pengungsi dan memberi kehangatan bagi mereka. Saya sungguh berterima kasih. | |||
| |||
Kita juga melihat tayangan tentang bencana banjir di Australia tahun 2012 lalu. Bencana saat itu sangat besar dan parah. Insan Tzu Chi menghabiskan waktu yang panjang untuk memberikan bantuan di sana. Wali kota Ipswich juga sangat berterima kasih kepada Tzu Chi. Dia tahu bahwa kekuatan cinta kasih ini merupakan semangat yang berasal dari Taiwan. Karena itu, saat berkunjung ke Taiwan, dia mampir dahulu ke RS Tzu Chi Hualien dan salah seorang insan Tzu Chi memberikan dua celengan bambu kepadanya. Karenanya, dia membawa dua celengan bambu yang kosong dan mulai menggalang dana di setiap gerbong kereta api. “Terima kasih.” Saat tiba di Hualien, dia mendonasikan dua celengan bambu itu kepada Tzu Chi. Dia juga berikrar bahwa setelah kembali ke Australia, dia akan bergabung dengan Tzu Chi dan membimbing para warganya untuk lebih memahami Tzu Chi. Dia telah membuat janji dengan insan Tzu Chi Australia untuk bersama-sama menyebarkan semangat dan cinta kasih Tzu Chi ke seluruh Australia. Tahun yang baru telah dimulai. Kita harus mengantar tahun lalu dengan hati penuh syukur karena kita telah melewati tahun lalu dengan aman, tenteram, dan sehat. Kini kita telah memasuki tahun yang baru. Semoga tahun yang baru ini bisa penuh dengan berkah dan kebijaksanaan. Kita harus berdoa bagi dunia, berdoa bagi Taiwan, dan berdoa bagi seluruh RS Tzu Chi. Kita harus mawas diri dan berhati tulus, serta berdoa setiap hari. Terima kasih. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou ) | |||
Artikel Terkait
“Cepat Sembuh Adonâ€
30 November 2011 Saat kelahirannya sang ibu menyambut gembira kehadiran Adon. Namun saat mengetahui hal tersebut, ia pun cemas dan gelisah karena takut dan tak tega melihat buah hatinya merasa sakit terus menerus. Saat itu mereka tak memiliki biaya untuk berobat.Sehari Menjelang Pementasan
28 Januari 2011Berbagi Berkah dengan Donor Darah
21 April 2022Momentum bulan puasa digunakan Tzu Chi Cabang Sinar Mas untuk berbagi cinta kasih melalui kegiatan donor darah. Kegiatan ini juga untuk menyemarakkan #100thPakEka #pantangmenyerah dalam rangka mengenang Pendiri Sinar Mas, Bapak Eka Tjipta Widjaja.