Suara Kasih: Mempraktikkan Empat Sifat Luhur

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

  Giat Mempraktikkan Empat Sifat Luhur dan Enam Paramita

 

Pada masa penuh bencana ini, Tzu Chi memanfaatkan kesempatan untuk mengadakan persamuhan Dharma. Pemutaran roda Dharma dapat menumbuhkan kebijaksanaan kita. Di Sri Lanka, setiap hari relawan menonton Ceramah Master Cheng Yen. Mereka belajar banyak cara untuk menyadarkan diri sendiri dan menghindarkan diri dari perbuatan buruk.

Saya sungguh berterima kasih kepada para insan Tzu Chi dari luar negeri. Mereka kembali ke Taiwan untuk mengikuti pelatihan 4 in 1 sekaligus menyaksikan pementasan Sutra pada tanggal 7 Agustus lalu. Hampir 900 relawan dari 5 negara kembali ke Taiwan. Meski berasal dari negara yang berbeda, namun mereka sangat tertib. Selain itu, mereka juga ikut menyanyikan lirik dengan suara yang lantang. Kita yang berada di Taiwan telah berlatih selama 6 bulan baru dapat menyanyikan keseluruhan lagunya, tetapi mereka yang berasal dari luar negeri juga dapat ikut bernyanyi dengan suara yang lantang. Dari sini kita dapat melihat kesungguhan hati mereka.

Syair Pertobatan Air Samadhi bagaikan aliran jernih yang mengalir ke seluruh dunia. Setiap orang telah menyerapnya ke dalam hati. Pementasan drama musikal tersebut telah membawa sukacita bagi banyak orang. Setelah menghadiri pementasan tersebut, mereka segera kembali ke Hualien. Pada tanggal 8 Agustus lalu, mereka mulai mengikuti kelas pelatihan. Mereka sungguh giat dan bersemangat. Selain insan Tzu Chi Taiwan, para relawan dari luar negeri juga sangat giat dan bersemangat.

Kita harus memusatkan pikiran, pantang mundur dan mencari arah hidup yang benar.Setelah menemukan arah hidup yang benar,kita harus terus melangkah maju. Dalam enam alam kehidupan, tidaklah mudah untuk terlahir sebagai manusia. Kini kita sudah terlahir sebagai manusia, kita harus bersyukur karena memiliki kesempatan untuk mendengar Dharma. Buddha mengajarkan kita tentang Empat Sifat Luhur dan Enam Paramita. Meski namanya sangat sederhana, namun mereka mengandung semangat inti ajaran Buddha.

 

Empat Sifat Luhur meliputi cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Selain Empat Sifat Luhur, kita juga harus mempraktikkan Enam Paramita. Bodhisatwa sekalian, kita sudah sering membahas tentang ini. Meski terdengar sangat mudah, namun tidaklah mudah untuk mempraktikkannya. Ini semua tergantung pada niat kita.

 

 

Setiap hari kita harus berdoa dengan tulus semoga dunia bebas dari bencana dan setiap orang dapat hidup tenteram. Inilah cinta kasih. Kita harus mempraktikkan cinta kasih tanpa batas karena makhluk hidup memiliki noda batin yang tanpa batas. Demi melenyapkan noda batin semua makhluk dan membawa mereka kembali pada kehidupan yang bahagia dan tenteram, kita harus mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin tanpa batas. Namun, ini semua tak terlepas dari Enam Paramita.

Enam Paramita bertujuan untuk menyeberangkan semua makhluk yang hidup di pantai penderitaan menuju pantai kebahagiaan. Namun, di antara 2 pantai tersebut terbentang laut yang bergelombang besar. Gelombang tersebut bagaikan nafsu keinginan yang membangkitkan ketamakan, kebencian, kesombongan, dan keraguan. Gelombang laut ini sangat besar. Untuk menyeberangi laut tersebut bukanlah hal yang mudah.

Karena itu, kita harus mempraktikkan Enam Paramita yang meliputi dana, disiplin moral, kesabaran, semangat, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Praktik Enam Paramita tak terlepas dari sebersit niat. Tanpa membedakan keyakinan,ras, dan kewarganegaraan, kita harus memerhatikan setiap orang dengan hati penuh ketulusan. 

 

Untuk memiliki hati yang tulus,kita harus bervegetarian dan bertobat secara mendalam. Belakangan ini, saya terus mengingatkan kalian tentang hal ini. Pementasan adaptasi Sutra di Kaoshiung telah menginspirasi hampir 65.000 orang untuk membangkitkan hati murni tanpa noda. Hal ini sungguh tidak mudah. Saya ingin berterima kasih kepada 65.000 orang tersebut.

Pada saat persamuhan Dharma, hati setiap orang menyatu dengan hati Buddha, membuat orang tersentuh melihatnya. Saya sungguh memuji insan Tzu Chi di Kaohsiung. Kali ini, mereka sungguh giat dan bersemangat dalam menyelami Dharma dan saling bekerja sama dengan penuh keharmonisan. Hal ini karena mereka memiliki hati Buddha dan mempraktikkan Dharma. Selain berpartisipasi dalam pementasan, mereka juga membantu membersihkan lokasi acara dan kamar kecil. Mereka adalah Bodhisatwa yang tak hanya menjaga kemurnian hati, namun juga menjaga kebersihan lingkungan. Lihatlah, mereka menjaga hati dan lingkungan dengan baik. Saya sungguh mengagumi mereka.

Pada tanggal 7 Agustus lalu, Kaohsiung diguyur hujan sesuai dengan perkiraan Badan Meteorologi. Insan Tzu Chi sangat perhatian. Karena khawatir relawan yang datang dengan bus akan terguyur hujan, para anggota Tzu Cheng segera membuat tenda. Melihat mereka saling mengasihi, saya sungguh merasa tersentuh. Sekelompok relawan yang melihat para anggota Tzu Cheng dibasahi peluh karena membuat tenda segera menyeduh kopi dan menghidangkannya agar para anggota Tzu Cheng dapat merasa hangat.

Mereka sungguh saling mengasihi. Cinta kasih mereka yang terus berkesinambungan sungguh menampilkan cinta kasih universal. Insan Tzu Chi saling mengasihi dan memerhatikan dengan cinta kasih universal yang tanpa pamrih. Saya sungguh tersentuh melihatnya. Inilah persembahan terbaik untuk saya. Meski saya tidak pergi ke sana, namun segala yang saya lihat dan dengar telah membuat saya dipenuhi sukacita. Saya sungguh merasa senang. Persamuhan Dharma yang berikutnya akan diadakan di Taipei. Saya yakin persamuhan Dharma di Taipei pada minggu ini akan sama baiknya di Kaohsiung. Semoga kita dapat melihat lebih banyak kisah yang menyentuh.


Artikel Terkait

Menyelami Makna Sutra Budi Luhur Orang Tua yang Sulit Dibalas

Menyelami Makna Sutra Budi Luhur Orang Tua yang Sulit Dibalas

26 Mei 2015 Pementasan yang diadaptasi dari Sutra Bakti Seorang Anak yang diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah di Jakarta dan Tangerang tentu tidak mudah untuk mengkoordinir mereka, sehingga selama proses latihan diserahkan kepada komunitas Tzu Ching di masing-masing wilayah.
Kasih untuk Kakek Munadi

Kasih untuk Kakek Munadi

21 Agustus 2009 Penderita stroke ini rata-rata sudah berusia lanjut dan mengalami kesulitan berjalan akibat lumpuh, seperti yang dialami oleh Munadi. Pria sebatang kara yang berusia 60 tahun ini sudah sekitar 5 tahun mengalami kelumpuhan akibat serangan stroke. Pria ini hidup sendirian di sebuah gubuk sederhana di pinggiran sebuah kebun di kawasan Karangrejo Sawah, Surabaya.
Peringatan 49 Tahun Tzu Chi

Peringatan 49 Tahun Tzu Chi

13 Mei 2015 Kebaktian ini sendiri merupakan pelimpahan jasa dari rasa terima kasih kepada para donatur yang telah membantu Master Cheng Yen dalam mendirikan Tzu Chi.
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -